Berita Nasional Terpercaya

Jangan Terjebak Menjadi Penulis Cengeng

0

Bernas.id – Kalau Anda saat ini mempunyai pikiran dan angan-angan untuk menjadi seorang penulis, ada baiknya Anda coba berpikir kembali serta merenung sejenak. Apakah benar menulis merupakan salah satu dari sekian banyak pilihan profesi yang akan Anda tekuni?

Jika menulis merupakan panggilan hati dan Anda merasakan ada sesuatu yang kurang kalau belum bercengkerama dengan rangkaian aksara, bisa jadi itu memang panggilan hati Anda. Namun kalau hanya sekedar ikut-ikutan dan latah karena mengikuti tren, sebaiknya Anda berpikir seribu kali sebelum terjun dan terjebak nantinya.

Baca juga: Cara Menulis Kutipan Langsung dan Kutipan Tidak Langsung Lengkap

Mengapa saya katakan demikian? Karena menjadi penulis itu bukanlah sebuah proses yang instan, semudah Anda membalikkan telapak tangan. Atau hanya sekedar menjentikkan jari lalu bilang, “Sim salabim!” secara otomatis, dalam sekejap mata, Anda langsung menjadi penulis. Prosesnya bukan seperti itu. Tetapi membutuhkan perjalanan panjang yang berliku serta usaha kerja keras dengan semangat pantang menyerah. Menulis bukan seperti Anda memasak mi instan yang cukup diseduh dengan air panas, didiamkan beberapa menit lalu bisa langsung disantap sambil minum teh atau kopi. Menulis juga bukan laksana melewati jalan tol yang sepi sehingga Anda bisa dengan mudahnya memacu kendaraan sampai kecepatan maksimum untuk segera sampai di tempat tujuan.

Butuh tekad sekuat baja dan sikap pantang menyerah dalam menekuni kegiatan menulis ini. Anda bisa lihat berapa banyak para penulis pemula yang awalnya begitu bersemangat, tetapi karena tidak ada motivasi yang kuat akhirnya mereka terkapar dan menyerah bahkan sebelum menghasilkan karya. Mereka yang pada awalnya laksana tentara yang bersemangat menuju medan juang, namun perlahan-lahan mundur secara teratur. Bahkan ada yang melarikan diri begitu mengetahui ganasnya medan tempur yang mereka hadapi.

Jika Anda termasuk salah satu dari sekian banyak penulis yang mengalami hal seperti itu, maka tidak ada jalan lain kecuali secepatnya bertobat. Tentukan pilihan, apakah akan tetap menjadi penulis dengan menghadapi segala risiko yang mungkin terjadi atau langsung balik arah dan melupakan mimpi Anda menjadi seorang penulis.

Baca juga: Mengenal Teks Berita, Ciri-ciri, Jenis, dan Contoh Penulisannya

Mereka yang hanya sekedar ikut-ikutan dan tidak memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi seorang penulis, pada akhirnya nanti hanya akan menjadi pribadi yang pintar berdalih dengan beribu alasan. Berusaha untuk mencari pembenaran dengan mengeluarkan berbagai argumen sebagai pembelaan untuk naskah tulisan yang tak kunjung selesai. Alasan yang digunakan pun sudah menjadi sesuatu yang umum seperti tidak ada ide, komputer rusak, listrik mati, jaringan internet bermasalah atau lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Bahkan alasan paling klasik yang sering digunakan adalah banyak kesibukan dan susah mengatur waktu. Padahal kalau dicermati semua manusia diberikan waktu yang sama selama 24 jam dan setiap orang memiliki kesibukannya masing-masing termasuk mereka para penulis profesional.

Semua alasan itu hanya sekedar memperlihatkan kecengengan dan mencari pembenaran atas sifat mudah menyerah yang sudah tertanam berakar dalam diri. Kalau Anda beralasan bahwa jaringan internet yang rusak atau bermasalah sehingga Anda kesulitan berburu referensi, ada baiknya Anda mencoba sedikit kreatif serta membuka mata lebar-lebar. Karena sumber informasi dan referensi tidak hanya tersedia di internet. Anda bisa mencarinya dengan berkunjung ke perpustakaan dan membolak-balik berbagai buku yang menjadi koleksi perpustakaan tersebut. Atau coba untuk mendengarkan cerita serta percakapan orang-orang di sekeliling Anda, mana tahu hal tersebut bisa membuka cakrawala dan menghadirkan ide baru untuk menjadi bahan tulisan. Bisa juga dengan membaca koran atau surat kabar. Ide, referensi dan data ada bertebaran di mana-mana, tergantung kepekaan Anda untuk melihat serta mendengarkannya.

Baca juga: Interpretasi : Pengertian , Tujuan, dan Macam-macamnya

Hanya penulis cengeng yang mudah menyerah karena terpaku dengan berbagai keterbatasan yang ada tanpa mau berusaha untuk berpikir kreatif. Ada juga yang mengeluh tidak bisa menyelesaikan tulisan karena listrik mati seharian, komputer/laptop rusak atau malah ada yang sama sekali tidak punya laptop. Itu juga alasan yang luar biasa cengeng namanya. Siapa bilang kalau menulis hanya bisa dilakukan di komputer/laptop? Sesekali coba menulis dengan pulpen di atas kertas putih yang belum ternoda. Rasakan sensasinya mengalirkan ribuan ide yang ada di kepala melalui gerakan tangan yang bekerja sama dengan liukan pulpen.

Apakah Anda mengetahui bahwa novelnya Stephen King yang berjudul Misery tercipta dan berawal dari sebuah corat-coret di atas tissu cocktail yang ia buat ketika dalam perjalanan di atas pesawat? Seharusnya Anda dan kita semua harus malu kalau profesi penulis hanya terdiri dari orang-orang yang cengeng dan suka mengeluh.

Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku 2021

Leave A Reply

Your email address will not be published.