Berita Nasional Terpercaya

UMKM Masuk E-Commerce

0

Bernas.id – Ada fenomena menarik dalam beberapa tahun terakhir ini. Sejumlah industri ritel modern di Indonesia menutup gerainya di pusat-pusat perbelanjaan. Fenomena ini merupakan dampak berkembangnya teknologi, khususnya teknologi internet, yang mengubah perilaku sebagian masyarakat dari transaksi konvensional (offline) ke cara online.

Pergeseran perilaku ini memaksa para pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk ikut masuk ke perdagangan digital (e-commerce) jika tidak ingin tertinggal oleh perkembangan zaman.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mencatat volume transaksi “e-commerce” atau perdagangan barang/jasa secara elektronik di Indonesia diprediksi terus meningkat seiring pemanfaatan teknologi informasi oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Tercatat, hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha ritel yang menutup gerai usahanya akibat dari sisi pendapatan tak sesuai target perusahaan, diantaranya 7-Eleven, PT Matahari Department Store. Kemudian, Lotus Department Store dan Debenhams yang telah ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober lalu dan akhir tahun 2017.

Model jual beli konvensional mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, penjual dan pembeli lebih suka memanfaatkan internet untuk bertransaksi. Lantas bagaimana dengan kesiapan UMKM di Indonesia agar tak sekadar tembus pasar internasional tetapi bisa bertahan saat mengikuti tren e-commerce?

Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan saat ini kecenderungan yang terjadi adalah masyarakat tidak perlu jauh-jauh pergi ke toko atau mall untuk membeli barang. Masalah jarak untuk menjangkau pusat perbelanjaan, kemacetan lalu lintas menghadang dan antre panjang saat akan membayar barang pun menjadi faktor masyarakat enggan belanja langsung ke toko atau mal.

Ketimbang menghadapi kesulitan tersebut, masyarakat cukup menggunakan ponsel mereka untuk membeli barang, termasuk melakukan pembayarannya pula. Belanja pun dapat diperoleh dengan mudah dan cukup menunggu di rumah pesanan sudah datang. Menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami petumbuhan cepat dalam pemanfaatan dunia internet. Dia menilai sejak masyarakat Indonesia melek akan internet dan manfaat penggunaanya, mulai banyak yang memakai internet untuk menjual barang dan jasa. 

Perkembangan sektor e-commerce (perdagangan elektronik) bahkan menjadi sektor yang tumbuh paling cepat. Pria yang akrab disapa Jokowi itu menjelaskan, inovasi lokal dari Indonesia memang belum sehebat perusahaan dunia seperti Alibaba atau Amazon.  Bukan berarti produk lokal tidak memiliki daya saing.

Jokowi menambahkan, di India terdapat perusahaan lokal bernama Flipkart. Perusahaan e-commerce ini mampu mendominasi perdagangan elektronik di India. Di Indonesia, lanjutnya, banyak perusahaan yang berkembang pesat dan mampu menggaet minat masyarakat untuk menggunakan aplikasi perusahaan tersebut misalnya Lazada, Tokopedia. Perusahaan dengan konten lokal jika terus dikembangkan bisa menjadi perusahaan besar yang mengglobal. Presiden yakin perusahaan yang awalnya hanya bermain di tingkat regional ujung-ujungnya bisa mendunia.

“Jangan coba-coba kita membikin Alibaba tandingan atau bikin Google tandingan. Buat apa bikin Alibaba lagi, Google lagi. Menurut saya itu buang waktu, uang dan tenaga. Manfaatkan saja, pakai saja, yang sudah saja. Manfaatkan saja platform tersebut untuk fokus membuat inovasi yang benar-benar unik dan lokal,” terang Jokowi dalam pembukaan acara Idbyte 2017, Kamis (28/9) lalu.

