Berita Nasional Terpercaya

Ki Juru Bangunjiwo Sebut Keris Itu Dibuat Bukan untuk Menjadi Jimat

0

Bernas.id ? Ki Juru Bangunjiwo, penulis buku ?Keris Gagrak Kasultanan Ngayogyakarta? mengatakan ada terminologi Jawa sebagai sebuah peringatan untuk para pemilik senjata tradisional Jawa keris, yaitu Janjine Dudu Jimat Kemat Nanging Agunging Bukti Kang Pinuji, Balai Desa Banyuraden, Gamping Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis 9 Agustus 2018.

?Jadi, keris itu dibuat bukan untuk menjadi jimat, tapi untuk berorientasi kepada pemujaan kepada Tuhan yang Maha Esa, ? katanya dalam acara bedah buku yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan Kabupaten Sleman.

Ki Juru Bangunjiwo pun memberikan wejangan lainnya untuk para pemilik keris, Kalamun Harso Ngedekake Keris ing Sak Dhuwure Lidah Takere Luntak Ludhiro. ?Jadi kalau mau mendirikan keris di atas lidah, itu akhirnya akan berdarah-darah. Jadi, keris itu kalau digunakan untuk sebagai olah kanuragan/kadigdayan akhirnya akan berdarah-darah, tetapi kalau akan digunakan untuk memuji dan memuji Allah dengan Dia, itu akhirnya akan menemukan kebahagian sejati,? bebernya.

Sealnjutnya  apa makna keris sendiri? Ki Juru Bangunjiwo menyebut bahwa keris itu Sinengker Karono Aris. ?Nah apa yang sinengker, apa yang dirahasiakan oleh nenek moyang kita? Ternyata di situ ada piwulang (pelajaran-red) dan piweling (pesan-red). Cita-cita, harapan, doa, serta peringatan karena di situ ada ricikan yang jumlahnya lebih dari 30 (ricikan itu salah satu model keris yang menjadi ciri khas keris),? paparnya.

?Jadi, yang dirahasiakan itu adalah harapan, doa, dan peringatan. Keris itu sebuah manifestasi keyakinan orang Jawa. Jadi, keris bukan jimat, tapi alat untuk memuji dan memuja Tuhan Yang Maha Esa,? tegas Ki Juru Bangunjiwo.

Sementara itu, Drs Purwadmadi, sebagai pembedah buku mengatakan bahwa generasi kita menjadi generasi yang gagal karena hanya bisa mewarisi keris saja. ?Kita semua ini generasi yang gagal. Hanya bisa mewarisi kerisnya, tetapi tidak bisa mewariskan nilainya, malah yang diwariskan mistiknya,? katanya.

Dikatakan Drs Purwadmadi, cara mengkeriskan generasi muda itu perlu strategi kebudayaan dengan tradisi perkerisan dan ilmu pengetahuannya yang dapat diwariskan melalui cara-cara yang terstruktur dan tersistem. ?Kita tidak punya strategi pewarisan yang jelas, hanya pandai mewarisi, tapi tidak berbuat apapun menyediakan apa yang kita wariskan,? ujarnya.

?Kalau pun tidak mewariskan barang, artinya generasi kita tidak bisa bikin keris, sekurang-kurangnya bisa mewariskan nilai di balik keris itu,? imbuhnya.

Selain itu, menurut Drs Purwadmadi, saat ini keris sering dipersepsikan sebagai senjata bukan pusaka. ?Itu kan mengubah nalar-nalar estetik menjadi keperluan praktik untuk kepentingan fungsional. Keris itu berfungsi sebagai kewibawaan budaya, bukan menjadi kemenangan kuasa,? katanya. (Jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.