Berita Nasional Terpercaya

Memaknai Sebuah Kejujuran dalam Kehidupan

0

Bernas.id – Kutipan di bawah merupakan bagian dari novel Kennaz H Imamah, Kala Lonceng Cinta Berdentang (2009). Dalam kutipan ini terlihat jelas kesedihan dan kesepian yang menyelimuti tokoh Divvy. Kesepian yang timbul akibat hilangnya sosok yang dia cintai secara tiba-tiba sehingga membuat Divvy begitu sedih.

?Her…' Divvy menepuk-nepuk pipi Hermawan dengan lembut. Tak ada reaksi. Ketakutan menyergap Divvy. 'Sayang , bangun. Ayo buka matamu dan lihat aku.' Air mata mengalir dari kedua pelupuk mata Divvy. Hermawan tetap tersenyum. Matanya tak lagi bisa dibuka. Untuk selamanya. Divvy duduk di sofa dengan Hermawan dalam dekapannya. Tak ada isak tangis, hanya air mata yang menetes deras membasahi pipi. Ciuman didaratkan ke bibir di Hermawan yang kini tak lagi menawarkan kehangatan. Pria tampan itu telah merelakan nyawanya diambil sang Khalik, meninggalkan Divvy seorang diri berteman sepi.” (Imamah, 2009:187-188)

Divvy sangat berlarut-larut menangisi kepergian Hermawan untuk selama-lamanya. Sang kekasih telah meninggal dunia. Dengan segala upaya, Divvy mencoba untuk membangunkan Hermawan. Namun, tidak membuahkan hasil yang membuat hati wanita itu merasa senang sampai-sampai ia mencium Hermawan yang sedang tertidur lelap itu dan Divvy tidak merasakan panasnya tubuh manusia yang masih hidup melainkan hanya dingin yang terasa di tubuh Hermawan. Hanya air mata yang dapat terus-menerus dikeluarkan olehnya.

Menurut Ariwibowo Prijosaksono dalam Self Management Series : Create your Own Cheese (2001:55) ketika seseorang kehilangan orang yang dicintai, entah itu pasangan hidup, anak, maupun orang tua, ia akan mengalami perubahan besar dalam kehidupan. Beberapa orang bisa mengatasi peristiwa menyedihkan itu, tetapi banyak juga yang tidak bisa mengatasi perasaan karena kehilangan orang yang disayanginya. Kemudian, orang tersebut memasuki zona ?berkabung? dan terjebak di wilayah mental tersebut. Kondisi ini sedikit demi sedikit memisahkannya dari dunia nyata.

Mengapa Divvy tidak bisa mengatasi perasaan kehilangan orang yang dicintainya? Setiap manusia pasti akan memiliki waktu masing-masing untuk menutup kehidupannya. Mengapa reaksi Divvy begitu larut dalam kesedihan atas Hermawan? Ada apa dengan Divvy?

Kejujuran yang Tertahan

Ketika kejujuran yang tidak tersampaikan selalu ditunda untuk diungkapkan kepada seseorang, tentu akan menimbulkan kecemasan yang sangat sulit untuk dibiarkan di dalam hati. Terlebih ketika kejujuran yang selalu ditahan untuk diungkapkan,  akan membuat kebohongan-kebohongan lain timbul seiring waktu berjalan.

?Divvy tertawa mendengar cerita sang kekasih yang kini ada di Bali. Selesai dengan Anand, Divvy menerima telpon dari Jeff yang juga sedang berada di Bali untuk urusan kerja. Hanya Matteo yang tidak menelpon. Koki itu pasti sedang sibuk menyiapkan puluhan porsi makanan pesanan para tamu yang bersantap di restorannya. ?Kenapa lama sekali? Makananmu jadi dingin,? ucap Hermawan, begitu Divvy kembali berada di hadapannya. ?Maaf, tadi banyak telpon yang masuk, enggak enak kalau tidak dijawab. ?(Kennaz H Imamah, 2009:59)

Dari kutipan di atas terlihat jelas kebohongan yang telah dilakukan oleh Divvy yang sedang makan bersama kekasihnya. Wanita itu tidak berkata bahwa dia memiliki kekasih lain selain Hermawan. Dengan polosnya, wanita itu mengatakan bahwa hanya menerima orang lain yang menelpon.

