Berita Nasional Terpercaya

Komunitas Rumah Sastra Kita Luncurkan Antologi Puisi dan Antologi Cerpen

0

Bernas.id – Komunitas Rumah Sastra Kita, Sabtu, 10 November 2018 bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan meluncurkan Antologi Perdamaian Bulan Peredam Suara dan Antologi Cerpen Perdamaian Peremuan dengan Tiga Senyuman.

?Peluncuran Antologi Sastra ini menunjukkan komitmen Komunitas Rumah Sastra Kita terhadap Indonesia Rumah Kita Bersama,? demikian ditegaskan JB Kleden, mewakili Komunitas RSK dalam sambutannya.

Menurut Kleden, pesan perdamaian ini dipilih dengan pertimbangan bahwa tahun 2018 merupakan tahun politik nasional menuju Pilpres 2019. Gesekan kepentingan politik yang bisa menghalalkan segala cara untuk merebut kekuasaan, sangat mudah memicu konflik horizontal yang berpotensi mengganggu kerukunan hidup bersama sebagai satu bangsa.

?Kita semua dituntut untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menebarkan pesan-pesan perdamaian, termasuk para sastrawan,”imbuhnya.

Kleden menegaskan para penyair dan cerpenis dalam antologi ini bisa dituntut untuk memberikan bimbingan bagi pembacanya. Mereka juga bisa ditantang untuk melancarkan protes sosial. Mereka juga bisa diharapkan untuk mengungkapkan keajaiban dan keindahan yang tersembunyi dalam batin manusia. Merekapun mungkin mendappat ilham untuk menyebarkan sabda Allah. Bahkan sama sekali tak mengherankan kalau mereka hanya bermain kata-kata. Tetapi siapakah yang sesungguhnya membaca karya-karya mereka?

?Semua fakta sastra menyiratkan adanya penulis, buku dan pembaca atau secara umum dapat dikatakan, pencipta, karya dan publik. Semua fakta sastra ini menyiratkan sebuah sirkuit. Komunitas Rumah Sastra Kita mengambil bagian secara aktif dalam seluruh fakta ini. Peluncuran kedua antologi yang diterbitkan Komunitas RSK ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses memasyarakatkan sastra dan mensastrakan masyarakat atau lebih keren Komunitas Sastra melalui upaya ini mengambil bagian dalam literasi bangsa.?

Karena dengan penuh syukur dan terima kasih Komunitas Rumah Sastra Kita, kami mengakui dan menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mendalam kepada begitu banyak orang luar biasa yang memungkinkan berlangsungnya dan terselesaikannya seri pertama RSK.

Kepada para penulis, penyair dan cerpenis yang melalui hidup dan tulisannya telah memberikan kita kebijaksanaan hidup dalam karya karya mereka dakam antologi ini.

Kepada para editor dan kurator, yang telah bekerja tanpa lelah di tengah berbagai kesibukan dan rutinitas mereka telah membantu memilih karya-karya terbaik dari semua karya yang baik untuk diterbitkan dalam buku ini.

Kepada Penerbit dan para Donator yang telah memungkinkan penerbitan karya ini melalui sumbangan sukarela mereka atas nama kepedulian kepada sastra.

?Dan last but not least-terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ibu Valentina Lovina Tanete yang telah memfasilitasi peluncuran kedua antologi ini. Kita punya kantor bahasa tetapi jika kantor itu dihuni oleh orang-orang yang tidak memiliki kepedulian terhadap sastra, maka bisa dipastikan tidak ada prioritas untuk pengembangan sastra.?

Menjadi Buku Literasi Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Valentina Lovina Tanete, dalam sambutannya menyatakan kegembiraan dan sukacitanya atas penerbitan antologi.

Dikatakannya penerbitkan ini merupakan upaya nyata dari RSK untuk mewujudkan literasi masyarakat. ?Karena itu Kantor Bahasa akan selalu berupaya memfasilitasi kegiatan seperti ini,? ujarnya.

Ia menjelaskan, di seluruh Indonesia, terutama komunitas Jawa yang sudah berada pada urutan atas maka untuk provinsi luar Jawa, Makasar dan NTT adalah provinsi yang gerakan literasinya berkembang luar biasa.

?Saya berharap kedua buku ini dapat menjembatani kesenjangan buku di sekolah. Di sekolah ada dana BOS untuk hal-hal seperti ini, maka penting bagi komunitas RSK melakukan pendekatan dengan Dinas Pendidikan untuk mengupayakan buku ini menjadi buku literasi.

Dijelaskannya mengapa ini penting, karena NTT lebih dominan budaya lisan. Hampir semua guru bahasa dan sastra mengeluh ketiadaan buku-buku sastra, cerita rakyat, puisi, novel dan cerpen.

?Karena itu sekali lagi saya mendorong Komunitas RSK dan komunitas sastra lainnya memolopori penyediaan buku-buku sastra untuk kebutuhan sekolah dan masyarakat,? ujarnya.

Hal yang sama juga ditegaskan Dr Eduard Dosi, dosen Komunikasi dan Kepala Divisi Penerbitan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang dalam testimoninya bahwa peristiwa peluncuran antologi puisi Perdamaian Bulan Peredam Prahara dan Antologi Cerpen Perdamaian Perempuan dengan Tiga Senyuman merupakan langkah nyata untuk mengembangkan sastra di NTT.

?Dan ini sangat membantu tidak hanya bagi masyarakat NTT, tetapi juga Indonesia dan bahkan tutur mewarnai perkembangan sastra dunia. Karena itu saya menyatakan ini usaha yang dilakukan Komunitas RSK ini harus terus berlanjut. Kita berharap setelah ini ada seri ke dua, ke tiga dan seterusnya dengan tema yang lebih luas dan menyeluruh mengenai seni dan sastra pada umumnya.?

Komunitas Rumah Sastra Kita atau yang lazim dikenal dengan sebutan Komunitas RSK merupakan rumah bagi beberapa individu yang aktif dalam media sosial melalui WAG yang diketuai oleh Dr Yoseph Yapi Taum. Melalui WAG ini para anggota komunitas RSK berdiskusi dan berdialog tentang Sastra dan Dunianya.

Penerbitan seri pertama dari Komunitas RSK ini lahir dari inisiatif untuk mengisi Hari Sastra NTT Tahun 2018. Hari Sastra NTT sendiri ditetapkan pada 16 Juni yang bertepatan dengan hari lahir Sastrawa Gerson Poyk. Pemilihan hari Sastra NTT ini ditetapkan dalam Temu II Sastrawan NTT di Ende tanggal 8-10 Oktober 2015.(*/jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.