Berita Nasional Terpercaya

Hartono Bersaudara Kembali Menduduki Peringkat Pertama Orang Terkaya di Indonesia

0

HarianBernas.com–Indonesia kembali menarik perhatian dunia saat Majalah Forbes merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Pasalnya, yang menduduki peringkat pertama orang terkaya di Indonesia juga menduduki peringkat ke 141 orang terkaya di dunia.

Berikut ini adalah perjalanan bisnis dua bersaudara, R. Budi Hartono dan Michael Hartono yang berhasil membangun kerajaan bisnisnya di Indonesia.

Baca juga: Begini 3 Cara Membeli Saham Bagi Pemula dengan Mudah

Kedua kakak beradik Budi Hartono dan sang kakak Michael Hartono kembali menduduki peringkat pertama daftar orang terkaya di Indonesia.

Keluarga Hartono mempunyai sejarah yang cukup panjang sebelum berhasil berkali-kali kekayaanya tercatat sebagai salah satu kekayaan paling besar di Indonesia.

Bermula dari sang ayah, Oei Wie Gwan yang pada tahun 1950 mengakuisisi perusahaan rokok yang hampir bangkrut. Nama perusahaan rokok tersebut adalah Djarum Gramophon yang oleh Mr. Oei Wie Gwan diubah menjadi Djarum. Rokok kretek dengan merek Djarum tersebut ternyata sukses di pasaran.

Pada tahun 1963 perusahaan Djarum sempat mengalami masa-masa sulit setelah kebakaran hebat hampir memusnahkan seluruh pabriknya. Budi Hartono dan kakanya Michael Hartono menerima warisan perusahaan Djarum dari ayahnya di saat kebakaran belum lama terjadi. Tentu saja saat itu kondisi perusahaan tidak stabil.

Baca juga: Mengenal Trading Saham dan Cara Jitu Jadi Trader Handal

Namun, tak mau terlalu lama terpuruk, musibah tersebut justru dijadikan momentum untuk bangkit kembali dan memodernisasi peralatan di pabriknya. Hartono bersaudara tersebut bia menumbuhkan Perusahaan Djarum menjadi perusahaan raksasa hingga saat ini.

Djarum pertama kali melebarkan sayapnya dengan melakukan ekspor ke luar negeri pada tahun 1972. Djarum juga memasarkan Djarum Filter, rokok kretek pertama yang diproduksi dengan mesin. Kemudian, pada tahun 1981 Djarum Super diperkenalkan.

Produksi Djarum bisa mencapai 48 milyar batang per tahun atau ini setara dengan 20% dari total produksi nasional. Negara yang menjadi pangsa besar rokok Djarum adalah Amerika Serikat. Meskipun, pada tahun 2009 rokok kretek termasuk Djarum dilarang di Amerika karena diluncurkan cerutu premium.

Baca juga: Inilah Jam Buka Bursa Saham di Indonesia

Semula hanya perusahaan rokok, seiring dengan pertumbuhannya perusahaan ini menjelma menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di banyak sektor. Antara lain, sektor perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Imperium Bisnis yang dilakukan Group Djarum ini dilakukan sejak awal tahun 1951.

Di sektor perbankan, pada tahun 2008 Hartono bersaudara di bawah bendera Group Djarum menjadi pemegang saham utama di PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Mereka menguasai 51% saham dan berdasarkan data pada akhir tahun 2011, nilai aset BCA adalah sebesar Rp 380,927 Triliun (tiga ratus delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh rupiah).

Di tahun yang sama, Group Djarum juga menyelesaikan proyek di bidang properti terbesar saat itu yaitu mega proyek  Grand Indonesia. Dengan total investasi sebesar 1,3 triliun rupiah, royek ini dimulai sejak tahun 2004. Proyek ini mencakup renovasi hotel, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran dan apartemen 57 lantai. Hotel yang direnovasi saat itu adalah Hotel Indonesia yang terkenal di ibu kota.

Baca juga: 7 Cara Main Saham Bagi Investor Pemula dengan Mudah

Proyek Grand Indonesia dan kepemilikan saham BCA sebesar 51% tersebut seolah menjadi bukti eksistensi imperium bisnis Group Djarum dengan adanya gedung pencakar langit di kompleks Grand Indonesia yang diberi nama Menara BCA.

BCA menjadi penyewa utama di gedung tersebut sejak 2007 hingga tahun 2035 nanti. Dengan demikian, kekuasaan Djarum di kancah bisnis Indonesia terbukti dengan berhasil menggabungkan lingkungan operasional dua raksasa bisnis Indonesia di pusat ibu kota, yaitu perbankan dan properti.

Yang pasti, bermula dari perusahaan rokok, Djarum telah berhasil mengantarkan pria berusia 75 tahun itu menjadi salah satu pengusaha rokok terbesar di Indonesia. Total kekayaan Budi Hartono adalah sebesar 8,3 miliar dolar AS atau setara dengan 110 triliun rupiah.

Michael Hartono, yang berusia setahun lebih tua dari Budi memiliki total kekayaan sebesar 8,1 miliar dolar AS atau setara dengan 107,38 triliun rupiah. Budi menduduki peringkat ke 141 orang terkaya dunia sedangkan Michael ada di peringkat 146 orang terkaya dunia.

Baca juga: Inilah Bedanya Karakteristik Obligasi dan Saham

Leave A Reply

Your email address will not be published.