Berita Nasional Terpercaya

Program Peningkatan Kualitas Kesehatan Balita untuk Atasi ‘Stunting’

0

YOGYA, BERNAS.ID – Dinas Kesehatan Kota Jogja kini sedang mematangkan rancangan program peningkatan kualitas kesehatan balita yang dilakukan secara komprehensif dengan dukungan dari organisasi perangkat daerah lain. Tujuannya agar tercipta kualitas sumber daya manusia yang baik.

?Rancangan program masih terus dibahas dan dimatangkan. Harapannya, pada awal tahun depan sudah bisa diluncurkan dan dijalankan meskipun masih bertahap,? kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya, Sabtu (3/8/2019).

Menurut Tri, dalam melaksanakan program peningkatan kualitas balita tersebut, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tidak akan bekerja seorang diri tetapi dibantu oleh organisasi perangkat daerah lain agar hasilnya maksimal.

Beberapa permasalahan yang dihadapi balita, lanjut dia, di antaranya adalah risiko bayi mengalami stunting karena memiliki panjang lahir kurang dari 48 centimeter dan mengalami gizi kurang atau buruk dalam tumbuh kembangnya.

Ia mengatakan, stunting, gizi kurang, dan gizi buruk tersebut berpotensi mempengaruhi kecerdasan anak di masa yang akan datang sehingga harus diantisipasi sejak dini.

Pada 2018, potensi stunting pada bayi di Kota Yogyakarta masih cukup tinggi yaitu sekitar 21 persen dari total kelahiran. Bayi yang berpotensi mengalami stunting tersebut perlu dipantau tumbuh kembangnya dan dipastikan memperoleh air susu ibu eksklusif selama enam bulan dilanjutkan pemberian makanan tambahan yang bergizi.

Sedangkan angka balita yang mengalami gizi kurang di Kota Yogyakarta juga masih cukup tinggi yaitu sekitar 7,9 persen atau masih di atas target nasional yaitu maksimal lima persen. Sementara itu, untuk permasalahan gizi buruk berada pada angka 0,85 persen atau di bawah target nasional yaitu maksimal satu persen.

?Masalah gizi yang dialami balita tidak hanya gizi kurang dan buruk, tetapi juga gizi berlebih. Di Kota Yogyakarta, angka bayi dengan gizi berlebih juga tinggi mencapai 3,42 persen dari target nasional yang ditetapkan yaitu maksimal 2,5 persen,? ujarnya.

Berbagai permasalahan yang dialami bayi dan balita tersebut, menurut Tri tidak bisa dipisahkan dari kondisi kesehatan ibu selama masa kehamilan bahkan dipengaruhi saat masih berusia remaja yaitu mengalami anemia.

Angka anemia di kalangan remaja putri di Kota Yogyakarta juga tinggi yaitu 48 persen, bahkan ibu hamil yang mengalami anemia juga cukup banyak yaitu 35 persen.

?Anemia saat remaja yang diikuti anemia saat hamil berpotensi melahirkan bayi stunting. Ada benang merah dari masalah ini yang harus diatasi bersama secara komprehensif,? katanya.

Dirinya berharap, program peningkatan kualitas balita yang dilakukan secara komprehensif tersebut bisa memberikan hasil maksimal, bahkan diharapkan dapat menekan potensi risiko bayi mengalami stunting. 

?Harapannya, dalam waktu lima tahun angka stunting bisa turun cukup signifikan,? tandasnya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.