Berita Nasional Terpercaya

Situasi Politik Saat Ini Membelah, Potensial Rasa Permusuhan

0

BANTUL, BERNAS.ID- Di tengah kondisi politik praktis yang mengejar kekuasaan dengan fanatisme yang luar biasa, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menjelaskan tentang tema Tanwir Muhammadiyah yang akan diselenggarakan di Bengkulu pada tanggal 16-17 Februari 2019.

Haedar mengatakan bahwa Muhammadiyah memang sengaja mengambil tema “Beragama yang Mencerahkan” karena memang ada dua nuansa yang dibaca Muhammadiyah. Pertama, keberagamaan dalam kehidupan berbangsa ini dangkal karena dangkal, agama sering dijadikan alat untuk politisasi dan menjadi sensitif untuk relasi-relasi sosial yang beragam.

Baca juga: Inilah 10 Sekolah Penerbangan Terbaik yang Ada di Indonesia

“Sesungguhnya ajaran agama itu kan mengajarkan hubungan sosial yang melampaui dengan berbagai suku, ras, agama, dan golongan, termasuk dalam kehidupan politik,” katanya seusai mengisi Kuliah Umum dalam seminar Pra Tanwir Muhammadiyah, bertajuk “Beragama yang Mencerahkan dalam Perspektif Politik Kebangsaan” di UMY, Senin 11 Februari 2019.

Haedar menyatakan bahwa agama memandang politik itu positif dan baik karena itu harus dijiwai oleh nilai-nilai kebaikan dan keadilan serta nilai-nilai luhur yang lain. “Kedua, situasi politik saat ini memang membelah akibat dari dua pasangan yang ulangan dari periode yang lalu kayak El Classico sehingga muara menang dan kalahnya tinggi sekali. Yang terjadi to be or not tobe. Ketika masyarakat berpolitik to be or not to be lalu menjadi absolut harus menang dan jangan kalah,” ujarnya.

“Apa yang terjadi, ada suasana potensial untuk ada rasa permusuhan, rasa saling terancam, dan rasa kebencian. Di tengah dua hal tersebut, Muhammadiyah mencoba membangun keseimbangan dengan mengajak masyarakat untuk berpikir lebih jernih dan kontemplatif,” tambahnya.

Untuk itu, Haedar mengatakan bahwa Muhammadiyah mengajak kembali pada ajaran agama yang mengajarkan kedamaian, persaudaraan, kebijakan, dan nilai amanah. “Termasuk kita sampaikan kepada mereka yang sedang berkontestasi, nilai amanah juga disampaikan karena menjadi pemimpin yang menang itu memiliki beban karena harus memikul jabatan itu berat,” ucapnya.

Baca juga: Jurusan IT: Pengertian, Mata Kuliah, dan Prospek Kerja Terbaru

Dalam konteks ini, Haedar menyatakan Muhammadiyah mengajak untuk bermoderat dalam berpolitik. “Dalam sisa waktu sampai 17 April, perlu ada proses pencerahan dalam berpikir dan bersikap di masyarakat termasuk dalam kalangan mereka yang berkontestasi politik agar dalam bermoderatlah dalam politik dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan keutuhan bangsa, serta nilai politik yang berbasis pada Pancasila dan agama,” katanya.

Bagi Haedar, peran intelektual menjadi sangat diperlukan sebagai pencerah. “Di saat masyarakat berpikir sumbu pendek, tugas intelektual memberikan perspektif tentang politik yang menjadi alat demokrasi yang baik buat bernegara, bukan sebagai alat perang atau permusuhan,” tukasnya.

“Kaum intelektual harus menjadi pencerah akal budi dan pikiran. Banyak yang masih diam,” imbuhnya.

Terkait Capres-cawapres no urut 1 dan 2 yang akan diundang di Tanwir Muhammadiyah nanti, Haedar mengatakan keduanya diundang dalam posisi sebagai tokoh bangsa. “Bukan hanya soal visi dan misi, tetapi juga soal pandangan-pandangan tentang kebangsaan. Bukan dianggap sebagai penyampaian visi dan misi, tapi sebagai penyampaian wawasan kebangsaan,” ujarnya. (jat)

Baca juga: 10 Universitas Jurusan Perhotelan Terbaik dan Unggul di Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.