Berita Nasional Terpercaya

Kemenristekdikti: Kolaborasi Kata Kunci untuk Survive

0

Bernas.id – Dirjen Sumber Daya Kemenristekdikti, Prof dr Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD mengatakan Gedung Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM merupakan sebuah riset center di bawah satu atap.

?Di era Revolusi Industri 4.0, kolaborasi merupakan kata kunci untuk kita bisa survive, serta berjuang mengembangkan inovasi penelitian yang bekerja sama-sama serta bisa lintas disiplin keilmuan apalagi keilmuan masih di bawah ilmu kesehatan, ? katanya dalam peresmian Gedung Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, Jl Persatuan UGM, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat 10 Agustus 2018.

Prof dr Ali Ghufron Mukti menyebut bahwa dalam era Revolusi Industri 4.0 ini, hasil penelitian dan proses penelitian, serta keterlibatan semua pihak di dalam triple helix bahkan quarter helix dengan industri, perguruan tinggi, pemerintah, dan civil society bisa bersama-sama berkolaborasi karena akan sangat menentukan bagaimana Indonesia ke depan di dalam pembangunan bangsa dan negara.

?Kita ketahui, Kemenristekdikti sebenarnya sangat mengharapkan yang demikian untuk ditingkatkan dan dana  penelitian ini tersedia sebetulnya dari Pemerintah paling tidak sekitar 24 Trilyun. Akan tetapi yang langsung digunakan untuk riset 10,9 trilyun. Nah, kami berharap mobilisasi sumber dana penelitian dari sektor private industri dan BUMN bisa kita padukan agar memperkuat penelitian-penelitian itu,? imbuhnya.

Untuk kebijakan makro di Kemenristekdikti sendiri, sebut Prof dr Ali Ghufron Mukti, mendorong adanya fasilitasi penelitian dan fasilitasi pendampingan penelitian, tetapi juga mendorong riset cluster, riset flagship, riset group, dan memberikan reward kepada mereka yang bisa meneliti dengan baik, kemudian bisa ada inovasi, dipublikasikan dengan baik, dan bisa dimuat di jurnal-jurnal yang bereputasi internasional.

?Kita ketahui pada tahun 2015, jumlah publikasi kita yang terindeks Scopus itu hanya sekitar 5499. Kita nomor empat di ASEAN. Sekarang posisi kita tidak saja sudah mengalahkan dan melebihi kinerja dari jumlah publikasi yang terindeks Scopus oleh Thailand, tetapi juga Singapura. Di ASEAN tinggal Malaysia yang di atas kita, kami berharap dengan adanya riset center maka FK-KMK UGM bisa menyumbang penelitian lebih banyak lagi yang penelitian berkelas memberikan dampak tidak saja terkait dengan industri, tetapi langsung juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas di dalam membangun bangsa dan negara ini,? pungkasnya. (Jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.