Buka Puasa Bersama, Forum Perbankan BMPD Jalin Keakraban dengan Para Wartawan
Bernas.id – Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkatkan jalinan silahturahmi dengan para wartawan dari berbagai media massa dalam acara buka bersama. Selain itu, juga dilakukan pengenalan kiprah BMPD kepada awak media, Ballroom The Phoenix Hotel, DIY, Senin 21 Mei 2018.
Budi Hanoto, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY menjelaskan bahwa BMPD DIY merupakan sebuah forum Bank Indonesia dan perbankan untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan daerah yang inklusif dan implementasinya sistem pembayaran handal, aman, dan efisien.
?Ini sebetulnya, kami lebih mendorong ekonomi dan keuangan daerah lewat perbankan dan ada semacam komunikasi ke daerah. Kenapa, karena memang dari sisi pengawasan bank sendiri sudah ada OJK (Otoritas Jasa Keuangan-red),? ucapnya.
Disampaikan Budi, tujuan pertama BMPD, yaitu mendukung pencapaian program-program pemerintah daerah dalam pembangunan ekonomi dan keuangan menuju masyarakat yang sejahtera. ?Jadi, tujuannya mulia sekali. Oleh karena itu BI sebagai ketua BMPD, sering ditanya ketika rapat koordinasi Lebaran, bagaimana persiapan Lebaran perbankan? Kami BMPD selalu bilang, kami siap melayani masyarakat. Kami pun mendukung pencapaian-pencapaian program pemerintah yang sifatnya sektor riil, seperti kredit, KUR, umkm, dan seterusnya,? bebernya.
Tujuan BMPD yang kedua, lanjut Budi, melakukan edukasi masyarakat mengenai layanan perbankan dan keuangan inklusif. ?Setiap perbankan pasti produknya beda-beda. Oleh karena itu, edukasi masyarakat itu penting seperti bank A punya produk A, bank B produk B, macam-macam produknya baik itu dari sistem pembayaran, kreditnya, ataupun paymentnya,? terangnya.
Tujuan ketiga BMPD, sebut Budi, yaitu mendukung pengembangan perbankan dalam sistem pembayaran tunai maupun nontunai yang andal, aman, dan efisien. ?Kami memang menfokuskan ke sana (pembayaran nontunai-red). Kami mengajak teman-teman perbankan ke Kampung Flory untuk memberikan fasilitasi berupa payment untuk produk-produk di sana agar nontunai di sana,? imbuhnya.
Kepada Bernas.id, disampaikan program BI Yogyakarta selama bulan Ramadan. ?Kalau dari sisi keagamaan secara internal, melakukan pengajian yang lebih intens. Secara kedinasan dan tugas, kami melakukan beberapa kegiatan-kegiatan sosial keagamaan, salah satunya nanti akan menyambangi panti asuhan-panti asuhan. Kami bahkan mengundang perbankan menyantuni anak yatim. Melakukan tarawih safari Ramadan bersama dengan Pemprov. Itu sebagai bentuk interaksi institusi kami mendukung Pemda dalam kegiatan Ramadan,? terang Budi Hanoto.
Lanjut Budi, dilakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya ekonomi syariah. ?Kami ada tiga pesantren yang sedang kami dampingi, Al Munawir, Muhamadiyah Boarding School, sama Mualimat,? ucapnya.
Jelang Lebaran, dijelaskan Budi, BI, perbankan, dan BMPD justru berkoordinasi untuk melayani masyarakat dalam hal penukaran ataupun penarikan uang. ?Kenapa BI gandeng perbankan, jadi BI tidak buka loket untuk masyarakat, tapi BI buka loket untuk perbankan supaya bank-bank itu nanti sampai ke pelosok-pelosok bisa melayani penukaran uang. BI juga berkoordinasi dengan bank-bank melakukan Kas keliling bareng-bareng, dijadwal. Dari beberapa estimasi yang dilakukan bank, BI menyediakan uang itu. Dalam dua bulan, yaitu Ramadan dan Lebaran dibutuhkan sekitar 7,9 trilyun sesuai dengan estimasi bank-bank,? paparnya.
Terkait pelemahan nilaitukar Rupiah, Budi menyebut Yogyakarta akan mendapat keuntungan karena didominasi umkm. ?Struktur perekonomian Jogja itu tidak banyak didukung oleh impor konten. Impornya ada, tapi sedikit. Bahkan, justru Jogja itu ekspornya luar biasa, lumayan untuk industri-industri yang sifatnya umkm atau handicraft. Akan dapat keuntungan yang lebih besar, akan dapat devisa yang lebih besar kalau dirupiahkan,? pungkasnya. (Jat)