Berita Nasional Terpercaya

Senator AS: Tahun 65 Pahlawan Revolusi Dibunuh oleh Militer Indonesia

0

Bernas.id – Anggota Komite Hubungan Internasional Senat Amerika Serikat, Tom Udall, mendesak Indonesia untuk membentuk komisi rekonsiliasi terkait pembunuhan massal anggota PKI. Ini dilakukannya setelah dokumen rahasia yang menunjukkan dukungan AS terhadap tragedi itu diungkap.

“Udall mengajukan resolusi kepada Senat yang mendesak pemerintah Indonesia membentuk komisi rekonsiliasi dan fakta untuk membahas pembunuhan tragis ini, dan mendesak pemerintah AS membentuk kelompok kerja terintegrasi dan merilis dokumen rahasia yang relevan,” demikian pernyataan Udall dalam situs resminya tomudall.senate.gov belum lama ini.

Resolusi itu sudah pernah diajukan oleh Udall pada 1 Oktober 2017 lalu, bertepatan dengan peringatan pembunuhan enam jenderal tentara Indonesia pada 1965 silam yang memicu pembantaian sekitar 1 juta warga selama setahun kemudian.

Dalam resolusi itu, Udall menyebutkan bahwa keenam jenderal itu sebenarnya dibunuh oleh militer Indonesia, tapi PKI dituding menjadi dalang di balik pembantaian tersebut.

“Hal ini diyakini merupakan cara pemerintah Indonesia di bawah Soeharto untuk membenarkan pembunuhan massal siapa pun yang diduga berkaitan dengan PKI atas dasar kudeta. Ribuan intelektual, guru, anggota serikat, anggota pergerakan perempuan, dan warga sipil lain dianiaya dan dibunuh karena itu,” tulis Udall.

Udall kembali menggaungkan desakan tersebut setelah 39 dokumen dengan total 30 ribu halaman tentang operasi AD dan PKI itu dipublikasikan oleh lembaga non-profit National Security Archive (NSA), lembaga National Declassification Center (NDC), dan lembaga negara National Archives and Records Administration (NARA), dalam situs nsarchive.gwu.edu, 17 Oktober 2017.

“Deklasifikasi dokumen-dokumen ini merupakan langkah penting untuk mengungkap jilid mengerikan dan gelap di abad 20. Pembantaian 1 juta orang Indonesia pada 1965 dan 1966, lima puluh tahun lalu, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Udall.

Rangkaian dokumen yang berbentuk catatan harian dari tahun 1964-1968 itu tak hanya menjabarkan upaya AD untuk menyingkirkan Sukarno dan menghancurkan gerakan kiri di Indonesia, eskekusi pemimpin PKI, tapi juga keterlibatan pejabat Amerika dalam mendukung upaya itu.

Baca juga Ada Aksi 299, Wiranto: Kan PKI Sudah Dilarang

Disebutkan, upaya penjatuhan Sukarno itu tak lepas dari pendekatan AD kepada sejumlah kedutaan besar negara-negara Barat. Hal itu dilakukan untuk melihat kemungkinan kesuksesan gerakan tersebut.

Menanggapi hal ini, Udall menulis, “Dokumen ini memperlihatkan dukungan Amerika Serikat pada pemerintah Indonesia selama periode yang sama ketika kejahatan keji ini terjadi.”

Dirinya pun meminta pemaparan jelas kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat terkait perilisan dokumen yang mengindikasikan besarnya peran AS dalam tragedi ini.

“Hari ini memang ada perkembangan. Namun di Indonesia, banyak orang di balik pembunuhan ini masih hidup bebas, sementara korban dan keturunannya terus dimarjinalkan dan tak dianggap,” kata Udall.

Ketidakadilan ini menurutnya menjegal langkah Indonesia untuk mencapai rekonsiliasi dan potensi demokrasi. Ia juga mengatakan, AS harus mendorong proses demokrasi dari sekutu vital mereka dengan menentang peran Washington sendiri terhadap kejahatan itu.

“Hanya dengan mengungkap kebenaran mengenai sejarah kita sendiri, Amerika Serikat bisa berbicara dengan lantang untuk membela hak asasi manusia di masa depan,” tandas Udall.

Leave A Reply

Your email address will not be published.