Berita Nasional Terpercaya

Jangan Mau Jadi Penulis Epigon, Jadilah Penulis Seperti Ini

0

Bernas.id – Seringkali ketika membaca sebuah buku atau tulisan Anda sampai terpukau dengan gaya bahasa yang dipakai penulisnya, bahkan menjadikan penulis tersebut sebagai idola. Karena ketika membaca tulisan tersebut Anda serasa ikut hanyut dan imajinasi Anda ikut larut dalam rangkaian kata serta untaian aksara yang dirangkai begitu mengalir, memukau dan memanjakan mata serta pikiran. Bahkan saking menariknya, tulisan tersebut membuat Anda tergerak untuk ikut menjadi penulis, dan bercita-cita ingin memiliki kemampuan merangkai kata seperti penulis idola Anda tersebut.

Bisakah Anda menulis sehebat dan seindah tulisannya J.K Rowling, Stephen King, John Grisham, Taufik Ismail, Kang Abik, Tere Liye, Andre Hirata, Asma Nadia dan penulis-penulis beken lainnya? Jawabannya tergantung bagaimana usaha dan kerja keras Anda, apakah Anda siap untuk menekuni dan melewati jalan berliku yang pernah dilalui oleh penulis idola Anda tersebut atau tidak.

Baca juga: Cara Menulis Kutipan Langsung dan Kutipan Tidak Langsung Lengkap

Sekarang kita kembali ke pembahasan mengenai gaya bahasa dan gaya penulisan yang telah membuat Anda terpukau. Kalau Anda ingin menjadi penulis hebat dan terkenal seperti para penulis yang Anda idolakan tersebut, hal itu tidak menjadi masalah. Tetapi jangan sampai Anda ikut larut dan meniru gaya atau “style” para maestro tersebut, karena sampai kapan pun Anda tidak akan sanggup untuk mendompleng gaya mereka secara sempurna. Kalau pun Anda bisa menirunya bahkan mendekati kesempurnaan, Anda akan dibilang sebagai penulis epigon (pengekor). Anda akan dicap sebagai penulis yang tidak mempunyai identitas serta miskin kreativitas.

Tidak usah latah dan ikut-ikutan meniru serta mengekor gaya penulisan para penulis idola tersebut. Jadilah penulis yang mempunyai identitas dan gaya sendiri. Cukup jadikan para idola tersebut sebagai pelecut motivasi serta inspirasi, namun sebagai penulis Anda tetap harus jadi diri sendiri.

Tapi saya belum punya gaya penulisan sendiri, jadi harus bagaimana? Mungkin itu salah satu pertanyaan dan alasan yang ingin Anda kemukakan. Untuk tahap awal dan sebagai pemula tidak usah memusingkan tentang gaya penulisan. Yang penting asah terus kemampuan menulis Anda. Ibarat parang yang tumpul, kalau setiap hari terus diasah, maka lambat laun akan menjadi tajam juga. Begitu juga dalam menulis, seiring berjalannya waktu serta jam terbang yang Anda miliki maka gaya penulisan tersebut akan terbentuk dengan sendirinya. Para penulis idola Anda tersebut pun mengalami hal tersebut. Untuk bisa menghadirkan tulisan yang mengalir dan enak dibaca, mereka juga butuh proses dan perjalanan yang cukup panjang. Semua itu tidak terjadi dalam semalam atau turun dari langit tanpa usaha.

Baca juga: Mengenal Teks Berita, Ciri-ciri, Jenis, dan Contoh Penulisannya

Setiap penulis yang menekuni dunianya dan mendedikasikan tulisannya agar bermanfaat buat pembaca pasti akan melalui berbagai proses baik dalam hal teknis maupun proses kreatifnya. Seiring perjalanan waktu nantinya mereka menemukan ciri khas dan identitasnya masing-masing. Dan hampir tidak pernah kita temukan dua orang penulis profesional yang memiliki gaya penulisan serta ciri khas yang sama. Sebagai pembaca, Anda dan kita semua pasti bisa membedakan mana tulisan yang merupakan karya Asma Nadia dan mana tulisan yang merupakan karyanya Andrea Hirata. Karena mereka semua memiliki ciri khas dan melalui proses kreatif yang berbeda untuk menghadirkan karyanya ke hadapan pembaca, sehingga pembaca bisa menemukan “roh” penulisnya dalam setiap tulisan yang mereka hasilkan.

Mungkin Anda masih ingat ketika karya fenomenalnya Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy) yang berjudul Ayat-Ayat Cinta lagi booming dan mendapat tempat di hati pembaca. Sejumlah penulis epigon ikut latah dan meniru gaya penulisan Kang Abik dalam melahirkan karya-karya mereka. Bahkan sebagian ada yang rela mengganti namanya dengan nama pena yang mempunyai nuansa arabnya supaya mirip dengan nama Kang Abik. Lantas bagaimana nasib mereka sekarang? Ketika Kang Abik semakin produkif dengan berbagai karya yang mendapat tempat di hati masyarakat, para penulis epigon tersebut malah tenggelam dan dilupakan tanpa ada kabar beritanya. Hal tersebut terjadi karena mereka hanya mengekor tanpa memiliki identitas dan ciri khas yang kuat, sehingga gampang untuk dilupakan.

Kalau memang Anda ingin menjadi penulis, harus sabar untuk menikmati proses dan jadilah diri Anda sendiri. Temukan gaya penulisan Anda dan tidak usah memaksakan diri untuk persis sama seperti idola Anda. Jika Anda sudah menemukan gaya penulisan dan style sendiri, maka secara perlahan karya Anda akan mendapat tempat di hati pembaca dan Anda akan dikenal dengan identitas serta ciri khas Anda. Namun, semua itu memerlukan tahapan dan jalan yang cukup panjang, bersabarlah untuk melalui semua proses tersebut.

Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku 2021

Leave A Reply

Your email address will not be published.