Berita Nasional Terpercaya

Dua Kisah Filosofis Penyebab Perbedaan Blangkon Jogja dan Solo

0

Bernas.id – Blangkon merupakan penutup kepala dan sebagai ciri khas bagian dari busana adat Jawa. Blangkon identik dengan masyarakat Jawa. Namun sebenarnya blangkon memiliki banyak macam. Diantaranya dua macam blangkon yang cukup banyak dikenal masyarakat yaitu blangkon Solo dan Jogja. Pembeda antara keduanya terletak pada mondolan. Benjolan yang berada di belakang kepala. Adanya mondolan pada blangkon dikarenakan kebiasaan masyarakat Jawa pada waktu itu memanjangkan rambut. Fungsi mondolan sebagai letak rambut yang diikat.

Perbedaannya pada blangkon Jogja memiliki mondolan, sedangkan blangkon Solo tidak memiliki mondolan. Beragam spekulasi masyarakat berpendapat penyebab perbedaan mondolan tersebut dikarenakan oleh apa.

Kisah yang beredar di masyarakat Jogja maupun Solo beragam. Di antara ada dua kisah yang beredar sampai saat ini. Kisah yang pertama ini terkadang dijadikan sebagai guyonan oleh masyarakat. Alasan tidak adanya mondolan pada blangkon Solo dikarenakan pada saat masyarakat Jogja yang akan berkunjung ke Solo kemudian menaiki kereta Prameks tertidur. Saat tertidur itulah mondolan blangkon yang dikenakan menghilang karena terhimpit oleh kepala yang bersandar saat tertidur di kereta.

Kisah yang kedua, cukup masuk akal dan cukup dipercaya oleh masyarakat Jogja maupun Solo. Karena ada saat itu Belanda lebih dulu menduduki daerah Solo, sehingga budaya Belanda yang identik dengan budaya barat dikembangkan di masyarakat Solo. Budaya yang dibawa Belanda diikuti oleh masyarakat Solo, budaya itu adalah cukur rambut. Akhirnya dibandingkan dengan Jogja masyarakat Solo lebih dulu mengenal tukang cukur rambut. Banyaknya tukang cukur rambut menjadikan laki-laki di Solo yang dulunya berambut panjang kemudian dipangkas menjadi pendek. Karena sudah tidak adanya rambut yang panjang, sehingga tidak perlu adanya mondolan.

Itulah dua kisah yang beredar di masyarakat Jogja maupun Solo tentang penyebab perbedaan blangkon Solo dan Jogja. Meskipun berbeda bentuknya namun keduanya memiliki fungsi dan kegunaan yang sama. Sebagai penutup kepala dan sebagai identitas masyarakat Jawa.

Leave A Reply

Your email address will not be published.