Berita Nasional Terpercaya

Prof Noorhaidi Beberkan Doktrin Sentral Kaum Jihadis di UNU Yogyakarta

0

Bernas.id – Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan seminar ilmiah ?Menyorot Teror Lanjutan Pasca Bom Surabaya?. Prof Noorhaidi Hasan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga turut diundang sebagai pemateri di Auditorium UNU, Selasa sore 22 Mei 2018.

Prof Noorhaidi mengawali materinya dengan bercerita bahwa ia sempat melihat sedikit video rekaman di rumahnya Dita Aprianto (pelaku bom bunuh diri di Surabaya-red) yang di dinding rumahnya ada semacam tulisan tangan, tepatnya ditulis dengan gaya kaligrafi cukup bagus, yaitu Isy Kariman Aw Mut Syahidan (hiduplah mulia atau mati syahid-red).

?Itu menurut saya doktrin paling sentral di kaum jihadis di dunia, terutama di Indonesia. Itu slogan Isy Kariman Aw Mut Syahidan terdengar cukup kencang. Artinya, siapa pun yang pernah belajar di luar negeri dan menjadi murid Abu Bakar Baasyir mesti diperhadapkan dengan slogan itu,? katanya.

Disebut Prof Noorhaidi, segelintir orang yang melakukan aksi teror dengan hanya motivasi untuk mendapatkan surga, menurutnya itu sebuah penjelasan yang terlalu simplistik karena kurang percaya ada surga, lalu dengan mati atas nama jihad yang dianggap mati sahid secara otomatis akan masuk surga, kemudian sudah ditunggu bidadari. ?Itu penjelasan yang terlalu simplistik,? imbuhnya.

?Ideologi apa yang melatari pikiran-pikiran orang-orang yang tergabung dalam Jamaah Anshorut Daulah itu? Kenapa mereka bisa bergerak sendiri? Merelakan dirinya untuk melakukan pengeboman bunuh diri? Kita semua tidak bisa memahami itu, bagaimana seorang Dita Aprianto membawa istrinya dan keempat anaknya untuk melakukan pengeboman diri,? tambahnya lagi.

Rupanya, menurut Prof Noorhaidi, kuncinya ada di dalam ideologi yang kira-kira kalau diringkas menjadi Isy Kariman Aw Mut Syahidan. ?Kata-kata atau slogan Isy Kariman Aw Mut Syahidan itu mewakili apa yang saya pahami sebagai ideologi kelompok jihadis. Apa artinya, ini kan pertemuan antara pencarian identitas dan keinginan untuk mendapatkan surga. Pencarian itu sangat penting. Saya banyak ditanya wartawan, kenapa sih Dita Aprianto itu lumayan kaya,  rumahnya di kawasan elite, kenapa dia mau melakukan itu,? bebernya.

Disampaikan Prof Noorhaidi, kalau penjelasan selama ini terkait tindak terorisme agak sederhana seperti orang-orang miskin, kecewa dengan kemiskinan, merasa tidak berdaya dan tidak bisa apa-apa. ?Ya sudah tidak ada pilihan untuk melawan situasi yang dihadapinya atau melawan pihak yang membuat mereka frustasi. Itu gampang penjelasannya,? ucapnya.

Dijelaskan Prof Noorhaidi, antara peran dan identitas itu berbeda. ?Peran terkait dengan fungsi, orang bisa memiliki peran, tapi belum tentu memiliki identitas. Identitas itu soal makna, bagaimana ia memaknai eksistensinya di dunia ini, bagaimana ia mendefinisikan dirinya, siapakah saya, di manakah posisi dia di dalam masyarakat yang sangat kompleks ini,? jelasnya.

Kebetulan juga, lanjut Prof Noorhaidi, ideologi kelompok-kelompok jihadis ini menggambarkan dunia ini sebagai dunia yang brengsek, dunia yang dzolim, dunia yang penuh dengan kekafiran dan musrik. ?Jadi, dalam pikiran orang-orang jihadis itu sebenarnya kalau Anda tidak melakukan sesuatu untuk memperbaiki dunia yang semakin kotor, makin tidak ada maknanya hidup Anda meski Anda kaya. Anda tidak memiliki makna karena tidak bisa melakukan sumbangan kepada dunia yang semakin bobrok. Dunia yang bobrok terus-menerus ditekankan kepada para simpatisan-simpatisan,? terangnya.

Untuk itu, Prof Noorhaidi menyimpulkan jalan pikiran para kaum jihadis, yaitu kalau Anda ingin hidup mulia berarti harus memberikan sumbangan yang siginfikan kepada perubahan dunia ini, tapi nyatanya dunia ini tidak berubah karena dunia semakin sulit dipahami banyak orang dengan ketimpangan ekonomi, serta kemiskinan yang semakin menganga yang menjadi faktor yang bersifat struktural itu. 

?Akhirnya, walaupun secara ekonomi cukup memadai seperti Dita Aprianto, ia merasa tidak memiliki makna di dalam kehidupan yang sangat kompleks ini,? tegasnya. (Jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.