Berita Nasional Terpercaya

Wow, Ini yang Harus Diketahui Orang Tua. Pengembangan Literasi Dini Bukan dengan Mengajarkan Baca Tulis!

0

Bernas.id – Banyak literatur perkembangan anak mendukung fakta bahwa anak akan mengalami perkembangan literasi dan bahasa di tiga tahun awal kehidupannya. Sejak berada di dalam kandungan, anak sudah menangkap berbagai signal komunikasi yang diberikan oleh sensor-sensor indera ibunya. Namun, yang akhirnya sering disalahartikan oleh orang awam adalah mengajarkan anak membaca dan menulis, bahkan sebelum anak masuk usia pra-sekolah. Bila tidak dengan mengajarkan membaca dan menulis, bagaimana orang tua dapat mengembangkan kemampuan literasi anak?

Setiap anak batita memiliki naluri untuk belajar secara mandiri dengan rasa keingintahuannya yang tinggi. Judith Schickendanz dan Molly F. Collins di tahun 1999 mengeluarkan publikasi ?So Much More Than The ABC's: The Early Phases of Reading and Writing? menjabarkan ada empat sisi pengembangan literasi dini yang harus diperhatikan oleh orang tua.

Salah satu cara mengembangkan literasi anak adalah dengan membiasakan perilaku memegang buku. Perilaku memegang buku ini termasuk membuka dan membolak-balik halaman tanpa meremas, memegang sampul buku tanpa membuatnya melengkung, dan memberi tanda posisi terakhir membaca. Bisa diawali dengan buku kain atau softbook untuk bayi belajar memegang buku. Lalu perlahan ke buku bahan kertas tebal, seperti kebanyakan buku cerita anak, dan akhirnya ke buku bahan kertas lebih tipis seperti majalah.

Lalu, pengembangan literasi anak batita bisa dilanjutkan dengan membiasakan anak memperhatikan gambar-gambar yang ada di buku, serta pengembangan interaksinya seperti menunjuk dengan jari ke gambar obyek yang sudah pernah dilihatnya di dunia nyata. Seperti gambar hewan atau benda lainnya. Disamping itu, bila anak sudah memiliki gambar favorit, ia akan menunjuk dengan antusias atau malah tertawa. Saat ini orang tua bisa juga sekaligus menyuarakan bagaimana kata-kata gambar favoritnya itu diucapkan, sehingga anak akan bisa mengenali obyek favoritnya dari suara yang didengarnya.

Pengembangan literasi anak batita yang ketiga adalah dengan pemahaman gambar dan cerita. Semakin anak terbiasa dengan buku, anak akan menunjukkan pemahamannya atas gambar-gambar atau peristiwa yang diceritakan di buku. Anak bisa mencoba meniru gerakan-gerakan yang digambarkan di buku, atau menceritakan kembali dengan versinya sendiri. Anak bisa memberikan komentar tentang pelaku maupun alur cerita. Anak tidak hanya sekedar menyuarakan kalimat tanpa arti. Orang tua bisa menanamkan kebiasaan kepada anak untuk memahami kata di setiap kalimat, yang tentu bertahap sesuai perkembangan usianya.

Perilaku saat membaca buku juga merupakan salah satu tolak ukur pengembangan literasi anak batita. Sering terlihat anak yang menggerakkan jarinya mengikuti kalimat yang sedang dibacanya. Atau, menyuarakan cerita dengan suara-suara asli seperti suara kendaraan, bel, dan lainnya. Ada juga anak yang bergumam saat membaca kalimat.

Bila melihat dari penjelasan di atas, jelas bahwa pengembangan kemampuan literasi tidak terhenti dengan anak bisa mengeja, membaca, dan menulis. Pengetahuan dan interaksi sosial anak pun harus dikembangkan di saat yang bersamaan supaya anak bisa mengerti apa yang sedang dibacanya. Menulis pun bukan sekedar untuk menjawab pertanyaan, tetapi untuk mengungkapkan pikiran. Sehingga bila orang tua memberikan perhatian terhadap perilaku literasi anak, nanti di masa depan anak akan terbangun kebiasaan membaca untuk menambah wawasan dan menulis untuk menuangkan hasil pikirannya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.