Berita Nasional Terpercaya

Jakarta dan Surabaya Mulai Disaingi Harga Properti Bali

0

JAKARTA, Bernas.id – Kini kenaikkan harga properti tidak melulu dikuasai oleh daerah perkotaan besar. Seperti halnya Bali, kini properti di propinsi tersebut mulai beranjak mengalami kenaikkan menyaingi harga properti di Jakarta dan Surabaya.

Hal tersebut disebabkan, semakin tingginya turis ke Bali, okupansi sewa terus menerus meningkat. Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga berpengaruh pada harga jual rumah tapak, baik primer maupun sekunder di Bali.

Menurut Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, sebagai salah satu provinsi dengan aktivitas bisnis yang sibuk, kebutuhan akan unit properti tetap tinggi. Mulai dari akomodasi berupa hotel dan villa, sampai dengan ruang bisnis seperti kios dan ruko.

Tak mengherankan apabila perkembangan harga properti di Bali bersaing dengan dua kota besar lain di Indonesia, yakni Jakarta dan Surabaya.

Dia mencontohkan di Denpasar, harga rumah tidak terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah. Pasalnya, rumah dengan luas tanah 100 meter dipasarkan mulai Rp1 miliar hingga Rp4 miliar, tergantung pada lokasi dan konsep bangunan yang diusung.

?Rumah tapak menjadi salah satu subsektor properti yang populer dipilih oleh para investor luar kota. Banyak pemilik rumah tapak yang menyulap unitnya menjadi villa berasitektur unik demi menarik wisatawan lokal maupun turis datang menginap,? jelas Ike, Senin (4/12/2017).

Di sisi lain, mereka bisa menempati unit hunian dengan bebas kapanpun ingin berlibur ke Bali. Berbeda dengan kondotel atau apartemen, di mana pemilik unit harus membayar sejumlah uang atau berbagi penghasilan sewa dengan pengelola gedung.

Selain fleksibel, kenaikan harga rumah tapak juga menunjukkan sinyal positif. Merujuk pada data yang dirilis Rumah.com, Property Index, median harga rumah tapak di Bali pada kuartal satu, dua dan tiga tahun ini terbilang stabil dengan peningkatan sekitar Rp800.000 per meter persegi.

Pada awal 2017, harga rumah per meter persegi berada di angka Rp12,42 juta. Banderol ini tidak mengalami kenaikan atau penurunan pada kuartal dua. Akan tetapi, di kuartal ketiga, harga pasaran dikoreksi positif menjadi Rp12,5 juta per meter persegi.

Angka ini diharapkan mengalami peningkatan di pengujung 2017, sehubungan dengan tingginya jumlah turis yang memutuskan berlibur di musim liburan sekolah, Natal dan tahun baru.

Tingginya jumlah pendatang dari turis asing ataupun lokal menjadi faktor utama yang mendorong denyut properti di Bali. Turis dari Tiongkok tercatat mendominasi profil pengunjung yang datang ke Bali.

Hal ini diketahui dari data Kantor Pariwisata Provinsi Bali di mana jumlah turis Tiongkok yang tiba di Bandar Udara Ngurah Rai, meningkat hingga 59,6% dari 386.096 menjadi 511.773 dibandingkan dengan periode yang sama ditahun sebelumnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.