Berita Nasional Terpercaya

Petruk Dadi Lakon di Samigaluh Kulonprogo

0

Bernas.id — Pementasan wayang kulit Petruk Dadi Lakon, dengan melibatkan tiga dhalang lintas generasi, akan digelar, Sabtu (25/08/2018), Pukul 10:00 WIB hingga dini hari, di Dusun Kedung Gupit, Kebunharjo, Samigaluh, Kulonprogo, DIY. Tepatnya di pinggir ruas Jalan Nanggulan – Samigaluh. Pagelaran wayang bertujuan Urip-urip Budaya (red, menghidupkan budaya) ini didukung oleh Pametri Budaya Nusantara (PBN) JB dan Sanggar Watu Blencong.

Panitia penyelenggara Santosa, kepada Bernas.id, Jumat (24/08/2018), disela-sela persiapan penyelenggaraan, menjelaskan, bahwa pementasan wayang dari pagi hari hingga dini hari dan melibatkan tiga dhalang lintas generasi dimungkinkan pertama kali ada di Kulonprogo atau bahkan DIY. Pementasan pertama, dengan lakon ?Petruk Ratu?, oleh Dhalang Cilik Subiyantoro, pelajar kelas 5, SD Negeri II, Balong, Kebunharjo, Samigaluh, Kulonprogo.

?Setelah pementasan dhalang cilik, disambung lakon kedua Pandita Anom Dhawala, oleh Dhalang Muda Ki Henokh A. Ngili, dari PBN-JB 2013. Kemudian diselingi dagelan atau lawak oleh Dalijo Angkringan dan Sugeng Iwak Bandeng. Lantas malam hingga dini hari dilanjut oleh Dhalang Sepuh Ki Suroso Penthet dari Sanggar Watu Blencong, dengan lakon Petruk Duta. Pagelaran wayang dari pagi hari hingga dini hari mungkin baru pertama kali ini ada,?jelas bapak berputra dua, yang sehariannya sebagai karyawan PDAM Tirta Binangun, Kulonprogo ini.

Sementara itu, penyelenggara wayang Heroe Soelistiawan, mengatakan, pagelaran wayang dengan lakon sentral tokoh Petruk sebagai simbolisasi rakyat jelata, adalah dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 73 Republik Indonesia dan acara reuni bersama teman sekolahnya di kala SMA yang kebetulan sama-sama menyintai kebudayaan Jawa. Selain itu, juga untuk memperkenalkan sistem pertanian organik ramah lingkungan yang sedang dirintis pada masyarakat setempat.

Selanjutnya di tempat terpisah, Gito dari Sanggar Watu Blencong, menambahkan, bahwa sanggar seni yang beralamatkan di Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo, awalnya merupakan tempat latihan karawitan dan ndhalang bagi warga sekitar yang suka kesenian Jawa.

?Kebetulan di dusun kami ada beberapa dhalang atau bisa mendhalang, namun mereka tidak memiliki gamelan maupun wayang. Maka atas prakasa Bapak L. Hadi Pranoto dibuatkanlah sanggar lengkap dengan fasilitasnya. Adapun nama Watu Blencong sendiri diambil dari nama bukit yang ada dan bentuknya menyerupai Blencong (red, lampu pada layar wayang). Kemudian dalam perkembangannya, Sanggar Watu Blencong juga sebagai home stay atau rumah singgah bagi para wisatawan,?imbuh Gito. (ted)

Leave A Reply

Your email address will not be published.