Berita Nasional Terpercaya

Biasakan Mempelajari Hal yang Berguna bagi Hidup

0

Bernas.Id – Nugroho Nusantoro pada akhir tahun 2009 mengundurkan diri dari posisinya sebagai seorang Learning and Development Manager pada satu hotel bintang lima internasional. Sejak saat itu, ia menekuni profesi baru sebagai seorang Professional Trainer, utamanya pada bidang Customer Service Excellence dan pengembangan kepemimpinan. ?Bekerja seharian penuh di belakang meja adalah satu hal yang cukup menyiksa bagi saya. Mungkin itu yang menyebabkan saya lebih memilih karir sebagai pengajar sejak lepas dari bangku kuliah di Fakultas Teknik Jurusan Teknik dan Manajemen Industri di Universitas 17 Agustus Surabaya. Jalur yang agak beda saya tempuh ketika menjadi seorang salesman bagi satu perusahaan keuangan, sebelum akhirnya kembali lagi pada jalur mengajar hingga menjadi seorang trainer di sebuah hotel berjaringan. Berdiri di depan ruang kelas sepertinya merupakan panggilan jiwa dan bukan kebetulan karena mendiang Ibunda saya adalah seorang guru,? ungkapnya ke Bernas.

Untuk pengalaman unik di pekerjaan, ia menceritakan tentang kliennya yang tidak tahu bahwa domisilinya di Surabaya. ?Saya berdomisili di Surabaya, tapi sangat jarang bekerja di kota ini. Hampir 100% perusahaan yang menjadi klien saya berada di luar Surabaya, terutama di Jakarta dan sekitarnya. Suatu ketika saya mendapat klien satu perusahaan di Surabaya dan sang pemilik perusahaan menelepon, ?Pak Nugroho untuk tiket pesawat dan hotel kami yang mengaturkan atau Pak Nugroho sendiri yang mencari?? Klien tersebut tidak tahu bahwa saya berdomisili di Surabaya dan ketika menuju perusahaan mereka, saya akan berangkat dari rumah saya dan tentu saja tidak memerlukan pesawat ataupun hotel. Sewaktu bertemu dengan klien tersebut pun masih sulit bagi sang pemilik perusahaan untuk mempercayai bahwa saya tinggal di Surabaya,? tuturnya.

Dikatakannya, seorang trainer adalah pengajar. Perbedaan antara guru dan trainer ada pada cara menyampaikan materi karena yang dihadapi oleh seorang trainer adalah orang-orang yang mapan dari segi usia. Baginya, berkaitan dengan kebiasaan baik, ia sangat meyakini bahwa belajar itu tidak mengenal usia dan tidak mengenal batasan ruang. Meluangkan waktu untuk mempelajari hal-hal yang berguna bagi hidup kita merupakan kebiasaan yang harus ditumbuhkan. Membaca, mengikuti seminar, mengambil kelas-kelas khusus, berdiskusi dengan orang lain, dan lain sebagainya dalah hal-hal yang bisa kita tempuh untuk belajar. ?Tidak ada yang berat bagi saya menjalankan profesi ini karena memang saya terpanggil untuk mengajar. Selain itu ada dorongan khusus yaitu keinginan saya untuk sebisa mungkin berkontribusi dalam perbaikan kualitas manusia Indonesia agar bangsa ini suatu saat bisa bangkit dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi,? imbuhnya.

Untuk permasalahan yang paling sering dihadapi dalam pekerjaannya, ia menyebut soal menyelaraskan aspirasi karyawan dan perusahaan. ?Menyelaraskan aspirasi karyawan dan keinginan perusahaan sering kali menjadi hal yang cukup menantang bagi seorang trainer. Standar yang dipahami oleh karyawan dan yang dikehendaki oleh perusahaan seringkali berbeda sehingga produktifitas yang diinginkan kurang optimal. Dalam banyak kasus trainer sebaiknya merujuk pada dokumen visi dan misi perusahaan. Dari sana seorang trainer yang cakap akan mampu mengambil strategi-strategi praktis untuk menyelaraskan asumsi kedua pemangku kepentingan ini. Bila itu tercapai, biasanya proses pelatihan akan menjadi proses transformasi kinerja yang efektif,? terangnya.

