Berita Nasional Terpercaya

Beranilah Keluar dari Zona Nyaman yang Ada

0

Bernas.id – Nedwin Lembar merupakan seorang konsultan independen di bidang manajemen organisasi dan SDM. Di sisi lain, passionnya dalam mengajar tidak bisa ditinggalkannya sehingga di sela-sela kesibukan tersebut, ia juga mengajar di sebuah perguruan tinggi swasta. ?Selain itu, sebuah lembaga bahasa saya dirikan untuk memenuhi kebutuhan para ekspatriat dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semua itu menjadi satu kegiatan menyenangkan yang saya jalani sehari-hari,? ungkapnya ke Bernas.

Semenjak SMA dulu, dosen manajemen strategi ini merupakan pribadi yang suka berkawan dengan siapapun, mendengarkan curhat mereka, lalu memberikan solusi terhadapnya. ?Pengalaman berorganisasi sejak remaja membuat saya ditempa banyak tantangan yang harus saya hadapi secara kreatif. Hal ini secara tidak sadar telah merangsang tumbuh kembang daya analisis saya terhadap sesuatu. Begitu juga halnya dengan kemampuan komunikasi saya yang kata beberapa orang terlalu lugas dan kurang ?gaul?. Iya, memang karena seringnya berkomunikasi secara formal di ruang publik, gaya bahasa saya menjadi terdengar begitu akademis, tetapi bukankah memang itu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang konsultan dan dosen,? paparnya.

Diceritakannya titik balik kehidupannya ketika ia mengalami kerugian finansial dalam jumlah nominal yang tergolong besar hingga ia harus menutup perusahaan lamanya.

?Seorang teman kemudian mendatangi saya dan bilang bahwa saya harus belajar lagi. Saya sadar bahwa pengalaman lapangan memang guru terbaik, tapi bukan satu-satunya. Akhirny, saya belajar secara mandiri di situs-situs penyedia kursus online di Internet yang di fasilitasi oleh universitas besar seperti Harvard, Stanford, dan MIT. Saya ambil banyak-banyak sertifikat dari sana. Saya juga aplikasikan ilmu yang saya dapatkan dari sana ke dalam bisnis saya. Dan alhasil, semua lelah saya terbayar sudah. Saya bisa mendapatkan apa-apa yang saya inginkan. Termasuk membuat sebuah studio musik saya sendiri untuk menyalurkan hobi bermusik saya. Sesaat setelah menjadi konsultan, saya juga memutuskan untuk mengambil beberapa sertifikat professional karena saya percaya bahwa kompetensi adalah elemen utama seorang profesional. Orang akan mengukur dan melakukan penilaian dengan hasil baik ketika kemampuan kita berbanding lurus dengan kompetensi yang kita tawarkan,? tuturnya.

Untuk pengalaman unik di pekerjaan, CEO Mitra Cendekia Konsultindo menyebut tentang teman-teman kerja sekantornya merupakan orang-orang yang konservatif, pakem dengan budaya perkantoran dan kurang tertarik bercanda. ?Suatu ketika saya mulai melontarkan beberapa lelucon kecil untuk mengubah situasi internal yang sedikit kaku. Awalnya mereka tidak terlalu merespon. Namun pada akhirnya, mereka mulai menikmati dan situasi mulai sedikit mencair. Tidak ada kekakuan, yang ada adalah kondisi dinamis yang nyaman dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain,? katanya.

Terkait permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaan, untuk mendapatkan klien baru sudah barang tentu bukan hal yang mudah, tetapi mempertahankan kepercayaan klien menjadi hal yang paling sulit.  ?Service dan maintenance adalah fokus utama saya. Dan bagaimana membuat klien agar terus menggunakan jasa kita, bukanlah perkara mudah. Maka dari itu, saya dan tim  tidak pernah lupa untuk sekedar mengirimkan parcel beserta kartu ucapan terima kasih kepada mereka. Kami juga sering memberikan form penilaian kepuasan konsumen untuk kepentingan pengukuran kinerja dan prediksi kerjasama untuk jangka panjang. Paling tidak, ada kesan di mata mereka bahwa kami peduli terhadap kelangsungan bisnis mereka,? tukasnya.

