Korupsi Menjadi Salah Satu Alasan Generasi Milenial Apatis Terhadap Politik
Bernas.id – Penyakit para pelaku politik yang belum juga bisa disembuhkan dari Indonesia hingga saat ini adalah korupsi. Sebelum akhirnya para koruptor ditetapkan menjadi tersangka, mereka pada awalnya adalah orang-orang terdidik yang datang dengan baik-baik mencari simpati rakyat dengan janji-janji menyejahterakan. Namun setelah mereka berhasil mengambil hati dan suara rakyat, tidak jarang dari mereka tiba-tiba seolah mengidap penyakit amnesia, lalu tiba-tiba berlaga sibuk seolah tidak bisa di ganggu dan kemudian pergi dengan kepentingannya masing-masing, sehingga yang tersisa hanyalah harapan-harapan rakyat yang digantungkan.
Meskipun tidak semua tokoh politik yang berkarakter demikian, namun suatu penyelewang dan penyalahgunaan kekuasaan adalah sakit hati yang masih melekat di hati rakyat. Bahkan masyarakat yang awam pun sudah mafhum dengan para pelaku politik yang mengulangi dosa dan kesalahan para pemimpin sebelumnya.
Dalam laporan tahunan KPK semenjak tahun 2004 hingga 2016 menunjukan bahwa sebanyak 32% kader partai politik ditangkap oleh KPK dalam kasus korupsinya. Pemberitaan tentang para tersangka yang akhirnya berjaketkan orange tersebut menjadi tayangan lumrah di dunia pertelevisian di Indonesia. Sehingga stigma negatif terhadap politik sudah melekat di setiap lapisan masyarakat.
Dengan adanya pemberitaan korupsi di Tanah Air yang tidak jarang menjadi headline news tersebut, menjadi salah satu faktor generasi milenial apatis terhadap politik. Hal ini dapat diketahui dari hasil survei CSIS dan litbang kompas pada awal november lalu, hasil survei menunjukkan bahwa hanya 2,3% generasi milenial yang tertarik dengan isu sosial-politik. Selebihnya isu politik menjadi salah satu isu yang paling tidak diminati oleh generasi milenial di Indonesia.
Hal ini menunjukkan merosotnya kepercayaan generasi milenial sebagai para penerus bangsa di sebabkan oleh ulah para pemimpinnya sendiri. Korupsi seolah sudah menjadi penyakit yang turun menurun dari era Order Baru hingga era Reformasi saat ini. Sederhananya, para generasi milenial ingin tumbuh menjadi orang dewasa yang baik yang menjungjung nilai kejujuran dan keadilan sekalipun mereka bermimpikan menjadi kader politik, namun sayangnya kekhawatiran berpolitik kian muncul dari generasi milenial disebabkan virus korupsi yang hingga saat ini telah menjadi tradisi yang membudaya karena sistem demokrasi yang diselewengkan justru membuka kesempatan untuk melakukan korupsi.