Berita Nasional Terpercaya

Ngopi atau Ngolah Pikir di Angkringan, Ini Manfaatnya.

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID — Ngobrol untuk membahas permasalahan lingkungan atau berkenaan dengan isu-isu kewilayahan bahkan sampai isu negara di angkringan bisa lebih cair daripada diskusi resmi ala akademisi. Dalam menyampaikan pendapat maupun pikiran tanpa sekat jabatan, sarat dengan nuansa demokrasi. Sehingga banyak sekali ide-ide tentang kebudayaan, kesenian, dan pembangunan muncul dari obrolan di angkringan.

Hal itu disampaikan oleh Seno Pratomo, politisi dari Partai Demokrat, Rabu (09/01/2019), kepada Bernas.id, di Angkringan Aja Dumeh, Jalan Pesindendan, Yogyakarta. Priya lajang yang pernah menjadi Anggota DPRD Kota Yogyakarta Tahun 2014 dan kini kembali ikut kontestansi Pemilu 2019, menambahkan, angkringan merupakan simbul ekonomi kerakyatan dan keberadaannya sangat membantu bagi keluarga yang kebetulan tidak sempat masak, atau khususnya bagi anak-anak kos yang sedang belajar di Yogyakarta.

?Jangan mengecilkan peran angkringan, banyak sekali ide-ide pembangunan wiayah kampung dan pegelaran seni budaya muncul dari angkringan di sini. Ngopi atau ngolah pikir di angkringan juga bisa menangkal berita-berita hoaks yang semakin liar di media sosial. Bahkan grup musik rock legendaris God Bless pun pernah mampir di angkringan sini,?ujar Seno, sambil menunjukan foto yang menghiasi angkringan tersebut.

Tokoh kampung setempat dan juga ketua Paguyuban Sembilan, GBW Imam Karneni, yang malam itu di Angkringan Aja Dumeh menggelar pertemuan rutin paguyuban ikut membenarkan apa yang dikatakan oleh Seno Pratomo.

Sementara Paguyuban Sembilan, adalah sebuah perkumpulan yang anggotanya terdiri dari warga atau pernah tinggal di Kampung Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Perkumpulan yang berdiri puluhan tahun lalu beranggotakan lintas batas RT/ RW, lintas profesi, maupun lintas usia, ada yang masih bekerja juga ada pensiunan.

?Paguyuban Sembilan selain pertemuan rutin diselenggarakan setiap tanggal sembilan, nama sembilan juga sebagai penghormatan terhadap Sri Sultan HB IX sebagai junjungan warga nJeron Beteng. Juga sebagai pahlawan nasional yang perjuangan dan jasanya sangat besar bagi rakyat Indonesia, khususnya rakyat Yogyakarta,?tutur Imam.

?Semula anggota mencapai puluhan, kini tinggal 15 orang, berkurang karena meninggal dan juga ada yang pindah keluar kota. Pertemuan diadakan setiap bulan sekali, selain sarana silaturahmi, juga diisi dengan membahas hal-hal kekinian baik soal lingkungan, kebudayaan, bahkan perkembangan politik. Dan undian arisan untuk hiburannya,?imbuhnya. (ted)

Leave A Reply

Your email address will not be published.