Berita Nasional Terpercaya

Aksi Diam Peringati 21 Tahun Kasus Kematian Udin

0

Bernas.id – Bertepatan dengan peringatan kasus kematian Wartawan Harian Bernas Jogja, yaitu Fuad Muhammad Syafruddin atau yang biasa dikenal Udin, pada Rabu (16/08), sejumlah masyarakat dan jurnalis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Untuk Udin (K@MU) menyelenggarakan aksi diam 16an dan teatrikal di depan Gedung Agung Yogyakarta.

Koalisi Masyarakat Untuk Udin (K@MU) yang dibentuk di Yogyakarta 15 tahun lalu (tepatnya 2002), tahun ini kembali memperingati kematian kasus Udin yang sudah memasuki tahun ke-21 dan juga dibarengkan dengan peringatan 127 hari kasus penyiraman air keras yang dialami oleh Novel Baswedan. K@MU meyakini bahwa perjuangan melawan lupa atas kasus Udin dan kasus Novel juga kasus-kasus dark number yang lain seperti kasus Munir, Marsinah dan yang lainnya adalah suatu perjuangan konstitusional menegakkan kemanusiaan dan keadilan.

?Kalau kasus impunitas tidak pernah diungkap dan ditangkap pelakunya, ini akan selalu jadi persoalan yang serius bagi bangsa ini, Indonesia juga tidak akan maju jika tersangka ini masih tidak ditangkap,? ujar Bambang Muryanto, dari Aliansi Jurnalis Independent yang mengikuti aksi.

Dalam peringatan 21 tahun kasus kematian Udin, selain membawa spanduk yang bertuliskan ?Presiden Joko Widodo Segera Bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)? yang dimana menuntut untuk mengungkap kasus Udin dan Novel. Kali ini K@MU juga menyerukan dua hal,  yang pertama adalah mereka berpendapat bahwa Negara telah kalah dengan aparat yang terlibat, sehingga berdampak Negara gagal menuntaskan kasus Udin yang menurut mereka sangat mngkin akan terjadi juga pada kasus yang dialami oleh Novel Baswedan.

Lalu, yang kedua mereka meminta Pemerintahan Jokowi-JK agar membumikan Pancasila dengan segera menuntaskan kasus Udin, Novel, dan berbagai kasus dark number lainnya. Menurut mereka, lantangnya elit politik dan aparat negara dalam meneriakkan Saya Pancasila mestinya juga diikuti dengan lantangnya elit politik dan aparat Negara menuntaskan kasus Udin yang nyata-nyata pelanggaran sila ?Kemanusisaan yang Adil dan Beradab? dan ?Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia?, kecuali kalau lantangnya teriak Pancasila sekedar retorika politik jelang Pilpres 2019 yang tidak bermakna apa-apa bagi pengungkapan kasus Udin, Novel, Munir, Marsinah dan lainnya.

Seorang Jurnalis Senior juga aktivis K@MU yang mengikuti aksi, yaitu Muhammad Farid berpendapat bahwa dengan belum dituntaskannya kasus Udin, membuktikan bahwa Pancasila belum terwujud. ?Dengan masih belum dituntaskannya kasus ini, membuktikan bahwa Pancasila saat ini belum terwujud,? imbuhnya.

Beliau juga berharap kasus Udin ini dapat dibawa ke ranah Internasional. ?bagus jika kasus ini bisa diangkat ke ranah internasional, karena yang kita lawan ini adalah keburukan dan kejahatan, ?tambahnya.

Veronica, yang juga salah satu aktivis K@MU berpendapat, aksi ini adalah salah satu bukti bahwa mereka melawan arus, di mana saat ini banyak dari lain pihak yang mulai melupakan kasus kematian Udin. ?Kita ini melawan arus, karena tidak banyak orang yang mengikuti arus kita, dan ini memerlukan perjuangan yang setia,? paparnya.

Sebelumnya, pada hari yang sama K@MU juga berziarah ke makam Udin dan selanjutnya mereka juga akan mengadakan diskusi penuntasan kasus Udin, nobar film Udin, pentas musik serta baca puisi di FISIP UAJY Babarsari yang rencananya akan diadakan pada Sabtu 26 Agustus pukul 09.00-12.00 WIB.

Perlu diketahui, Fuad Muhammad Syafruddin atau akrab dipanggil Udin adalah wartawan Harian Bernas Jogja yang pada Selasa malam, pukul 22.30 WIB, 13 Agustus 1996, dianiaya pria tak dikenal di depan rumah kontrakannya di dusun Gelangan Samalo, Jl Parangtritis, Km.13 Yogyakarta. Sejak malam penganiayaan itu, Udin terus berada dalam keadaan koma dan dirawat di RS. Bethesda, Yogyakarta. Namun, dikarenakan parahnya sakit yang diderita akibat pukulan batang besi di bagian kepala, akhirnya Udin meninggal dunia pada Jum?at, 16 Agustus 1996 pukul 16.50 WIB.

Sebelum kejadian, Udin kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah Orde Baru dan militer. Ia menjadi wartawan di Bernas sejak 1986. Dan sampai saat ini, misteri kasus kematian Udin masih belum terungkap dan para pelaku dibalik kejadian itu diperkirakan masih bebas berkeliaran hingga saat ini.

Leave A Reply

Your email address will not be published.