Berita Nasional Terpercaya

Mapel Matematika Muncul Kembali Dalam Kurikulum 2013. Bagaimana Dengan Mapel IPA?

0

Bernas.id – Lahirnya kurikulum 2013 cukup mewarnai dunia pendidikan kita. Dari yang berkonsep per mapel diubah menjadi tematik. Siswa seakan menerima pelajaran secara untuh tanpa mengetahui mapel apa yang sedang disampaikan guru. Sehingga mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Matematika lebur dalam tema. Muatan materinya menjadi berkurang, tingkat kesulitannya menurun sehingga anak-anak tidak terbebani. Bagaimana sebenarnya pelajaran IPA dan Matematika, apakah memang lebih baik tidak dinampakkan lagi?

Mata pelajaran yang diujikan pada TIMSS adalah IPA dan Matematika. TIMSS atau Trends in Mathematic and Science Study adalah riset Internasional untuk melihat kemampuan anak-anak kelas 4 dan kelas 8 di setiap negara. Sampai saat ini kita masih masuk 10 terbawah. Sehingga langkah pemerintah untuk mentematikkan semua mapel adalah langkah yang berani, karena akan menambah rangking terbawah kita.

Mengapa pelajaran IPA dan Matematika penting diberikan kepada anak-anak? Banyak ahli yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan penting diberikan sejak dini karena akan melibatkan banyak komunikasi dengan orang lain, IPA mendidik kesabaran dan ketekunan anak dalam menemukan sesuatu, IPA mengajarkan anak-anak tentang dunia di sekitar mereka, serta dengan ilmu ini dapat memicu pikiran mereka bahwa mereka juga bisa membantu memecahkan masalah besar di dunia.

Prof. Kate Susman menjelaskan kenapa pelajaran IPA sangat penting diberikan di sekolah. Beliau menjelakan bahwa dengan science, dapat memberi motivasi kepada manusia untuk bertanya dua hal: Mengapa terjadi sesuatu? Bagaimana sesuatu bekerja? Kemudian dari rasa ingin tahu itu muncul keinginan untuk menemukan solusi, dari sinilah proses belajar terjadi. Cara kita memperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang mengapa dan bagaimana tadi disebut metode ilmiah. Metode ilmiah ini umumnya terdiri dari pengamatan, hipotesis, eksperimen, dan interpretasi.

Proses penemuan ini sudah sejak lama dilakukan oleh para ahli, pertanyaannya adalah apakah para penemu itu mempelajari IPA terlebih dahulu? Tidak semuanya, mereka menemukan hal baru karena ada dorongan dalam diri mereka untuk menjawab pertanyaan mengapa itu terjadi? Bagaimana itu terjadi? Bagaimana bisa membuat pekerjaan lebih mudah? Proses penemuan ini yang harus ditumbukan kedalam diri siswa.

Tugas guru adalah memotivasi mereka agar timbul rasa ingin tahu. Sehingga konsep pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Sehingga tidak tepat bila penerapan pelajaran IPA lebih mementingkan teori dari pada praktik. Fakta di lapangan, pelajaran ini ditakuti anak-anak, mereka takut menghafal materi. Guru terjebak pada penguasan konsep dengan cara menghafal bukan dengan cara pemberian pengalaman langsung.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Bisa kita lihat bahwa dengan pelajaran IPA anak-anak melalui banyak tahapan, mulai dari berpikir, kegiatan, peneraapan hingga pemahaman. Dari konsep bertanya, mengapa dan bagaimana merangsang untuk melakukan banyak tahapan di atas. Dari alasan inilah tim TIMSS menganggap penting pelajaran IPA.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Sehingga pada tahun 2017 ini mapel Matematika sudah dimunculkan lagi sebagai mapel utuh di kelas atas.

Kita apresiasi langkah pemerintah memunculkan kembali matap pelajaran Matematika sebagai mapel utuh pada jenjang SD. Untuk selanjutnya kita tunggu apakah Mapel IPA juga akan dinampakkan lagi sebagai mapel utuh.

Leave A Reply

Your email address will not be published.