Untuk tantangan ke depan, gelombang teknologi ?menggoyang? berbagai sektor. ?Saya pikir, tantangan yang paling terlihat saat ini adalah bagaimana menghadapi gelombang teknologi dan kehadiran artificial intelligence (AI) yang kini mulai ?menggoyang? berbagai sektor. Saya sendiri memiliki unit bisnis yang fokus utamanya adalah tech-based application system untuk kebutuhan aplikasi perusahaan. Tetapi mendengar banyak sekali berita mengenai pengurangan tenaga kerja manusia dan tutupnya berbagai bisnis retail karena adanya eksistensi teknologi dan mesin, membuat saya harus mengubah jalur komunikasi bisnis searah (one-direction), menjadi multi-direction. Itulah mengapa sistem yang dipakai di bisnis saya adalah kerjasama proaktif yang mengedepankan aspek digital dan kreativitas manual. Itu semata-mata adalah salah satu proses adaptasi kami terhadap pesatnya kemajuan teknologi,? bebernya.

Ia pun meyakini bidang yang digeluti ini penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat. ?Banyak pebisnis pemula (start-up) yang kurang memahami skema bisnis di awal ekspansi sehingga di tengah perjalanan akan menemui berbagai hambatan. Saya kira dengan pendampingan yang baik, usaha mikro akan memiliki keberlangsungan bisnis (sustainability) yang baik. Ketika budaya berbisnis sudah settled, maka ini akan berdampak positif terhadap masyarakat di sekitarnya. Dia akan menjadi role model bagi lingkungannya dan akan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan sehingga ke depan kondisi ekonomi masyarakat akan berangsur-angsur membaik. Nah hakikat bisnis yang tengah saya geluti ini ya sebenarnya pendampingan tadi,? urainya.

Fokus kepada visi dan misi pribadi menjadi habit khususnya untuk mendukung pekerjaannya. ?Untuk itu, saya memiliki daftar skala prioritas dan misi jangka panjang dan pendek yang harus saya lakukan. Bila ada satu yang tidak berhasil, maka saya akan melakukan evaluasi dan mencatat tiap kemungkinan penyebab kegagalan yang muncul. Hal itu semata-mata saya gunakan sebagai pengingat, untuk meminimalisir terjadinya kesalahan yang sama. Untuk mengembalikan mood agar kembali bersemangat bekerja, saya selalu mengatakan pada diri saya ketika bangun tidur, ?Ayo bangun. Jangan malas!?. Lalu sedikit berolahraga di pagi hari dan selalu melihat skala prioritas yang telah saya buat,? jelasnya.

Penyuka hobi membaca ini pun memberikan inspirasinya kepada orang lain yang membaca kisahnya ini. ?Saya ingin agar orang berani keluar dari zona nyaman yang ada. Memang hidup ini pilihan, tapi bila kita tidak mengikuti pesatnya kemajuan zaman, bisa-bisa kita terlindas dan terpinggirkan. Sekarang ini, semua hal bisa terjadi. Semua resiko bisa saja tiba-tiba datang ke hadapan kita maka mulailah berbisnis sesuai dengan kemampuan Anda. Berlatihlah membaca peluang dan temukan solusi atas masalah-masalah untuk dikembangkan menjadi potensi bisnis. Ketika secara ekonomi Anda sudah settled, maka ruang gerak akan terasa lebih luas, dan senyum dari orang-orang di rumah anda akan terlihat semakin indah. Saya masih ingat sebuah quote moderat berikut ini; Jika tidak suka pekerjaanmu maka keluarlah dan berbisnislah. Namun bila tak mau keluar, maka cintailah pekerjaanmu, dan bekerjalah. So, life is a choice, isn?t it?? terangnya.

Founder of Idea Case membocorkan project dalam waktu dekat dan impiannya ke depan. ?Salah satu unit bisnis saya, Idea Case, saat ini sedang mengembangkan project e-learning untuk sekolah-sekolah dan institusi pendidikan formal. Tujuan project ini adalah menyediakan kelas virtual yang dapat memfasilitasi kebutuhan guru dan murid tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Semoga bisa selesai dalam waktu dekat. Untuk impian terbesar ke depannya, seperti orang lain pada umumnya, tentu saja secara pribadi saya ingin melakukan hal-hal baik yang berujung pada kesuksesan. Saya ingin membesarkan bisnis saya ini, dan memperoleh pendapatan sesuai target. Melanjutkan pendidikan S3 saya dan menunaikan ibadah ke tanah suci,? pungkasnya. (ant)

Leave A Reply

Your email address will not be published.