Berita Nasional Terpercaya

Pendidikan Berlandaskan Integrasi Bangsa

0

MASYARAKAT dan bangsa Indonesia kini berada dalam suatu era global. Dalam suatu transisi menuju masyarakat baru yang demokratis, bangsa ini telah melahirkan euforia yang dapat bermuara kepada disintegrasi bangsa. Dari segi itu pula menunjukkan bahwa krisis yang terjadi dewasa ini merupakan suatu krisis kebudayaan.

Akar Disintegrasi

Berbagai faktor yang mempengaruhi nasionalisme kemasyarakatan ialah gerakan penduduk yang sangat cepat karena kemajuan komunikasi modern. Hal tersebut menyebabkan fragmentasi dari identitas nasional dan semakin menyebarnya multikulturalisme. Selain itu, adanya perdebatan politik dan normatif mengena kewarganegaraan dalam hubungannya dengan kemerdekaan serta hak asasi manusia. Kemudian yang menjadi masalah utama ialah masalah-masalah nasional yang berpengaruh pada kedaulatan nasional dan identitas nasional, karena negara sering sekali terancam oleh berbagai pandangan-pandangan baru yang seolah-olah ingin menggeser falsafah negara.

Integrasi bangsa merujuk pada nasionalisme yang permanen dan mampu direalisasikan. Maka pendidikan pun semestinya bergerak pada arah yang sama. Nasionalisme  menunjukkan kepada kita agar setiap orang menyadari masalah-masalah yang ada di zaman ini. Hal penting yang dapat kita pelajari di dalam perkembangan nasionalisme di dunia yang telah dialami oleh  negara-negara yang relatif lebih tua misalnya mereka melihat peranan pendidikan yang sangat penting di dalam terbentuknya suatu integrasi bangsa dan nasionalisme.

Menata Kehidupan Berbangsa

Seperti diketahui, negara-negara industri maju telah melaksanakan wajib belajar sejak pertengahan abad ke-19. Mereka melihat kemajuan industri dalam masyarakat yang telah menimbulkan berbagai gejala baru yang belum dialami oleh bangsa manapun seperti masalah tenaga kerja, kelas masayarakat seperti kelas pekerja yang telah menimbulkan prioritas dan materialisme dari Karl Marx. Revolusi Perancis telah merontokkan feodalisme di Eropa dan melahirkan demokrasi. Ternyata, demokrasi menuntut pencerahan anggota-anggotanya didalam mewujudkan masyarakat yang mengakui hak yang sama semua manusia. Hal tersebut secara mutlak menuntut pendidikan atau pencerahan dari rakyat. Tidak mengherankan apabila pendidikan dalam bentuk wajib belajar merupakan suatu tuntutan hak asasi manusia sesudah revolusi industri dan revolusi Preancsi. Nasionalisme modern lahir sezaman dengan kelahiran pendidikan modern.

Pendidikan mengenai integrasi bangsa dan nasionalisme dapat diterapkan dalam berbagai kehidupan bahkan  dari semenjak balita di setiap menjelang tidur disajikan kisah nasionalisme di Indonesia dari semenjak zaman Sriwijaya pada abad ke-7 dan kerajaan Majapahit pada abad ke-8. Mengindonesia merupakan suatu proses berkesinambungan yang mempunyai dasar atau isi. Dasarnya ialah kebudayaan Indonesia yang bhineka menuju pada suatu visi kesatuan Indonesia yang dibentuk melalui kebudayaan persatuan Indonesia. Disinilah proses pendidikan dalam arti yang luas memegang peranan sangat penting dalam memperkuat landasan dan memperjelas visi untuk membentuk kesatuan bangsa Indonesia. Dari kebhinekaan budaya tersebut telah berakar dalam nilai-nilai Pancasila yang kemudian dikonstruksikan sebagai kesatuan nilai-nilai Pancasila dalam UUD 1945 yang merupakan milik semua warga negara Indonesia. Hak milik itu akan terpancar dari keseluruhan tingkah laku dan pola kehidupan setiap warga negara Indonesia. Maka inilah yang dimaksud dengan karakter bangsa dimana pendidikan dilaksanakan secara berkesinambungan berlandaskan integrasi bangsa Indonesia.

Bagaimanapun integrasi bangsa merupakan implementasi dari nilai-nilai Pancasila yang perlu ditekankan dan dikemukakan baik terhadap warga Indonesia yang terkena dampak globalisasi maupun masyarakat lokal yang belum mengenal nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, akan terpupuk lahan kehidupan Pancasila di berbagai elemen kehidupan masyarakat Indonesia. Selanjutnya akan lahir watak bangsa Indonesia yang semakin solid dan semakin kokoh terbenam dalam habitus bangsa Indonesia.

Brigida Intan Printina,  Dosen Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sanata Dharma

Leave A Reply

Your email address will not be published.