Berita Nasional Terpercaya

Jangan Fokus ke Materi, Tapi Fokus ke Kelebihan Anda

0

Bernas.id – Tommy Wattimena Widjaja terinspirasi sosok Ayahnya yang bekerja sebagai seorang salesman keliling sehingga membuatnya tertarik untuk menekuni bidang sales dan marketing, lalu akhirnya memutuskan untuk mengambil gelar sarjana di Australia di jurusan marketing. Setelah lulus kuliah, ia pun menceritakan kisah istimewa hidupnya ketika melakoni dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Waktu itu, pertama kali ia mencoba masuk di Unilever.

Di saat terakhir, mereka harus menentukan pilihan antara ia dengan seorang MBA dari Amerika. Ia ditanya ?Bisa masak tidak?? Untung waktu kuliah dulu, pernah berkerja part time sebagai asisten tukang masak di sebuah restauran di Melbourne. Karena yang dilamar divisi Foods, ia yang diterima dibanding dengan MBA saingannya. ?Pengalaman yang kedua, pada waktu nekad berkerja di ltalia sebagai seorang brand manager untuk es krim di regional Eropa Barat. Banyak pengalaman dan berinteraksi dengan berbagai macam culture dan cara berkerja yang berbeda. Semua rekan saya hampir tidak tahu Indonesia ada di mana. Terakhir, waktu kerja di Teleco, di mana saya harus belajar ulang dunia teleco end to end dan mentransformasi XL dari 2G ke 3G,? ungkapnya ke Bernas (9/9).

Diceritakannya pengalaman uniknya, waktu di Unilever, ia menjadi orang Indonesia yang pertama kali berhasil menjabat Vice President Category, di mana timnya berasal dari 15 negara yang berbeda, hampir dari semua benua yang ada di dunia. Baginya, ini cukup unik karena kepimpinannya bisa diterima oleh mereka dan mengerti visi dan strategi yang kita jalankan.

Secara kultur, sebagai seorang Indonesia, banyak tantangan ataupun keuntungannya. Keuntungan, karena Indonesia multikultur, gampang untuk beradaptasi, tapi secara culture, kita mungkin tidak terlalu biasa dalam menghadapi konflik atau perbedaan pendapat. Sekarang ini, ia aktif sebagai  CEO (Chief Executive Officer) dari PT Sinarmas Cakrawala Persada yang merupakan Group Business Sinarmas Agri yang membawahi Consumer Product dan Distribusi.

?Adapun produk kami, sebagian besar adalah turunan kelapa sawit seperti minyak goring merek Filma, Kunci Mas, dan Margarine Palmboom.  Di samping juga ada minuman soda bermerek Zoda dan Rootbeer dan  juga JV (Joint Venture) dengan perusahaan Jepang untuk Air Alkaline No 1 di Indonesia, yaitu Pristine,? jelasnya.

Alasan terus menekuni pekerjaan saat ini, ia suka mengamati perilaku dan berinteraksi  masyarakat /konsumen. Karena setiap bisnis harus menjual dan memasarkan sesuatu, maka sales dan marketing menjadi kunci awal kesuksesan suatu bisnis. Dengan adanya perubahan teknologi, terutama di digital dan mobile, perubahan yang terjadi belakangan ini sangat drastis dan menarik sehingga membuka kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia di 10 tahun yang lalu. 

?Ini yang saya aplikasikan ke visi dan strategi di perusahaan yang saya pimpin. Work smarter is better than work harder! Seringkali di hidup ini, kita tidak perlu menjadi yang terbaik untuk menjadi sukses karena selalu ada yang lebih hebat dari kita. Kalau mau work smarter, kita harus mengerti  keunikan diri sendiri,? tuturnya.