Jika orang yang telah berbohong dibiarkan untuk melakukan kebohongan untuk kedua kalinya orang itu mungkin akan merasa aman karena telah membohongi orang lain. Namun, di balik rasa aman itu lama-kelamaan akan timbul perasaan lain, yaitu rasa bersalah. Rasa bersalah itu mucul karena kebohongan itu sama halnya seperti kotoran walaupun disembunyikan pastilah akan tercium baunya.

Menurut Dr. Muhbib Abdul Wahab dalam Selalu Ada Jawaban Selama Mengikuti Akhlak Rasulullah (2013:12) menyatakan bahwa orang yang berbohong pastilah akan dicap sebagai pembohong dan tidak akan dipercayai lagi.

?Orang yang berbohong sejatinya tidak mendapatkan apa-apa selain kerugian. Meski kebohongannya tidak diketahui, ia akan mendapatkan dosa dari kebohongannya itu. Jika kebohongannya itu diketahui oleh orang lain, ia tidak akan dipercaya lagi. Implikasinya hubungan antara dirinya dan sesama orang menjadi kurang baik karena ia sudah dicap sebagai pembohong atau munafik. Orang lain tidak akan bersimpati dan malah akan menjauhinya. Bahkan, memusuhinya. Orang yang jujur dan tidak suka berbohong secara psikologis tidak akan dihantui rasa bersalah dan hati yang gundah. Sebaliknya, orang yang sering berdusta hidupnya menjadi tidak tenang, dikejar-kejar oleh ?pemberontakan? hati kecilnya yang ingin menyuarakan kebenaran. Dia akan khawatir kebohongannya akan terbongkar ?.

Dalam kehidupan Divvy, kebohongannya memang belum terbongkar.  Namun, dia baru mencoba untuk berbicara jujur dan tidak membohongi hanya pada perasaanya sendiri. Kejujuran Divvy adalah ia tidak mencintai seluruh kekasihnya, yaitu Hermawan, Jeff, Matteo, Janno, dan Anand. Namun, ia belum dapat mengungkapkannya pada para kekasihnya. Dalam kutipan berikut, kejujuran yang Divvy utarakan tertahan dan tidak terungkapkan pada salah satu kekasihnya, yaitu Hermawan ?Sampai saat makanan pencuci mulut di hidangkan belum berani menyatakan keinginannya untuk putus dari lelaki dihadapannya (Kennaz H. Imamah, 2009:184).? Timbul rasa ingin berkata jujur dan lelah karena telah membohongi Hermawan. Namun, ia masih mencari-cari waktu yang tepat untuk putus dari Hermawan yang telah dia bohongi selama ini. Dengan demikian, kutipan itu menunjukkan reaksi dari kujujuran yang ditahannya hingga waktu yang ada berjalan begitu saja.

Dalam kehidupan ini, manusia tidak luput dari kesalahan maupun kebohongan. Banyak cara untuk memperbaiki diri dari kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Salah satu caranya dengan kejujuran, mau berkata apa adanya; tidak dilebih-lebihkan. Walaupun seseorang sudah terlanjur berkata bohong, ia pastilah akan takut untuk berkata jujur kepada orang yang dibohonginya. Akan tetapi, hanya perlu sedikit keberanian untuk memberitahukan kebenaran.

Selanjutnya, mengapa kejujuran Divvy ini tertahan? Karena apa kejujuran ini dapat tertahan?

?Divvy, kalau aku pergi, tolong jangan lepaskan cincin ini. Hanya dengan cincin ini aku bisa selalu ada di dekatmu.?

