Berita Nasional Terpercaya

Novel ?Anak-Anak Kampus?, Ceritakan Keprihatinan Sosial

0

Bernas.id – Jelang tahun 2018, penulis bernama Imperial Jathee (Twitter: @ImperialJathee), asli kelahiran kota Gudeg, kembali meluncurkan karya novelnya yang kelima. Novel  terbarunya ini diberi judul “Anak-anak Kampus” (disingkat: AAK).  Ya, cerita ini memang 100 persen mengangkat kisah anak-anak kampus Jogja dan mengambil latar kota Jogja. Kegelisahan di masa kuliah coba direkakan dalam cerita novel AAK, termasuk keprihatinan terhadap masih tingginya buta huruf di daerah lereng Gunung Merapi.  Novel ini jelas berbeda dengan novel-novel untuk usia young adult lainnya yang terkadang ceritanya terlalu “menye-menye”, melulu tentang kegombalan cinta yang klise.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

Diceritakan, satu kisah anak-anak kampus yang mencoba mencari makna kehidupan. Castel, mahasiswa akhir jurusan Antropologi dari sebuah kampus Jogja, tergerak hatinya ketika banyak membaca artikel surat kabar yang memberitakan banyaknya buta huruf di kawasan lereng Gunung Merapi. Gara-gara berita itu, Castel memilih untuk sekalian melakukan penelitian perseorangan, sekaligus melakukan kegiatan sosial dengan unit kemahasiswaan antropologi untuk berperan serta. Tak lupa juga mengajak kawannya Kusuma dan adik-adik angkatan bawah untuk berperan, seperti Kikani dan Tarissa.

Berikut salah satu kutipan dari tokoh Castel dalam novel AAK : “Dari data yang aku dapatkan, wajar saja, kalau Indonesia dalam jajaran negara di dunia termasuk dalam daftar 34 negara yang memiliki penduduk dengan buta huruf tinggi dan berada pada peringkat tujuh setelah China, India dan Bangladesh. Aku kira jumlah penyumbang terbanyak pasti didominasi oleh penduduk dari lereng-lereng gunung di seluruh negeri ini yang belum tersentuh pendidikan. Ya salah satu contohnya, seperti di Lereng-lereng  Merapi ini.”

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

Selain mengangkat rasa kepedulian sosial memberantas buta huruf dan bertemu sosok Wadi, anak lereng Merapi yang sering dicap masyarakat sekitar sebagai Tarsan Lereng, cerita ini juga menawarkan cerita tragis dari hilangnya sebuah pesawat terbang komersil hingga mempengaruhi kehidupan salah tokoh dalam cerita ini, Kikani. Castel pun menempatkan secara istimewa gadis ini di hatinya. Tetes air mata pun turut mengalir di antara gelak tawa anak-anak kampus ini.

Karena tak bisa menerima kenyataan, Kikani lari dari rumah hingga ditemukan dehidrasi dan sakit di sebuah padang ilalang di sisi lereng Merapi, sebuah tempat yang juga istimewa untuk Castel. Hari demi hari, Castel tak putus asa untuk membuat Kikani bisa kembali seperti semula. Apakah usaha Castel untuk mengubah keadaan berhasil? Baca sampai akhir cerita ini! Novel kece ini bisa didapatkan di website www.leutikaprio.com.

Baca juga: 13 Universitas Jurusan Akuntansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

Leave A Reply

Your email address will not be published.