Berita Nasional Terpercaya

Bangun SDM BI yang Kompetitif, Tangguh, dan Respon Cepat

0

Bernas.id – Budi Hanoto, SE, MBA memulai karir di Bank Indonesia (BI) sejak tahun 1991 sebagai staf di Urusan Devisa. Dengan ketekunan, semangat, keuletan, dan kesetian yang tinggi terhadap lembaga, akhirnya jenjang karier dicapai tahap demi tahap dari tingkat Kepala Seksi di Urusan Devisa (1997), kemudian menjabat Peneliti Ekonomi di Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (2001), Peneliti Ekonomi Senior di Departemen Riset Ekonomi & Kebijakan Moneter (2006), Peneliti Ekonomi Senior di KPw BI New York (2008), Peneliti Ekonomi Senior di Departemen Internasional (2012), Sekolah Pimpinan Bank Indonesia Angkatan 30 (2012), Kepala Grup Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola (2013), dan sekarang Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta (2017). Ia pun menyebut memiliki sejumlah tugas dalam pekerjaannya saat ini.

?Pertama, mengembangkan UMKM DIY yang berkelas, kedua, memberikan masukan terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi yang sustainable dan inklusif, dan memastikan fungsi-fungsi BI di daerah berjalan dengan baik,? ungkapnya ke Bernas (5/12).

Dikatakannya, untuk sosok yang memiliki peran atas apa yang dicapainya saat ini, ia menyebut seluruh SDM di Bank Indonesia dan dukungan statkeholders eksternal. ?Peran yang mereka berikan, waktu, pikiran dan tenaga, serta kemampuan bersinergi untuk mencapai tujuan BI di daerah. Ya karena saya kerja di BI dan ditempatkan di daerah, maka perlu memahami dan memberi kontribusi yang positif bagi pengembangan ekonomi daerah, salah satunya melalui UMKM serta membantu memajukan pereknomian daerah sesuai dengan tugas BI,? katanya.

Ketika ditanya pengalaman istimewa yang menjadi titik balik dalam kehidupannya ketika berproses sehingga menjadi seperti sekarang ini, ia menjawab ketika lulus S1 dan terbuka cakrawala harus mampu mandiri dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan peluang yang ada. ?Untuk pengalaman unik di pekerjaan, pentingnya mengerjakan sesuatu dengan hati, ikhlas, all out, dan sabar, serta do the best. Setelah itu, hasilnya diserahkan kepada Allah SWT,? jelasnya.

Untuk permasalahan yang paling sering dihadapi dalam bidang pekerjaannya, pria kelahiran Pekalongan ini menyebut tentang selisih antara ekspektasi dan fakta. ?Selisih antara ekspektasi dan fakta. Untuk menyikapinya, ya memahami kenapa terjadi gap, mencari sumber-sumbernya. Misalnya, data kurang lengkap, sumber daya manusia yang responnya kurang cepat, arahan saya yang mungkin kurang clear, dan seterusnya. Untuk tantangan pekerjaan ke depan, tantangan dalam perekonomian akan lebih kompleks karena karakteristik Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang lahannya sempit, infrastrukturnya belum merata, dan ketimpangan yang masih tinggi. Untuk menyikapinya, ya bekerja dengan lebih keras, menangkap peluang yang ada, menjalankan tugas BI dengan sebaik-baiknya, berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk tujuan bersama membangun DIY,? paparnya.

Ia pun menyebut bidang pekerjaan yang digeluti saat ini penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat karena fungsi BI yang sangat penting untuk menjaga kestabilan rupiah. ?Fungsi dan tugas BI kan menjaga kestabilan nilai rupiah yang diwujudkan dalam pengendalian inflasi. Nah, inflasi tersebut adalah musuh masyarakat yang menggerogoti kekayaan dan daya beli masyarakat. Untuk itu, pasti penting upaya BI menjaga inflasi di daerah, serta bekerjasama dengan Pemda dalam membangun ekonomi daerah, termasuk memerangi inflasi dan mendorong kesejahteraan,? jelasnya.

Banker ini juga membangun habit khusus selama ini untuk mendukung pekerjaannya. ?Saya membangun BI Jogja dengan membangun SDM BI yang kompetitif, tangguh, dan respon cepat. Kami juga ingin membangun budaya dan etos kerja yang gigih, berintegritas tinggi dan suasana kerja sama yang kondusif. All in all, BI Jogja akan saya bawa ke arah insan-insan yang berwawasan, berkarakter, dan peduli terhadap lingkungan. Untuk mengembalikan mood agar kembali bersemangat bekerja, saya tidak pernah menunda, dan selalu berfilosofi tempalah besi selagi panas,? terangnya.

Orangtuanya menjadi tokoh yang diidolakan dan membuatnya termotivasi karena dengan keterbatasan, sosok bapak dan ibu mampu survive dan sukses mendidik anak-anaknya. Ia pun memberikan inspirasinya kepada orang lain yang membaca kisahnya ini. ?Kerja sama demi satu tujuan dan respect each other,? ucapnya.

Lingkungan pun diakuinya memengaruhinya hingga menjadi seperti sekarang. ?Pencapaian prestasi yang terukur dan realistis. Untuk pencapaian yang paling membanggakan baginya, saya bangga semua dengan apa yang saya raih,? katanya.

Olahraga dan musik menjadi hobinya. Untuk motto yang ingin dibagikan kepada pembaca, ia menyebut Worklife Balance. Menurutnya, hidup ya dinikmati, tidak harus ngoyo, tapi harus diseimbangkan lahir batin. Ia pun membocorkan rencana dalam waktu dekat dan impiannya ke depan. ?Untuk project dalam waktu dekat, membawa UMKM DIY naik kelas, kompetitif, dan bermental juara. Untuk impian ke depannya, memberikan yang terbaik untuk Jogja. Itu lebih dari cukup,? pungkasnya. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.