?Kamu ngomong apa sih, Her? Kamu mau pergi kemana??

?Aku enggak tahu, tapi pria berjubah putih itu sudah datang menjemputku.? Napas Hermawan terdengar semakin berat. ?Sepertinya? aku harus pergi. Thank.. you? for? loving? me. Good bye, angel? Lalu senyap. Tak ada desah suara yang terdengar.?(Kennaz H Imamah, 2009:187)

Divvy yang ingin berkata jujur, tetapi tertahan karena sang pria yang sudah tidak dapat mendengar lagi perkataannya. Bukan karena tidak mau memaafkan atau benci. Namun, sang pria sudah dipanggil oleh Sang Pencipta. Di titik inilah Divvy tidak bisa berkata jujur kepada Hermawan untuk terakhir kalinya. Kemudian, timbul rasa penyesalan yang membuat Divvy seperti merasa bersalah. Namun, mengapa Hermawan mengatakan angel di kata terakhirnya?

Menurut Muhammad Syafi?ie dalam Bidadari Dunia – Potret Ideal Wanita Muslim (2005:2) bidadari juga ada yang hadir ke dunia. Bidadari memang sulit ditemukan. Ini tak heran karena ia adalah mahluk istimewa. Namun, ia mudah dikenali karena memiliki kepribadian mulia yang membedakannya dengan yang lain. Dialah wanita shalihah. Ya! Wanita shalihah adalah bidadari yang hadir ke dunia.

Ternyata, menurut Hermawan, Divvy, kekasihnya itu adalah wanita yang istimewa. Angel dalam mata kaum pria adalah kekagumannya terhadap seorang wanita. Banyak dalam kehidupan sehari-hari sering terdengar tentang kaum pria yang mengatakan kekasihnya sebagai angel.

Kejujuran Divvy yang tertunda semakin membuat Divvy tak mampu berpikir jernih tentang sosok Hermawan. Pria yang dibohonginya ini ternyata mengangapnya sebagai wanita istimewa; bidadari yang hadir dalam hidup seorang Hermawan.

Bentuk Penyesalan yang Terjadi

Penyesalan Divvy kepada Hermawan tidak berhenti di situ. Divvy merasa sangat terpukul karena tidak dapat berkata jujur kepada Hermawan sampai akhir hayat pria itu. Dalam kutipan di bawah ini terkuak bentuk penyesalan Divvy.

?Aku sudah membohongi lima pria sekaligus dan salah seorang dari mereka menganggapku angel. Pembohong sepertiku tidak pantas disebut angel! Mata Divvy berkaca-kaca mengingat kenangan terakhirnya bersama Hermawan ?

?Aku nggak benci kamu, Pierre, tapi aku enggak bisa dekat denganmu. Aku enggak pantas untuk kamu atau pria manapun juga.?

?Jangan terlalu lama menghukum dirimu.? (Kennaz H Imamah, 2009:217)

Menurut Lucy Pujasari Supratman dan Adi Bayu Mahadian dalam Psikologi Komunikasi (2016:41-42) ada bermacam-macam objek persepsi. Objek persepsi interpersonal adalah manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dilakukan dari pada objek persepsi yang lain karena banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap orang lain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor personal. Faktor eksternal adalah petunjuk-petunjuk yang bisa seorang amati. Faktor personal adalah karakteristik dari orang yang memberikan respon stimulasi persepsi. Yang termasuk faktor eksternal adalah petunjuk verbal dan nonverbal, sedangkan yang termasuk faktor personal adalah pengalaman, motivasi, dan kepribadian. Kesalahan dalam proses persepsi mungkin saja terjadi karena adanya impression management, streotyping, dan ketidakmampuan seseorang untuk menafsirkan pesan dengan benar.

