Berita Nasional Terpercaya

Warga Jogja Kemekelen di Pendopo Dinas Kebudayaan Yogyakarta

0

Bernas.id ? Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar kegiatan rutin tahunan Dagelan Mataram Now, Jogja Kemekelen #2 berjudul ?Malem Jemuwah Kliwon? yang ditulis Indra Trengono. Para penikmat dagelan, seniman, serta masyarakat tampak memenuhi di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY, Kamis malam 10 Mei 2018.

Khocil Birowo, Tim Kreatif dari Dagelan Mataram Now menjelaskan bahwa Dagelan Mataram menjadi salah satu aset kekuatan potensi di Jogja bisa berkembang. ?Kesenian yang kerakyatan. Dagelan ini merupakan kekuatan Jogja yang kota lain tidak punya. Mencoba mengembangkan spirit Basiyo,? ucapnya kepada Bernas.id.

Disebut Khocil Birowo, kegiatan Dagelan Mataram Now ini merupakan program Dinas Kebudayaan yang memiliki label Joga Kemekelen #2. ?Mengapa memakai Dagelan Now ini, spiritnya mengembangkan spirit tradisi, tapi digarap kekinian. Segmennya, untuk anak muda sehingga meskipun  tradisi tetapi digarap kekinian inovatif, anak muda akan tertarik untuk melihat, menyesuaikan tuntutan zaman,? bebernya.

Kenapa komedi horor, Khocil menerangkan bahwa Dagelan Mataram Now ini diharapkan menjadi tontonan alternatif yang mengoplos logika dunia perdemitan dan duniawi. ?Intinya, core-nya humor dengan dagelan mataram lewat alur cerita,? ucapnya.

Khocil pun menjelaskan alur cerita Dagelan Mataram Now yang berjudul ?Malem Jemuwah Kliwon?. Dikatakan Khocil,  alur ceritanya sederhana, yaitu ada keluarga dengan kepala keluarganya bernama Juragan Rajiman yang berselingkuh atau punya cem-ceman namanya Arum, terus kemudian hamil. Lanjut Khocil, Juragan Rajiman pun tidak bertanggung jawab hingga akhirnya si Arum itu dibunuh karena dianggap aib. Arum yang demit anyaran ini pun menuntut balas dengan ditemani Sugeng, Demit Kawakan. Akhir cerita, istri Rajiman menyalahkan suaminya. Lalu, berjanji tidak akan menganggu lagi, Arum itu hanya menuntut saja agar Pak Rajiman diproses secara hukum.

Acara Dagelan Mataram Now ini digarap dengan kemasan kekinian, berupa iring-iringan musiknya sudah garapan memakai perpaduan antara keyboard, saron, dan lain-lain. ?Tradisinya kuat, musik mendukung. Pola permaiannya sudah digarap sebagaimana teater. Bahasa komunikatif, campuran kadangkala ada bahasa Inggrisnya dan digarap geraknya kayak unsur tari dan koreografi,? terang Khocil.

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Singgih Raharjo, menjelaskan bahwa kegiatan dagelan rutin tahunan ini memberikan kesempatan khususnya seniman dagelan mataram. ?Bentuk fasilitasi dari Dinas Kebudayaan dalam rangka untuk memberikan kesempatan kepada para seniman berekspresi. Kita berharap dari masyarakat bisa menikmati ekspresi dari para seniman pada malam hari ini,? ucapnya.

Singgih pun berpesan agar kalau nanti dagelannya tidak lucu, tolong jangan dipaksakan ketawa karena kalau dipaksakan jelek mukanya. ?Tetapi sebaliknya kalau memang dagelannya lucu, jangan ditahan ketawannya karena toiletnya dekat di sini,? pungkasnya. (Jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.