Berita Nasional Terpercaya

Lahirkan Puluhan Sarjana, Hingga Kini Desa Lante Tak Tersentuh Listrik PLN

0

Bernas.id–Sungguh ironis dan tragis. Itulah gambaran yang tepat dan pas bagi Desa Lante,  Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai Raya, Provinsi NTT. Betapa tidak, hingga saat ini desa yang telah melahirkan puluhan sarjana yang sebagian besar lulusan perguruan tinggi terkemuka di Jawa  itu, seperti UGM, UNS, USD, UAJY dan sebagainya itu hingga kini belum tersentuh listrik dari PLN.

Untuk keperluan penerangan, warga yang mampu menggunakan genset, listrik tenaga surya/energi sinar matahari atau berlangganan listrik tetangga yang punya genset. Selebihnya menggunakan petromak atau oleh warga setempat disebut lampu gas dengan menggunakan minyak tanah.

“Sungguh sangat ironis sebuah desa yang telah banyak melahirkan sarjana dan bekerja menyebar di seluruh penjuru Tanah Air bahkan ada yang bekerja di luar negeri, hingga kini belum ada listrik dari PLN. Saatnya kita berjuang agar pemerintah memperhatikan desa ini,”  kata Adi Heno, anak mantan Kepala SDK Lante Valens Heno, dalam perjalanan bersana bernas.id dari kota Reo menuju Ruteng, Selasa (19/6/2018).

Desa Lante yang berbatasan dengan Desa Nanu di sebelah Timur, Desa Kajong di sebelah Utara, Desa Nggalak di sebelah Barat dan Desa Lumut/Sirimese di sebelah selatan kaya dengan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Desa ini merupakan penghasil kopi, kemiri, gula merah dari pohon enau/aren, peternakan sapi, babi, kambing dan sebagainya.

Di antara sarjana yang dihasilkan/lahir dari desa ini adalah Jeremias Lemek SH yang hingga kini menjadi Advokat senior/ terkemuka yang tinggal di Jogja yang juga alumni FH UGM, Elias Abat SE yang menjadi General Manager (GM) Inkopdit Pusat yang tinggal di Jakarta, Pastor Adolfus Sanar Pr yang sudah hampir 20 tahun menjadi Pastor Kepala/Paroki di sebuah paroki di Swiss, Erun Erusalem SPd lulusan Undana Kupang, NTT, Ben Senang Galus SH yang kini bekerja di Kantor Dinas Pendidikan DIY yang merupakan alumni FH UAJY, Drs Philipus Jehamun yang hingga kini menjadi wartawan dan alumni UST Yogyakarta, Drs Valens Sandar (almarhum) dan puluhan sarjana lainnya yang menjadi jaksa, guru dan sebagainya.

Menurut sejumlah warga Desa Lante, belum masuknya listrik PLN ke Desa Lante karena ada kebijakan diskriminatif dari pemerintah daerah. Mereka seolah tidak mau memperjuangkan listrik PLN masuk Desa Lante agar desa ini tetap tertinggal dari desa lain. Sebab bila Desa Lante maju maka akan menyalib desa-desa lain dalam segala hal. Dan bila itu terjadi maka Desa Lante akan sulit “dijajah” lagi seperti dulu.

Apalagi dalam kondisi “tertinggal” seperti sekarang, Desa Lante sudah dilintasi jalan beraspal sehingga hampir semua warga memiliki sepeda motor, bahkan banyak yang memiliki mobil yang dipakai untuk angkutan penumpang/travel, mobil truk pengangkut penumpang dan barang, truk pasir, mobil pickup dan sebagainya. Sehingga warga yang hendak bepergian ke atau dari kota kini bisa naik travel dan turun di depan rumah.

“Kita harus berjuang agar Desa Lante segera dialiri listrik PLN. Untuk itu pada Pemilu 2019 kita memilih figur caleg yang mampu mewujudkan listrik PLN masuk ke Desa Lante,” kata Adi Heno sambil menyebut nama beberapa caleg dari Desa Lante untuk duduk di DPRD tingkat II Kabupaten Manggarai Raya. (lip)

Leave A Reply

Your email address will not be published.