Persepsi itu adalah pandangan orang lain atau diri kita sendiri. Divvy seharusnya dapat bertanya kepada orang lain pendapat tentang dirinya dan tidak hanya berpikir dengan pendapatnya sendiri. Dia harus bisa menerima persepsi dari orang lain dan dirinya. Karena untuk mengkoreksi pendapat dirinya, diperlukan pendapat orang lain untuk memastikan bahwa persepsi Divvy itu benar atau tidaknya.

Divvy yang tidak mau dekat dengan pria lain menunjukkan traumanya atas kebohongannya terhadap beberapa pria yang pernah berhubungan dengannya. Divvy yang menyesal akan perbuatannya berusaha untuk tidak dekat dengan pria karena takut dapat mengkhianati perasaan pria lain.

Padahal, manusia tentu perlu bersosialisasi dengan orang lain dan membutuhkan orang lain untuk hidup. Menurut Sarinah dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar (2016:48) mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk sosial karena manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Manusia berbeda dengan hewan, untuk mempertahankan hidupnya ia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas. Ketika bayi lahir, ia hanya memiliki insting menangis.

Divvy seharusnya dapat bisa berhenti menghukum dirinya sendiri dan mencoba untuk bersosialisasi lagi dengan para pria. Divvy juga tidak boleh menilai dirinya oleh pendapatnya sendiri. Namun, dia juga harus melihat penilaian sikap orang lain terhadap dirinya. Hal ini dikarenakan manusia itu beragam dan banyak hal yang menjadi pertimbangan orang-orang untuk mau bersosialisasi dengan orang lain. Walaupun orang itu buruk sekalipun, pastilah dia memiliki kebaikan di dalam hati kecilnya dan mempunyai tindakan yang benar.

Sikap Divvy yang ingin menjauh terhadap para pria  tentu salah karena untuk mencapai kehidupan yang lebih baik manusia harus saling membantu dan tolong menolong. Divvy harus berada di tengah manusia lain, baik pria maupun wanita. Sikap Divvy yang menolak lelaki sangat bertentangan dengan masyarakat yang berpikir bahwa manusia harus saling membutuhkan. Jika rasa penyesalan itu timbul, Divvy seharusnya tidak boleh mengurung dirinya dan menjauhi laki-laki karena manusia adalah mahluk sosial yang butuh pasangan untuk meneruskan kehidupan ke yang lebih baik.

Bentuk penyesalan Divvy tidak tepat dilakukan. Penyesalan Divvy menunjukkan ketidakmampuan seseorang untuk menafsirkan pesan dengan benar. Pesan dalam kata ?angel? yang disampaikan Hermawan menunjukkan Divvy tetap mampu menjadi wanita yang baik di masa depan walaupun pernah memiliki pengalaman hidup yang penuh kebohongan. Sosok angel akan mampu mempersepsikan kejujuran tetap memiliki makna terbaik dalam hidup seseorang. Makna itu hanya bisa dinyatakan bila seseorang berada dalam kehidupan sosial dengan orang lain. Dengan demikian, orang-orang akan memandang bahwa kejujuran adalah hal terbaik dalam kehidupan. (*Penulis: Fatdli Bramastha, Siswa SMAK PENABUR Harapan Indah)

 

Daftar Pustaka

A. Wahab, Muhbib. 2013. Selalu Ada Jawaban Selama Mengikuti Akhlak Rasulullah. Jakarta: Agro Media Pustaka.

H. Imamah, Kennaz. 2009. Kala Lonceng Cinta Berdentang. Jakarta: Gramedia.

Prijosaksono, Ariwibowo. 2001. Self Management Series : Create your Own Cheese. Jakarta: Elex Media Komputindo.

P. Supratman, Lucy dan Adi Bayu Mahadian. 2016. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Deepublish.

Sarinah. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Deepublish.

Syafi?ie ,Muhammad. 2005. Bidadari Dunia – Potret Ideal Wanita Muslim. Jakarta : QultumMedia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.