Berita Nasional Terpercaya

Saat Ini, Politik Praktis yang Hanya Mengejar Kekuasaan

0

BANTUL, BERNAS.ID-  Kondisi politik saat ini hanya menawarkan kebenaran politik berdasarkan kelompoknya. Politik terkesan politik praktis yang mengejar kekuasaan dengan fanatisme yang luar biasa.

Berdasar teori Edmund Husserl, Rektor UMY, Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto, MP mengatakan manusia merekonstruksi kebenaran atas dasar apa yang terjadi, lalu menyampaikan sesuatu yang sudah terjadi itu.

“Tugas manusia mendeskripsikan kemudian, mengekplanasi fenomena sosial, kemudian mengkomparasi dengan fenomena sosial lainnya,” katanya dalam seminar Pra Tanwir Muhammadiyah, bertajuk “Beragama yang Mencerahkan dalam Perspektif Politik Kebangsaan” di UMY, Senin 11 Februari 2019.

Namun, Rektor Gunawan merasakan bahwa saat ini, nilai kebenaran berdasar kebenaran kelompoknya. “Jika ini sudah terjadi, sulit menemukan mana kebenaran yang sesungguhnya,” ujarnya.

“Tapi Muhammadiyah akan menggunakan metode penalaran yang menawarkan narasi kebajikan, lalu kita akan melihat siapa yang akan diuntungkan dengan idiom-idiom politik itu,” tuturnya.

Sedangkan, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa membaca ayat-ayat saat ini hanya digunakan untuk generik, pemblok rasa sakit dan penyulut konflik.

“Untuk itu, mari kita kembalikan lagi kepada hal yang luhur, fundamental, dan mencerahkan,” katanya.

Haedar merasakan kebangkitan agama sekarang begitu dogmatis dan ekslusif, padahal nilai-nilai dalam Islam sangat kaya misal nilai adil, nilai amanah, nilai rahmah, dan nilai fatonah. “Nilai-nilai ini hidup dalam hidup dan benteng dalam politik, tapi perilaku kita sering paradoks dengan nilai-nilai tersebut, kontradiksi,” ujarnya.

Untuk itu, menurut Haedar perlu ada pencerahan kembali tentang beragama yang amanah dengan membangun kesadaran kolektif beragama yang mencerahkan karena politik, pada dasarnya netral, tergantung pada siapa pelakunya dan basis siapa pelakunya.

“Kebajikan publik merupakan bagian dari politik, tapi saat ini politik hanya perjuangan kekuasaan maka pertarungannya menjadi keras. Politik praktis, hanya politik mengejar kekuasaan. Hanya mengejar kursi semata-mata,” tambahnya.

Bagi Haedar, politik saat ini kehilangan nilai karena mengarah pada oportunisme, bahkan politik mengarah kepada ideologi dan pertarungan agama yang ekstrem. “Kalau kamu memilih ini, akan didirikan negara Islam, tetapi di sisi lain, kalau kamu memilih ini, dia anti Islam. Itu direproduksi politikus,” tuturnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.