Berita Nasional Terpercaya

Wiwitan, Tradisi Petani Blok Cepu yang Masih Melekat Erat

0

Bernas.id – Tradisi wiwitan masih melekat erat dan lestari di kalangan petani Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sekalipun lingkungan mereka telah berubah menjadi gemerlap industri migas Blok Cepu.  Tabuh gamelan menjadi penanda dimulainya musim tanam padi perdana di Desa Mojodelik, setelah musim penghujan datang menggantikan kemarau panjang. 

Sebanyak 380 orang  petani didominasi kaum perempuan, turun ke sawah untuk memulai tanam. Satu per satu benih padi yang sudah disiapkan ditancapkan. Tak ketinggalan kepala desa bersama perangkat desa juga berbaur bersama petani ikut tanam padi di tengah areal persawahan. Seorang waranggana dengan merdu membawakan gending (lagu) mengiringi para petani yang sedang tandur-menanan benih padi. Benih-benih padi digenggaman tangan ditancapkan dengan rapi dan teratur sambil berjalan mundur. 

“Ini adalah tradisi turun temurun setiap awal tanam di bengkok kepala desa,” ujar Sekretaris Desa Mojodelik, Parlin Wibowo, Sabtu (29/12/2018). 

Menurut Parlin, tradisi Wiwitan rutin dilaksanakan petani Mojodelik setiap tahun. Tidak ada yang berbeda dalam perayaan awal tanam tersebut. “Selalu kami laksanakan seperti ini di tempat yang sama. Sebagai tradisi lokal yang perlu dipertahankan,” terangnya.

Bedanya, kepala desa terdahulu, tabuhan gamelan dilakukan pada malam hari dan pertunjukan sindir. Kemudian di pagi harinya baru dilakukan tanam padi. “Sekarang dijadikan satu. Semua dilakukan pagi hari,” jelasnya.

Sementara itu, Panji (45), petani setempat menambahkan, pada zaman kepala desa pertama kali tradisi wiwitan pernah menggunakan Gong yang dipinjam dari alam gaib. “Setelah diberi sesaji, gong itu tiba-tiba muncul untuk dipinjamkan kepada masyarakat. Tapi sejak kempul (pemikul gong) hilang, sekarang sudah tidak dipinjami lagi. Itu sudah sejak zaman dahulu, menurut cerita orang tua dahulu,” katanya. 

Petani Mojodelik meyakini tradisi wiwitan sebagai salah satu cara menghindarkan tanaman dari serangan pagebluk (wereng). Selain itu juga bentuk syukur karena sudah memasuki musim tanam. (cdr)

Leave A Reply

Your email address will not be published.