Berita Nasional Terpercaya

Memutuskan Mulai Bekerja, Bu? Ini 5K untuk Tetap Dekat dengan Anak

0

Bernas.id – Seorang wanita yang sudah menikah, mau tidak mau, akan memikirkan hal ini minimal sekali dalam hidupnya. Saat lajang, berteman dengan pekerjaan adalah hal yang lumrah. Menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk bertahan hidup, mencari pengalaman dalam bidang yang disukainya, atau bahkan harapan dari orang tua akan karir adalah salah satu alasan kenapa wanita harus bekerja. Namun, bagaimana saat dua prioritas yang sama-sama penting meminta dipilih?

Bagi wanita yang memiliki momongan, keputusan bekerja sering kali sulit dipilih. Hati dapat goyah saat buah hati yang sudah dilahirkannya lebih memberatkan langkahnya untuk di rumah. Namun, ada motivasi besar yang mengharuskannya mengambil pilihan untuk bekerja. Para ibu tak perlu khawatir, ada 5K yang siap menjaga komitmen awal kalian dan membuat anak tetap dekat.

1. Kenalkan anak dengan kantor/tempat Anda bekerja

Saat ibu kembali kerja, tak perlu risau dengan perpindahan sementara raga. Raga yang biasanya selalu ada di rumah, menemani anak setiap waktu tanpa terpotong jam kerja, harus mulai beradaptasi dengan jam kerja dan perpindahan. Kenalkan anak dengan kantor Anda minimal sekali, ceritakan bahwa Anda bekerja di sana jika Anda tidak ada di rumah. Usahakan untuk tidak mengganggu jam kerja saat anak tur ke kantor. Jangan khawatir pula dengan usia anak yang masih bayi, misalnya. Anak akan mengerti jika memang Anda berniat tulus membagi pengalaman.

2. Kenalkan anak dengan teman kantor

Teman kantor Anda bisa menjadi daftar untuk mengenalkan anak dengan pekerjaan ibunya. Ambil waktu saat istirahat atau acara kantor yang membolehkan anak ikut. Kenalkan teman kantor dan biarkan anak akrab dengan mereka. Anak jadi punya bahan cerita saat ibu pulang dari kantor, seperti menanyakan kabar si Om A, atau Tante B karena sudah kenal. Anak pun belajar kepedulian dan empati.

3. Kenalkan anak dengan situasi Anda saat bekerja

Bagi ibu yang bekerja dari rumah, ada waktu yang mengikat Anda untuk tidak dapat bermain dengan anak sementara. Beri pengenalan pertama dengan bagaimana ibu bekerja, berapa lama ibu bekerja, dan di pojok mana ibu bekerja saat bekerja di rumah.

4. Kenalkan anak dengan pengasuh

Pengasuh utama tetaplah orang tua, khususnya ibu. Pengasuh membantu Anda sementara untuk melayani kebutuhan anak saat Anda di luar rumah/bekerja di rumah. Jika itu kakek/nenek, maka biasakan anak dekat dengannya saat ibu tidak bekerja. Ini akan membangun emosi anak dan kakek/nenek. Begitu pula pengasuh lain, kenalkan anak dengan membiasakan bermain dengan mereka. Namun tetap batasi saat Anda bisa mengurus anak sendiri. Pengasuh hanyalah partner Anda, bukan pengganti Anda.

5. Kenalkan anak dengan perhatian Anda

Perhatian Anda adalah hal yang sangat dicari oleh anak. Mengapa banyak anak menangis saat Anda tidak menyahut padahal anak memanggil Anda? Mengapa banyak anak menangis saat ia dimarahi? Itu semua karena anak berharap ibu dan ayah tidak memalingkan muka kepadanya, mereka ingin diperhatikan. Maka, saat ibu memiliki waktu free dari bekerja, tentukan waktu khusus untuk anak. Ajak main dan lepas gawai Anda.

Bukan perkara, kita bekerja demi anak dengan menghasilkan pundi-pundi untuk masa depannya. Namun, bagaimana kita bisa bekerja untuk membuat anak paham situasi kita dan tidak pula melepaskan kewajiban dan fitrah sebagai ibu.

Keep strong and healthy, Ibu!

Leave A Reply

Your email address will not be published.