Berita Nasional Terpercaya

Tiga Alasan Nabi Mendirikan Pasar Sendiri setelah Tiba di Madinah

0

Bernas.id – Di Madinah telah banyak sahabat muhajirin yang memeluk agama islam jauh sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah. Mereka ditampung di rumah sahabat-sahabat anshar yang telah memeluk agama ?baru? Islam sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw. di Madinah.

Sebenarnya Nabi Muhammad Saw. telah lama ditunggu di Madinah dan telah banyak permintaan disampaikan kepada beliau untuk segera ke Madinah. Akan tetapi Nabi Muhammad Saw. tetap di Mekkah dengan alasan bahwa belum ada wahyu atau perintah untuk hijrah dari Allah Swt.

Segera setelah wahyu turun, maka Nabi Muhammad Saw. dan sahabat Abu Bakar as-Siddiq, hijrah dibawa bayang-bayang ancaman pembunuhan dari pembesar-pembesar kafir Quraisy.

Setiba di Madinah, Nabi Muhammad Saw. berkeliling di kota Madinah dan menanyakan situasi perekonomian di sana. Beliau mengumpulkan berbagai informasi tentang bagaimana sistem pasar yang diterapkan di sana. Akhirnya Nabi Muhammad Saw. memutuskan membangun pasar sendiri dan sekaligus sistem operasinya dibawa pengawasan Beliau.

Mengapa Nabi Muhammad Saw. memutuskan membangun pasar sendiri bagi kaum muslimin? Ternyata ada tiga hal penting yang menjadi alasannya.

1. Tegaknya Negara Bergantung pada Daulat Sosial-Ekonomi

Bahwa tegaknya negara, kekuatan politik, hanya dapat diperoleh setelah kedaulatan sosial-ekonomi berhasil dimapankan (Hoetoro, 2007). Nabi Muhammad  Saw. melihat bahwa kekuatan politik Islam hanya dapat ditegakkan dengan kedaulatan ekonomi umat.

Melihat hal tersebut maka sepatutnya negara Indonesia mengutamakan kedaulatan sosial-ekonomi. Untuk mencapai hal tersebut, maka akses pendidikan kepada seluruh bangsa Indonesia dimudahkan dan dimurahkan. Dengan lahirnya manusia-manusia Indonesia yang terdidik dalam segala bidang, maka kesempatan untuk meraih kejayaan ekonomi dapat digapai. Sumber daya manusia adalah hal utama dalam ekonomi saat sekarang ini.

2. Kejujuran Harus Menjadi Faktor Utama Bisnis

Nabi Muhammad Saw. melihat penguasaan kaum Yahudi terhadap pasar-pasar di Madinah dengan menggunakan cara-cara yang tidak jujur akan merugikan pihak lain. Dikisahkan bahwa ada pedagang menggunakan dua timbangan dalam bertransaksi. Satu timbangan untuk dipakai membeli barang dari pengrajin atau petani yang menguntungkan dirinya. Dan timbangan yang lain digunakan untuk menjual kepada pembeli yang juga menguntungkan dirinya.

Ada juga penjual yang tidak jujur dengan cara menyembunyikan cacat barang dagangannya. Hal ini tentu merugikan pihak pembeli. Dalam konteks sekarang, kejujuran ini menjadi pondasi dalam e-commerce, lihat saja betapa penting penilaian pembeli/konsumen di dalam memberikan grade bagi seorang seller.

Anda sering belanja online kan? Tentu hal yang pertama dilihat dari seller adalah grade lapaknya. Karena dengan grade yang bagus dan terpercaya, konsumen tidak akan ragu berbelanja di lapak tersebut.

3. Etika dalam Transaksi Bisnis Sangat Penting

Nabi Muhammad Saw. berkeinginan bahwa umat Islam melaksanakan ajaran Islam secara utuh. Tidak hanya urusan spiritual agama semata, tetapi juga dalam urusan dunia seperti politik, sosial, budaya, dan ekonomi.

Berinteraksi dalam ekonomi tentu saja setiap pihak membutuhkan pelayanan dan perlakuan yang baik. Bagaimana rasanya kalau sebagai seorang pembeli dilayani dengan muka masam, tentu sangat tidak nyaman.

Nah, Nabi Muhammad Saw. menyaksikan di pasar-pasar Yahudi hal demikian terjadi. Sikap tidak jujur pedagang dan sikap kasar dari penjual menjadi hal yang biasa disaksikan.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw. menganggap bahwa mendirikan pasar yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam itu merupakan sebuah keharusan. Dan dengan demikian, umat Islam dapat melaksanakan ajaran Islam sebagai the way of life secara sempurna.

Serta tak kalah pentingnya adalah mendidik umat untuk menjalankan agama dalam bidang sosial akan menjadikan mereka manusia yang berakhlak mulia. Akhlak mulia tersebut akan menahannya dari berperilaku tidak jujur dan kasar dalam beraktivitas ekonomi. Dan pada akhirnya, kedaulatan sosial-ekonomilah yang akan menegakkan Islam sebagai ajaran yang sempurna.

Leave A Reply

Your email address will not be published.