Berita Nasional Terpercaya

Pemanfaatan TI dalam Manajemen Bencana Penting

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Indonesia memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir dan kekeringan. Hal ini terjadi karena Indonesia berada di atas tiga tumbukan lempeng benua, yakni Indo-Australia dari sebelah Selatan, Eurasia dari Utara dan Pasifik dari Timur. Karena itu, perlu adanya manajemen bencana menggunakan teknologi informasi untuk memudahkan penanggulangan bencana agar menekan jumlah korban jiwa maupun harta benda.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

“Mitigasi dan manajemen bencana memerlukan sentuhan teknologi informatika. Rekayasa teknologi sangat penting agar penanganan bencana bisa dilakukan secara cepat dan akurat,” kata Prof Sarwidi MSCE PhD IPU, Pengarah BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) di Kampus FTI UII, Kamis (21/3/2019).

Menurut Prof Sarwidi, selain harus cepat dan akurat, penanganan bencana memerlukan transparansi dan akuntabilitas. Transparansi menyangkut sumber dan penggunaan dana bantuan, terutama yang berasal dari institusi serta transparansi menyangkut kebutuhan dan suplai setelah terjadi bencana. Sedangkan akuntabilitas menyangkut pertanggungjawaban donasi yang masuk.

Terkait bencana alam di DIY, menurut ahli rekayasa gempa dari UII ini, terjadinya luapan air, banjir hingga longsoran tanah di Imogiri, Bantul dan Gunungkidul, ‘memaksa’ BNPB menyusun peta rawan bencana, terutama di dua wilayah itu. “Kami akan menyusun peta tersebut dengan menggandeng akademisi dari UII hingga diketahui wilayah mana saja yang masuk zona hijau, kuning atau merah,” ujar Prof Sarwidi.

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

Sementara Ketua Prodi Teknik Informatika, Program Sarjana FTI UII Dr R Teduh Dirgahayu ST MSc mengatakan, banyak ruang yang bisa didukung teknologi informatika terkait penanganan bencana, meski disiplin ilmu lain pun sangat diperlukan. Pelibatan teknologi informatika, menurut Teduh, tentu memerlukan personil yang memadai. Untuk itu, UII tengah mengembangkan wawasan mahasiswa, terutama tentang peran yang bisa diambil dalam penanganan bencana.

Teduh menyatakan, prodi yang dipimpinnya tengah membangun sistem, melakukan penelitian dari kasus-kasus bencana yang telah terjadi untuk kemudian diangkat ke dalam topik-topik penulisan. Dengan 16 dosen pengampu dan empat mata kuliah, UII meyakini mahasiswa mereka akan memiliki kemampuan yang cukup menyangkut penanganan bencana.

Oktanto Dedi Winarko dari Solusi 247 mengungkapkan, banyak peluang yang bisa dimasuki industri terkait dengan penanganan bencana. “Selain mendukung berbagai penelitian, kami pun telah memproduksi beberapa tools, seperti alat pengukur keretakan bangunan, radar cuaca portabel hingga radar pendeteksi tsunami,” kata Oktanto. (lip)

Baca juga: 13 Universitas Jurusan Akuntansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

Leave A Reply

Your email address will not be published.