Berita Nasional Terpercaya

Advisor Kantor Staf Presiden RI Sebut Data Digital Menjadi Komoditi Baru

0

Bernas.id – Himpunan Mahasiswa Program Studi Sosiologi (HMPSSos), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menggelar seminar nasional dengan tema ?Generation of Digital Media: The Creators of The Change?.  Alois Wisnuhardana, advisor bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Republik Indonesia turut diundang untuk menceritakan proses kreatifnya, Kampus IV, Gedung Teresa, UAJY, Jumat 18 Mei 2018.

Alois menceritakan sebuah cerita sejarah tentang bagaimana dulu orang bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain sekitar 200 sampai 300 tahun yang lalu. ?Orang bergerak dari mana ke mana, Afrika ke Asia, Amerika ke Eropa karena perdagangan dengan jalur kapal. Jadi, informasi juga disebar lewat kapal, misal kirim surat. Hari ini terjadi apa, bertahun-tahun atau berbulan-bulan, baru tahu informasinya lewat kapal,? jelasnya.

?Gunung meletus di Tambora itu baru diketahui orang-orang Eropa setelah berbulan-bulan kemudian sehingga Napoleon kaget, ini kok musim salju datang lebih cepat yang mengakibatkan dirinya kalah perang di Rusia. Tapi dia tidak tahu ini sebabnya apa sih kok tiba-tiba bumi gelap dan tidak ada matahari selama berbulan-bulan,? bebernya. 

Namun, hari ini, lanjut Alois, dunia dihubungkan Fiber Optic. ?Jadi begitu kita send, teman kita di Amerika atau Eropa tahu. Data digital menjadi komoditi baru. Setiap orang disebut bukan lagi orang, tapi post human (pasca manusia), itu terhubung dalam sebuah dunia yang disebut dunia digital,? jelasnya.

Dikatakan Alois, 12 tahun lagi di dalam dunia teknologi, robot akan masuk di dunia farmasi, lalu 3 tahun lagi, sensor akan masuk. Kebutuhan dasar ke depan adalah internet. 6 tahun lagi smartphone akan di-embed ke tubuh. Sharing mobil sudah terjadi di sekitar kita.

?Betapa ilmu pengetahuan menentukan kontras kehidupan kita.  Hoaks juga membanjiri kita dalam kehidupan sehari-hari. Kita mengalami hari ini apa yang disebut banir digital. Kalau habis banjir, apa sih yang kita lihat dari banjir, sampah semua. Hidup kita pun akan dikelilingi aplikasi. Namun, kita ini masih low litered sehingga kita juga dibebani dengan demam identitas, ya suku, asal-usul, agama, dan hoaks. Juga kegandrungan pada pornografi. Kominfo, setiap bulannya, ada ratusan situs yang diblock,? paparnya.

Namun, menurut Alois, kita bisa memanfaatkan kesempatan (opportunity) di dunia digital tersebut, missal yang dibutuhkan hari ini oleh Pemerintah adalah influencer di dunia digital untuk program-program pemerintah. ?Bagaimana mereka nanti menyampaikan keberhasilan program-program capaian pemerintah. Pemerintah akan membayar kalian kalau bisa menjadi influencer. Tidak ada batasnya, mau kamu tinggal di Jogja atau Jakarta. Asal punya akses internet dan koneksi, semua bisa,? urainya.

Selain itu, lanjut Alois, akan ada marketplace di mana-mana. ?Ini opportunity. Perusahaan terbesar yang akan ada di tahun 2030, perusahaan yang bergerak di dunia digital. Financial teknologi juga akan menjadi kebutuhan pokok di dunia. Ada cerita Dahlan Iskan datang ke China, lalu membeli gorengan di penjual gorengan dan dia ingin membayar tunai, tapi penjualnya menjawab yang tunai belakangan. Semua pembeli di China menggunakan barcode. Dahlan Iskan menjadi satu-satunya yang membeli secara tunai,? tuturnya bercerita. (Jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.