Oleh karenanya, perkembangan teknologi tidak hanya mengubah cara berkomunikasi melainkan menjadi sebuah metode perdagangan. Mulai banyak bermunculan e-commerce yang berguna sebagai tempat jual-beli barang secara online. UMKM pun sepertinya harus menanggapi kemunculan e-commerce.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengajak generasi muda untuk terus mengembangkan kemampuan dalam berbisnis. Inovasi bisnis itu harus didukung dengan kemampuan informasi teknologi (IT) sehingga bisa memasarkan produk mereka secara digital. Siapa pun yang tidak mengikuti arus digital ini dipastikan bakal tertinggal. Keberadaan e-commerce bisa jadi angin segar tetapi kalau tidak segera dikejar maka industri UMKM malah melorot. Sebab, salah satu masalah UMKM adalah pemasaran.

Pemerintah mendukung para pengusaha untuk mulai merambah ke dunia digital dengan mengadakan beberapa program yang akan melancarkan langkah pengusaha. Pemerintah telah menyiapkan berbagai program yang bisa digunakan baik untuk pengusaha baru, UMKM, maupun pebisnis yang sudah menjalankan usaha secara konvensional. Pemerintah ikut mendorong pemasaran para pelaku UMKM. Pertumbuhan perdagangan e-commerce menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan industri e-commerce ini sejalan dengan target pemerintah yang memperkirakan nilai transaksi perdagangan berbasis digital bisa mencapai USD130 miliar pada 2020. Selain itu, Indonesia juga memiliki visi menjadi digital nation pada dua tahun ke depan melalui 1.000 startup dari berbagai skala.

Anggota Dewan Penasihat Asosiasi e-Commerce Indonesia Daniel Tumiwa menyampaikan industri e-commerce di Tanah Air akan menopang pertumbuhan ekonomi pada 2018. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pelaku UMKM yang berpindah ke sistem online.

?UKM yang go e-commerce akan berkembang cepat, ini akan mempekerjakan tambahan orang, mereka juga akan mendapatkan tambahan uang penghasilan,? ungkap Daniel di Jakarta, Jumat (17/11), sebagaimana dikutip Bernas.

Bertambahnya jumlah pelaku UKM yang berjualan di lapak-lapak e-commerce diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayahnya masing-masing. Selain itu, juga akan menciptakan lowongan pekerjaan sehingga mendorong daya beli masyarakat di daerah.  

Keuntungan e-commerce

Adanya internet, produk UMKM yang dijual tak lagi terbatas geografis. Muncul e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Shoope, Blili dan banyak lainnya. Namun, sebagian banyak dimanfaatkan oleh pengusaha besar tetapi pengusaha UMKM yang menggunakan layanan e-commerce masih sedikit.  

Sebenarnya sudah ada marketplace yang dikhususkan untuk para pengusaha UMKM. Misalnya, UKMMarket.co.id yang diperkenalkan sejak tahun 2014. Adalah sebuah layanan perdagangan berbasis elektronik yang memberikan kenyamanan dan kemudahan jual-beli barang. Toko online ini merupakan bentuk kerjasama Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bersama Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Lebih dari 600 produk UMKM dengan berbagai jenis kategori dari berbagai wilayah di Indonesia mulai dipasarkan melalui e-commerce ini. Seperti pada umumnya, pemesanan barang pun dengan beberapa langkah singkat. Soal transaksi pembayaran dilakukan dengan beberapa metode, yakni internet banking, layanan mobile money, dan melalui transfer antar rekening.

Selanjutnya, ada Kriya Indonesia kriya.co.id. Layanan ini untuk UKM usaha kreatif. Layanan yang diluncurkan ini sebagai jembatan pelaku UKM untuk mendapatkan konsumen yang lebih luas. Hadir dengan konsep ?Everthing You Need?, Kriya Indonesia menyediakan kebutuhan costumer mulai dari fesyen, handicraft, furniture agrikultur yang merupakan karya anak bangsa.

Kriya berhasil menjalin kerjasama dengan bank-bank di Indonesia. Kerjasama ini agar UMKM bisa mendapatkan dana pinjaman untuk modal usaha. Kalau usaha lokal berkualitas maka bisa menembus pasar internasional.

