Berita Nasional Terpercaya

Konsep Jihad Masuk Kurikulum, Orangtua Siswa di Turki Khawatir

0

Bernas.id – Konsep jihad resmi masuk ke kurikulum pendidikan di Turki seiring dengan pemberlakuan tahun ajaran baru 2017-2018 yang dimulai pada awal pekan ini.

Keputusan untuk memasukkan jihad ke kurikulum diputuskan oleh pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Juli lalu, dengan pertimbangan pemerintah “ingin meluruskan makna jihad yang telah mengalami pergeseran”.

Menteri Pendidikan Turki Ismet Yilmaz kepada para wartawan saat mengumumkan konten kurikulum yang baru menerangkan, jihad didefinisikan sebagai “perang agama” oleh kamus Institut Bahasa Turki. Yilmaz mengatakan bahwa konsep tersebut harus diperkenalkan sebagai bagian dari Islam dalam konteks “mencintai sebuah negara”.

“Jihad adalah elemen dalam agama kita. Tugas kita adalah mengajarkan setiap konsep dengan sepatutnya dan memperbaiki hal-hal yang salah,” katanya seperti dikutip dari BBC, Rabu (20/9/2017).

“Arti jihad yang sebenarnya adalah mencintai negara,” tandas Yilmaz.

Beberapa kalangan mengatakan kekhawatiran mereka dengan langkah pemerintah memasukkan pembahasan konsep jihad ke ruang kelas.

Orhan Yildirim, pengurus salah satu serikat guru terbesar di Turki mengatakan, “Coba tanya orang-orang yang ada di masjid, apa pandangan mereka tentang jihad? Sembilan puluh sembilan persen akan mengatakan, jihad adalah penyebab utama perang di Timur Tengah.”

Baca juga Turki Siap Hapus Pelajaran Teori Evolusi di Sekolah Dasar

Beberapa orangtua juga mengatakan khawatir dengan masuknya konten jihad. Salah seorang di antaranya mengatakan “terlalu banyak konten agama di pendidikan”.

“Murid berusia sembilan dan 10 tahun diminta menghafal doa yang ada di dalam Al Quran. Menurut saya pelajaran agama mestinya diberikan di rumah, bukan di sekolah,” katanya.

Di samping memasukkan konsep jihad, kurikulum yang baru tidak lagi mengajarkan teori evolusi Charles Darwin dengan alasan konsep evolusi tersebut “terlalu sulit dipahami murid-murid sekolah dasar dan menengah”.

Perubahan lain adalah mengurangi materi pelajaran tentang Turki di bawah tokoh dan pendiri negara itu, Mustafa Kemal Ataturk, sementara bahan yang terkait dengan percobaan kudeta militer yang gagal pada tahun lalu ditambah.

Menteri Pendidikan Ismet Yilmaz kepada BBC mengatakan, bahan-bahan pelajaran yang dihapus dari kurikulum adalah “konten yang tak perlu, yang kuno, dan yang terlalu sering diajarkan di kelas”.

Ia juga mengatakan “tak adil kalau hanya membahas kontroversi beberapa konten” sementara pemerintah memberlakukan lebih dari 100.000 perubahan di kurikulum baru.

Penjelasan pemerintah tersebut tidak memuaskan Orhan Yildirim yang menggambarkan kurikulum baru sebagai “kudeta terhadap sistem pendidikan di Turki”.

“Anda tak perlu senjata untuk melancarkan kudeta. Sistem pendidikan seperti ini tidak akan membuat negara maju,” tegas Orhan Yildirim. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.