Berita Nasional Terpercaya

Pasar Nini Thowok Pasar Tradisional yang Berbudaya

0

Bernas.id — Nini Thowok adalah nama permainan tradisional yang melegenda bagi masyarakat Jawa, khususnya usia paruh baya tentu masih banyak yang mengenalnya. Boneka yang terbuat dari siwur (gayung dari bathok kelapa) yang dibentuk seperti perempuan berkebaya, dimainkan oleh para wanita di malam hari bertepatan malam bulan purnama.

Permainan Nini Thowok ada unsur magisnya berupa pemanggilan roh mirip permainan Jailangkung, bedanya permainan Nini Thowok selain bentuk bonekanya, dalam memainkannya disertai dengan nyanyian tetembangan diiringi gamelan.

Nama yang telah melegenda dan pernah sebagai judul sebuah film nasional bergenre horor, kini nama Nini Thowok diabadikan sebagai nama pasar tradisional yang jauh dari kesan horor. Karena memadukan tempat menjual aneka kuliner dan kesenian. Pasar Nini Thowok – Minggu Legen, berlokasi di Dusun Bendung Khayangan, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo ini, hanya buka setiap hari Minggu Legi atau berulang setiap 35 hari, yang disebut selapan dalam penanggalan kalender Jawa.

?Pasar Nini Thowok – Minggu Legen ini, merupakan pasar aneka kuliner yang dipadukan dengan pergelaran seni tradisional. Bukanya setiap hari Minggu Legi dari pagi pukul 06:00 ? 10:00 WIB. Sedangkan yang melandasi gagasan pembuatan Pasar Nini Thowok, konon menurut sejarah di tempat ini pernah berdiri pasar yang cukup ramai,? jelas Didik Ninik Thowok, selaku penggagas berdirinya pasar tersebut, kepada Bernas.id, yang berkesempatan wawancara di lokasi, Minggu (15/07/2018) pagi.

Seniman Tari dan Budayawan yang nama dan karya tarinya dikenal secara nasional dan manca negara ini, bertempat tinggal di rumah pesanggarahan berbentuk Joglo, tepat di bukit di atas Pasar Nini Thowok, menghadap pemandangan alam yang indah tebing ikonik Dusun Bendung Khayangan.

Selain pasar tradisional, Didik Nini Thowok dengan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, juga menggagas wilayah desa tersebut menjadi Kampung Nusantara yang kelak diharapkan banyak kegiatan kesenian maupun kegiatan kebudayaan.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo Drs. Untung Waluya yang berkesempatan membuka Pasar Nini Thowok – Minggu Legen, Minggu (15/07/2018), mengatakan, bahwa merupakan tanda-tanda jaman pepatah Jawa menyebutkan ?pasar ilang kumandange? (pasar hilang keramaiannya), maka ia mengajak masyarakat untuk meramaikan kembali pasar tradisional.

?Ada pepatah Jawa menyebutkan pasar ilang kumandange, bermaknakan pasar (tradisional) telah hilang keramaiannya dan itu merupakan tanda-tanda jaman sekarang ini keberadaan pasar-pasar tradisional kalah dengan pasar lainnya. Marilah kita buktikan dengan adanya Pasar Nini Thowok setiap Minggu Legi ini, kita ramaikan kembali pasar tradisional dengan aneka kesenian. Dan jadikan pasar ini menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat,?tutur Untung Waluya.

Pasar Nini Thowok – Minggu Legen, menjual aneka kuliner lokal, seperti makanan khas Kulonprogo geblek, sengek benguk, lemper bakar, sega pecel thiwul, sega wiwit, dawet ayu, kripik jangkrik, kripik pegagan, kripik debok pisang, aneka umbi rebus, dan buah-buahan hasil kebun warga setempat. Sementara kesenian yang ditampilkan pada Minggu (15/7) pagi, adalah, Tari Edan-edanan dari Sanggar Tari Didik Nini Thowok sebagai prosesi pembuka acara dan tolak bala, Tari Taruna dari SD Jetis Girimulya, Tari Jaipong oleh Kanjeng Madam, Bandung, Tari Angguk Sinar Bhakti, dan Jathilan Beksa Turangga Muda dari Girimulya Kulonprogo.

Pembukaan pasar tersebut juga dihadiri oleh jajaran Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo, masyarakat sekitar dan masyarakat dari Yogyakarta. Acara tersebut juga merupakan rangkaian dari peresmian dibentuknya Yayasan Natya Lakshita Didik Ninik Thowok, Sabtu (14/7) malam, di Pendapa Royal Ambarrukmo.

Untuk menjangkau Pasar Nini Thowok – Minggu Legen, venue yang menjadi satu dengan destinasi wisata tebing ikonik di Dusun Bendung Khayangan, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, cukup mudah, yaitu dari Tugu Pal Putih Kota Yogyakarta lurus ke barat arah Godean. Sampai perempatan Nanggulan Kulonprogo masih ke barat, melintasi jembatan, dan gedung SD Jetis masuk ke kanan ikuti petunjuk bergambar karikatur Didik Nini Thowok. (ted)

Leave A Reply

Your email address will not be published.