Berita Nasional Terpercaya

7 Tahap Awal Mendirikan StartUp yang Wajib Kamu Tahu

0

Bernas.id – Pemilik start up pemula yang baru saja melakukan bisnis akan banyak mengalami keraguan dan kehilangan arah untuk memilih berbagai pilihan yang benar. Terlebih lagi bagi start up yang berada pada zona early stage, tentu hal itu akan menjadi sebuah keputusan penting membangun bisnis yang tepat sejak awal, terlebih lagi untuk mengarahkan bisnis tersebut akan dibawa kemana nantinya.

Dilansir dari dailysocial.id, inilah 7 Tahap awal dalam mendirikan bisnis startup.

1. Minimum viable product (MVP)

Adanya istilah minimum viable product memang harus menjadi acuan dasar pada saat mendirikan startup. Sangat penting bagi start up untuk memperoleh MVP yang sempurna di tahap awal. Oleh karena itu, buatlah desain awal atau prototype yang masih dalam bentuk draft maupun versi awal.

Selanjutnya tawarkanlah layanan maupun produk itu ke target pasar dan mintalah saran maupun feedback dari banyak orang. Hal itu perlu dilakukan untuk mendongkrak produk awal secara cepat yang disesuaikan dengan produk yang direncanakan.

2. Merilis versi beta untuk kalangan terbatas

Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan pada saat MVP perlu disegarkan adalah membuat produk itu di dalam versi beta hanya diperuntukkan bagi kalangan terbatas. Dari situlah, anda bisa memperhatikan apakah kekurangannya, fitur yang terbaik dan koreksi apa yang wajib untuk dilakukan berdasarkan feedback dari orang-orang yang mencoba produk tersebut.

3. Mendapatkan tenaga kerja yang tepat

Pada saat anda mulai melakukan pembuatan produk maka itu tandanya untuk merekrut tenaga ahli yang dapat menjadikan proses berjalan lebih cepat. Tak ada salahnya untuk merekrut developer ataupun mengajak seorang cofounder yang mempunyai pengalaman yang tidak sama dengan anda. Carilah tenaga kerja baru yang tepat dalam jumlah kecil terlebih dahulu supaya dapat mendukung produk tersebut dibawa ke level yang lebih tinggi.

4. Koreksi produk atau desain ulang

Setelah melakukan berbagai uji coba maka langkah selanjutnya adalah mengoreksi kekurangan ataupun kesalahan dari program sampai desain produk tersebut. Fokuskan pada prioritas yang berhubungan dengan aspek yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Cobalah untuk melakukannya setelah versi beta untuk kalangan terbatas dikerjakan.

5. Perilisan versi beta untuk umum

Setelah melakukan peluncuran versi beta untuk kalangan terbatas diuji, dikoreksi, dan kemudian diperbaiki. Langkah selanjutnya ialah meluncurkan versi beta untuk masyarakat umum atau publik. Pada saat proses ini dikerjakan, Anda harus siap dengan berbagai keluhan serta feedback dari banyak orang karena adanya peluncuran versi beta untuk publik tersebut.

Cara yang paling baik dalam melakukan proses ini ialah dengan membuat tim humas atau bekerjasama dengan agensi kehumasan supaya dapat mendukung proses itu.

6. Pembuktian model bisnis

Setelah perilisan versi beta kepada publik, maka secara organik start up akan memperlihatkan siapa target pemakai yang mempunyai ketertarikan dan berbagai fitur apa yang memang digunakan dengan baik serta memiliki potensi untuk dapat dijual.

Segeralah untuk mematangkan konsep dan produk yang telah ada dengan mengerjakan berbagai koreksi serta menambah fitur sehingga menjadi lebih sempurna. Tahap ini sangat penting bagi start up sebelum merilis eksitensi start up secara resmi kepada masyarakat luas dan pastinya investor.

7. Pendanaan tahap pertama

Tahap ini adalah tahap yang paling akhir dalam proses membuat setup pada level awal, yakni dapat menyakinkan kepada investor untuk mau memberikan investasinya yang didasari dari produk yang ada. Setelah faktor pendukung untuk dapat meyakinkan investor, dimulai dari data, testimoni pemakai, target serta rencana dan potensi bisnis yang dimiliki. Seluruh faktor pendukung itu berdasarkan proses yang telah dilalui oleh startup tersebut.

Leave A Reply

Your email address will not be published.