Untuk permasalahan yang paling sering dihadapi, ia menyebut tentang kualitas SDM sehingga terhambatnya eksekusi dan gampangnya terjadi birokrasi. ?Orang kita seperti yang Gus Dur suka candakan, yaitu apa yang kita setujui di meeting dan di lapangan, kadang dua hal yang berbeda sehingga fokus terhadap hasil kadang disampingkan dan lebih dipentingkan proses yang menjurus birokasi dan bertele-tele. Sehingga eksekusi di lapangan seringkali tidak sesuai dengan rencana ataupun kadang bisa berbeda. Tapi, menurut saya Indonesia adalah good team player. Untuk tantangan ke depan, teknologi yang semakin cepat dan disruptive sehingga secara fundamental akan mengubah tatanan konvensional  corporate dan landskap industri. Kita harus belajar ulang mengenai teknologi dan cara berpikir konsumen, terutama sekarang didominasi oleh generasi Milllenials.  Di perusahan saya terjadi shift yang luar biasa di dalam 3 tahun ini, dimana karyawan saya didominasi oleh generasi Millenials yang cara kerjanya berbeda dengan generasi saya. Cara kepemimpinan kita pun berbeda, di mana kita dituntut lebih transparan dan demokratis dan lebih result oriented di banding process. Fundamental market shift ini harus dimengerti dengan baik  sehingga pada waktu memilih teknologi tidak salah,? urainya panjang.

Peraih Top 30 Marketeer di Indonesia ini pun meyakini bidang pekerjaan yang digeluti ini penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat. ?Pertama, Fast Moving Consumer Goods (FMCG)/ konsumen produk adalah barometer kehidupan sehari-hari, misalnya adalah kewajiban kita untuk menyediakan minyak goreng dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau sehingga kebutuhan nutrisi masyarakat terpenuhi. Dengan bertambahnya sukses perusahaan, juga memberikan lapangan kerja bagi masyarakat luas mulai dari petani kelapa sawit sampai menjadi salesman yang menjangkau seluruh pelosok toko-toko di Nusantara,? jelasnya.

Penyuka Lukisan ini membangun habit khusus selama ini untuk mendukung pekerjaannya. ?Hindari lembur dan kerja overtime.  Bangun pagi, rencanakan pekerjaan dengan baik. Antisipasi masalah dan fokus ke hal-hal yang penting sehingga punya waktu untuk berolah raga, hobi, dan membangun networking. Untuk mengembalikan mood bekerja, pertama, saya selalu ingat kalau banyak orang tergantung dengan saya, baik keluarga, karyawan ataupun konsumen saya di seluruh Indonesia.  Kedua, saya  selalu menggangap setiap pekerjaan adalah sekolah dan ilmu baru yang saya pelajari dan praktekkan. Ketiga, merencanakan legacy apa yang saya bisa tinggalkan di masyarakat atas hasil kerja saya. Dan yang terakhir, sudah diberikan talenta dan kesempatan oleh Tuhan kok malas dan disia siakan. Ini yang selalu melecut saya untuk berkerja,? tuturnya.

Pengagum sosok Presiden Jokowi ini memberikan inspirasi dan sarannya kepada orang yang membaca kisahnya ini. ?Simpel saja, kalau saya bisa, kenapa Anda tidak bisa? Mungkin harusnya lebih hebat lagi karena starting pointnya lebih bagus. Fokus ke impact Anda dan bayar harganya dengan disiplin. Saya garansi pasti berhasil. Kebanyakan bukan tidak bisa, tapi tidak mau. Bicara saja mau, tapi perbuatan tidak. Untuk saran, jangan fokus ke  materi, tapi fokus ke kelebihan Anda dan apa yang Anda sukai dalam melakukan pekerjaan. Jangan lupakan teman dan kerabat Anda dalam sukses ataupun dalam kesusahan. Sukses akan Anda dapatkan,? tukasnya.

Diceritakannya, tumbuh sebagai sosok yang mandiri dari usia 13 tahun sampai dewasa dengan pengalaman berkerja dari bawah merupakan sebuah keuntungan.  ?Saya menghargai setiap orang dan mampu bergaul di segala lapisan masyrakat. Ditambah wawasan pada waktu berkerja di luar negeri membuat saya mengerti dan sensitif ke berbagai macam kebudayaan dan cara berpikir/ bekerja kebudayaan negara lain. Saya bisa mengambil banyak manfaat dan positifnya yang bisa saya aplikasikan ke kehidupan pribadi ataupun profesional,? katanya.

Peraih Top 100 Twitter Influencer di Singapore ini membocorkan rencana dalam waktu dekat dan impiannya ke depan. ?Untuk project, membuat FMCG 4.0 atau Consumer Tech yang menggabungkan kedisiplinan branded marketing dan kekuatan sales distribusi dengan Data Analytic. Untuk impian terbesar ke depannya, melahirkan banyak pemimpin atau para jawara marketing kelas dunia dan sehingga Industri di Indonesia bisa berkompetisi,? pungkasnya. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.