Banyuwangi-mall.com dirancang oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan menggandeng Bank Negara Indonesia (BNI).  Pemkab Banyuwangi sengaja meluncurkan digital market untuk memperkuat daya saing pelaku UMKM. Dikatakan Ir. Prasetyo Atmosutidjo MM selaku Ketua Umum Komunitas UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkapkan di Jogja sebenarnya banyak pelaku UMKM tetapi masih sulit untuk menjalankannya karena keterbatasan waktu dan lebih fokus menggarap produknya. Meski produk lokal tapi sudah diekspor ke luar negeri.

?Lokal tapi sebagian teman-teman kita itu sudah ekspor lho. Sudah ada yang lebih sepuluh tahun ekspor. Iya, kualitas juga bagus mereka. Cuma mereka itu kan pekerja keras ya, biasanya bekerja, dia kan ditangani sendiri. Jadi, yang bapak-bapaknya atau ibunya ini kan nggak sempat belajar e-commerce gitu ya,? lanjut Prasetyo saat dihubungi Bernas, Selasa (19/12).

Kepada Bernas, Prasetyo mengaku senang jika UMKM bisa fokus menuju e-commerce. Diakuinya produk-produk UMKM memang bagus dan berkualiatas karena bisa menembus pasar internasional, ke Eropa, Amerika, Jepang, Tiongkok dan wilayah lainnya. Meski sudah ada internet, pemasaran produk secara online seperti e-commerce, lanjutnya, belum bisa dilaksanakan dengan baik.

?Sudah ada beberapa tapi terus terang masih sangat minim, minimal sekali. Pada posisi yang ini memang perlu digarap kan? Kalau mereka suruh belajar sendiri saya kira susah karena mereka kan waktunya habis untuk menangani (produksi) itu kan,? imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan, Pakar Ekonomi Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Dr. Jumadi, SE., MM menyampaikan pelaku UMKM butuh edukasi dan didampingi agar digarap maksimal.

?Yang pertama mungkin perlu adanya edukasi. Jadi, bahwa dunia ini kan sekarang lebih dekat ya dengan IT termasuk  apa namanya e-commerce di UMKM. Sebenarnya kami tahun 2006 itu sudah mewacakan untuk mengarah ke situ, namun ada beberapa kendala yang ada di lapangan,? jelas Jumadi saat dihubungi Bernas, Selasa (19/12).

Data yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, tahun 2016 menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 132,7 juta pengguna internet di Indonesia. Hal ini merupakan peluang bagi para pelakus bisnis, khususnya koperasi dan UMKM untuk memasarkan barang jasa melalui dunia maya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah dari total pelaku bisnis tersebut, tercatat 3,79 juta pelaku UMKM sudah memanfaatkan e-commerce, yang memanfaatkan platform marketplace di Indonesia, seperti Lazada, Bukalapak, Blibli, dan Tokopedia. Kementerian Koperasi dan UKM pun terus mendorong upaya pemanfaatan teknologi digital bagi pelaku bisnis koperasi dan UMKM.

Dalam rilis yang diterima Bernas, Selasa (19/12), Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menyampaikan berbagai kebijakan dan program dalam mengembangkan koperasi dan UMKM menuju digital economy, antara lain: pendaftaran Badan Hukum Koperasi dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Online; Peningkatan kapasitas SDM KUMKM dan mahasiswa (vocational training) sebagai Techno-preneur; pengembangan PLUT melalui Kampung UKM Digital yang bekerjasama dengan PT. Telkom Tbk. Selanjutnya, pendaftaran UMKM sebagai merchant di marketplace SMESCO, www.smescotrade.com serta kerjasama dengan berbagai marketplace lainnya.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo mengeluarkan roadmap e-commerce yang menjamin hidupnya e-commerce di Tanah Air. Hal ini berkaitan dengan pendanaan. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tentunya memudahkan e-commerce untuk mendapatkan pinjaman dana. Dalam peraturan pemerintah (permen) pemerintah akan memberikan insentif dan penjaminan kepada lembaga penyalur pinjaman utnuk mendukung pertumbuhan bisnis e-commerce.

Leave A Reply

Your email address will not be published.