Diungkapkannya tantangan pekerjaannya ke depan, saat ini angkatan kerja sedang beralih ke generasi-generasi yang lebih muda. Gen Y telah terlebih dahulu berbaur dengan generasi-generasi sebelumnya dan sedang disusul oleh Gen Z. Tentu saja mereka memiliki kecenderungan-kecenderungan yang berbeda dari Gen X ataupun yang sebelumnya. Untuk itu, para trainer dituntut untuk memahami kebutuhan dan keinginan mereka sehingga bisa lebih efektif pada saat mengajarkan hal-hal baru pada mereka. Pikiran yang terbuka dan kemauan untuk belajar lagi sangat dituntut bagi setiap trainer agar mampu menghadapi perubahan angkatan kerja ini. Baginya, bidang pekerjaan yang geluti ini penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat. ?Belajar mengajar tentu saja bukan bidang yang baru. Bahkan di tingkat-tingkat RT di masyarakat kita sangat lazim kita temui penyuluhan-penyuluhan yang sebenarnya merupakan bentuk dari satu proses belajar mengajar. Di sisi lain, kita juga perlu jujur melihat bahwa masih sangat sedikit penyuluhan atau pelatihan-pelatihan yang efektif bisa mendorong perubahan di tengah masyarakat kita. Ini sebenarnya adalah kesempatan bagi para trainer untuk mampu mengajarkan pada masyarakat, terutama kepada mereka yang sering memberikan peyuluhan-penyuluhan, tentang bagaimana proses mendesain dan menyampaikan suatu materi itu dilakukan,? bebernya.

Ia pun membagikan inspirasi dan sarannya kepada orang lain yang membaca kisahnya ini. ?Kesuksesan itu hal yang sangat abstrak, hampir sama abstraknya dengan cinta. Kita tak perlu mengambil definisi sukses orang lain untuk kita jadikan keharusan bagi kita. Tentukan sendiri batas-batas sukses yang kita inginkan. Bagi saya kesuksesan itu sebenarnya hanya masalah rasa. Sukses adalah ketika saya merasa terpenuhi karena dekat dengan Allah Sang Maha Pencipta dan mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat sebagai ketundukan saya pada-Nya. Untuk saran, sebagai pengusaha saya pernah sangat berjaya, pernah biasa-biasa saja, dan pernah mengalami krisis hebat, sebagai trainer saya juga mengalami segala macam situasi naik turun. Itu semua hanya perjalanan. Bila saat ini kita susah, besok kita masih bisa senang dan sebaliknya. Jika saat ini kita ada dalam kesempitan, esok hari kita masih bisa mendapati keberlimpahan dan sebaliknya. Masalah dan solusi datang bergantian dalam hidup ini. Semua ini biasa saja. Inilah kehidupan; semua sementara dan berubah-ubah. Meyakini ke-Maha Pengaturan Allah adalah kunci menjalani semua. Tanpa keyakinan tersebut kita akan sering mengalami kelelahan dan frustasi,? paparnya.

Untuk pencapaian yang paling membanggakan, pengagum sosok Nabi Muhammad ini menceritakan tentang sekolah bahasa dan kepemimpinan yang didirikannya dengan rekannya. ?Di sekolah bahasa dan kepemimpinan yang saya dirikan bersama rekan, saya melihat bagaimana anak-anak yang polos tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang percaya diri. Saya juga melihat para pergantian-pergantian tim pengajar yang semua itu terjadi setelah tim terdahulu berkembang menjadi sosok-sosok yang lebih matang dan lebih baik. Mereka kemudian digantikan oleh sosok-sosok yang lebih muda yang siap mengikuti jejak keberhasilan mereka. Untuk impian terbesar ke depan, melihat generasi Indonesia yang siap memimpin dan saya akan berusaha sekuat tenaga berkontribusi di dalamnya,? pungkasnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.