Berita Nasional Terpercaya

Ratusan Anak Muda Diajak Idham Pahami Pancasila

0

YOGYA, BERNAS.ID – Anggota DPR RI Dapil DIY Idham Samawi mengajak generasi muda Yogyakarta untuk memahami Pancasila dengan baik dan benar. Dengan demikian, keutuhan NKRI dapat terjaga sepanjang masa.

“Idham Samawi siap berdiskusi 30 hari 30 malam kalau ada yang mengatakan bahwa ada ideologi lain selain Pancasila yang bisa mempersatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ucap Idham dihadapan ratusan mahasiswa dalam Talkshow Kebangsaan “Aktualisasi Pancasila untuk Kaum Muda” yang digelar di Resto Bale Kanoman, Senin (18/3/2019).

Ia mengakui, generasi milenial kini menilai Pancasila sebagai barang yang katrok atau ketinggalan zaman. Ini menurutnya karena nilai-nilai Pancasila tidak pernah diaktualisasikan dalam konteks dikinikan.

Ia mencontohkan sila kelima tentang Keadilan Sosial yang bicara tentang kesejahteraan. Menurutnya, parameter sejahtera tahun 1945 dan beda dengan sekarang. Jika dahulu bisa makan tiga kali sehari bisa disebut sejahtera, kini eluarga bisa dinyatakan sejahtera kalau  bisa menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi

“Yakinkan bahwa implementasi Pancasila harus kekinian,” ujarnya.

Ia meneruskan perjuangan untuk menjaga keragaman dan ideologi Pancasila harus selalu jadi gerak bersama seluruh rakyat Indonesia. Tantangan bersama saat ini sejatinya adalah nafsu pihak pihak yang tidak mengerti sejarah bangsa dan mempersoalkan eksistensi NKRI yang berdasar Pancasila.

“Kita banyak mewarisi perbedaan, adanya keberagaman sebagai bangsa Indonesia, penting untuk selalu mendapatkan yang terbaik. Saya berpesan agar kita tetap menjaga dan berpedoman dengan ideologi Pancasila,” tandas Idham yang mendapatkan gelar Guardian of Pancasila dari panitia akibat aktivitasnya yang getol mensosialisasikan Pancasila.

Maya Fitria, Dosen UIN Sunan Kalijaga dan Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta yang menjadi pembicara lain menyampaikan, di era millenial ini, banyak anak muda yang kesulitan berkomunikasi dengan generasi tua. Teknologi memungkinkan kesetaraan, dan akibatnya norma-norma menjadi hilang ketika berkomunikasi lewat media sosial.

“Norma-norma itu harus kita jaga supaya komunikasi berjalan baik,” ujarnya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.