Berita Nasional Terpercaya

Tiga Hal Terkait Perekonomian Global Ini Perlu Diwaspadai Indonesia

0

Bernas.id- Dalam paparannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Budi Hanoto mengatakan tahun 2018 merupakan tahun yang penuh tantangan.

“Perekonomian global tumbuh tidak merata dan penuh ketidakpastian. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2019 dan tahun berikutnya,” katanya di pertemuan tahunan Bank Indonesia bertajuk “Sinergi untuk Ketahanan dan Pertumbuhan” yang digelar di Auditorium Lantai 3, Kampus 2, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Rabu 5 Desember 2018.

Menurut Budi, setidaknya ada 3 (tiga) hal penting yang perlu kita cermati, yaitu:

Pertama, pertumbuhan ekonomi dunia yang pada tahun 2018 diperkirakan sekitar 3,73% diperkirakan akan sedikit melambat ke 3,70% pada 2019. Ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tahun ini tumbuh tinggi diprakirakan akan menurun pada 2019. Ekonomi Uni Eropa dan Tiongkok akan tumbuh melambat dari tahun 2018 ke 2019.

Perkembangan tersebut mendorong volume perdagangan dan harga komoditas dunia tetap rendah, dan karenanya menjadi tantangan bagi kinerja ekspor untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, tekanan inflasi mulai tinggi di AS dan cenderung meningkat di Uni Eropa dan sejumlah negara lain.

Kedua, kenaikan suku bunga bank sentral AS, the Fed, akan diikuti oleh normalisasi kebijakan moneter di Eropa dan sejumlah negara maju lainnya. Tekanan inflasi dan aktivitas ekonomi yang semakin kuat telah menyebabkan stance kebijakan moneter AS semakin ketat. The Fed tercatat sudah 4 kali menaikkan Fed-Fund Rate (FFR) sebesar 1,00 basis point (bp) pada 2018, dan diperkirakan akan menaikkan lagi FFR 3 kali sebesar 75bp pada 2019. European Central Bank (ECB) yang mulai melakukan normalisasi kebijakan moneternya diprakirakan juga mulai memberikan sinyal arah kenaikan suku bunga setelah pertengahan tahun 2019.

Arah kenaikan suku bunga di negara-negara maju tersebut memberikan tantangan bagi bank-bank sentral Emerging Markets, termasuk Indonesia. Tantangan itu berupa respons kebijakan moneter untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi dan memitigasi dampak rambatan keuangan global.

Ketiga, ketidakpastian di pasar keuangan global mendorong tingginya premi risiko investasi ke negara Emerging Markets. Pada awal tahun 2018 kita dikejutkan oleh munculnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat terhadap sejumlah Negara. Hingga kini perundingan perdagangan antara AS dan Tiongkok masih berlangsung, dan kemungkinan terus berlanjut pada tahun 2019.

Krisis ekonomi yang terjadi di Argentina dan hampir terjadi di Turki semakin memperburuk persepsi risiko di pasar keuangan global, termasuk sentimen negatif ke sejumlah negara Emerging Markets. Ketidakpastian juga didorong oleh sejumlah risiko geopolitik, seperti keberlanjutan perundingan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa, permasalahan ekonomi di Itali dan sejumlah perkembangan politik lainnya, yang perlu terus kita cermati ke depan.

Menurut Budi Hanoto, ketiga faktor tersebut berdampak pada kuatnya mata uang dollar AS dan pembalikan modal asing dari negara Emerging Markets, termasuk Indonesia. Indeks mata uang dolar AS naik tajam dari semula 92,12 pada 2017 menjadi 96,84 dewasa ini. Suku bunga obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun meningkat dari 2,41% pada awal 2018 menjadi 3,06% dewasa ini. Aliran modal asing ke Emerging Markets juga masuk sangat besar 101,16 miliar dolar AS (2017), tapi turun tajam menjadi hanya sekitar 6,54 miliar AS (2018).

Di Indonesia, aliran investasi portofolio yang pada 2017 masuk sangat besar 24,7 miliar dolar AS, mendadak keluar hingga Juni 2018. “Dengan langkah-langkah stabilisasi yang dilakukan BI bersama Pemerintah, aliran portofolio asing berangsur-angsur masuk menjadi sekitar 7,6 miliar AS sepajang 2018,”ujarnya.

Kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu tersebut, menurut Budi, akan semakin mempertegas perlunya sinergi dalam memperkuat ketahanan menghadapi dampak rambatan global sambil menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dalam negeri. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.