Berita Nasional Terpercaya

Anies-Sandi Membangkitkan Transportasi Becak, Ini Pro dan Kontra yang Terjadi

0

Bernas.id – Becak, sebuah alat transportasi tradisional yang saat ini mulai berkurang jumlahnya, sedang dibincangkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Uno. Mereka sedang mencari wacana untuk membangkitkan transportasi yang dinilai tradisional ini. Inspirasi itu juga didapat dari Sandi yang melihat becak (disebut padicab) di Amerika Serikat.  

Namun, selayaknya kebijakan, beberapa pro-kontra bermunculan mengomentari aksi ?kebangkitan becak?.

Pihak pro memiliki dua asumsi, yaitu:

1. Kondisi ekonomi penarik becak;

Pekerjaan menarik becak diakui oleh beberapa narasumber sebagai pekerjaan utama mereka. Hal ini sudah dilalui puluhan tahun sejak menginjakkan kaki di Jakarta. Meski banyak tantangan dalam menarik becak, mereka tetap keukeuh atau memegang teguh pekerjaannya. Salah satu penarik, Darmidi (62) menyebutkan bahwa ia sudah narik selama 32 tahun di pasar. Dia sudah tidak berani lagi ke jalan raya untuk mencari penumpang. Hasil razia sering kena sampai 18 kali sepanjang hidupnya. Tanpa kenal menyerah, demi anak dan istri, mereka rela banting tulang mencari untung 30-50 ribu sehari. Jika becak tidak diaktifkan kembali, mau ke mana penarik becak akan mengejar rezeki?

2. Kemudahan transportasi warga.

Dunia transportasi berkembang begitu pesat. Tahun 80-an, alat transportasi yang digunakan tentu berbeda dengan sekarang. Dulu ke mana-mana jalan kaki, becak, atau kapal. Bis juga beberapa. Sekarang, ada motor, mobil, ojek online, pesawat terbang, dan sebagainya. Memang itulah kenyataannya.

Namun, tidak semua akses jalan bisa dilalui alat transportasi modern. Ada gang-gang tertentu yang hanya bisa dilalui beberapa alat transportasi. Termasuk salah satunya becak. Alat beroda tiga ini digunakan ibu-ibu pergi ke pasar untuk membawa barang belanjaannya. Tempat tujuannya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2-3 kilometer. Mereka, para ibu dan pelajar, sangat berharap becak-becak tetap dibiarkan narik.

Sementara itu, pihak kontra melayangkan penolakan karena dua hal berikut ini:

1. Menimbulkan macet;

Beberapa pihak yang melayangkan pihak kontra menguatkan pendapatnya dengan alasan ?macet?. Ya, macet di Jakarta yang setiap detik terjadi itu, tidak diharapkan long time karena kehadiran becak. Sudah macet, ditambah becak pula. Tahu sendiri kan, ukuran becak seberapa? Kalau becak sebanyak seribu turun ke jalan besar, apa kata dunia?

2. Transportasi tradisional yang kurang praktis.

Di dunia yang serba canggih, masyarakat memilih kemudahan-kemudahan yang murah dan praktis. Praktis artinya, mudah dan senang memakainya. Kalau ada transportasi menyenangkan lainnya, kenapa harus ada becak? Bukankah ini zaman modern yang ingin cepat, murah, dan praktis?

Tentunya, dengan berbagai pertimbangan dan diskusi dari pemerintah DKI Jakarta, warga setempat dapat memaklumi keputusan yang diambil Anies-Sandi. Asalkan itu baik bagi semua pihak, masyarakat tidak boleh memaksakan kehendaknya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.