Sri Sultan Hamengkubuwono X Dianugerahi Doktor Honoris Causa oleh UNY
SLEMAN, BERNAS.ID- Setelah satu setengah tahun persiapan, hari ini Kamis pagi (5/9), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menganugerahan gelar Doktor Honoris Causa pada Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam bidang Pendidikan Karakter di Auditorium UNY. Gelar Doktor Honoris Causa ini menjadi yang ketujuh diterima Raja Ngayogyakarta Hadiningrat ini.
Saat membuka orasi ilmiahnya, Sri Sultan mengatakan bahwa pemberian gelar doktor honoris causa di bidang Pendidikan Karakter ini merupakan sebuah kehormatan besar. “Tentunya keputusan penting di bidang akademik ini telah melalui kajian secara cermat dan mendalam atas semua materi karya tulis saya,” katanya.
“Yang sangat mungkin telah ditelaah sudah ditelaah oleh Tim Seleksi terhadap subtansi materi yang tertuang dalam buku, jurnal nasional, orasi ilmiah, pidato kunci, sarasehan, artikel, paparan, atau dan opini yang pernah saya sampaikan baik selaku gubernur atau Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat,” imbuhnya.
Mengakhiri orasi ilmiahnya, Sri Sultan memohon doa restunya agar selalu diberi keteguhan sikap batin, moralitas, dan kearifan dalam mengamalkan ilmu di tengah-tengah masyarakat- bangsa dan masyarakat antarbangsa, khususnya di bidang Pendidikan Karakter.
Sebelumnya, dalam konferensi persnya, Rektor UNY, Sutrisno Wibowo mengatakan persiapan pemberian gelar doktor honoris causa ini dimulai dengan mengumpulkan karya-karya dan CV Sri Sultan sebagai Gubernur dan Raja dari sumber-sumber yang didapatkan, terutama dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. “Keistimewaan
pendidikan di DIY ini tidak lepas dari budaya,” ujarnya di Ruang Sidang Senat, Gedung Rektorat, Selasa 3 September 2019 lalu.
Rektor Sutrisno mengatakan kita beruntung punya bahasa Indonesia sehingga harapannya di tempat lain pendidikan berbasis budaya masing-masing atau menggunakan local wisdom bisa diterapkan. “Kami ingin semangat meng-Indonesia itu dengan budaya. Saya anggap keragaman itu bukan perbedaan. Tiap daerah itu hampir pasti memiliki kekayaan budaya sehingga semangatnya nasional disertai keragaman dan toleransi, lalu terjadi integrasi nasional,” ujarnya.
Sedangkan, Prof Suminto A Sayuti selaku co-promotor pengusul doktor honoris causa untuk Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan Ngarso Dalem memang tidak pernah memerintahkan pendidikan karakter dengan budaya dan pendidikan budaya secara instruktif meski ada peraturan pemerintah kurikulum berbasis budaya satu-satunya di Indonesia. “Namun, Gubernur DIY mendirikan Akademi Komunitas di Jalan Parangtritis. Lalu, dimunculkannya desa budaya di seluruh DIY. Alumnus Akademi Komunitas menjadi pendamping desa budaya,” jelasnya.
Selain itu, Menurut Prof Suminto Ngarso Dalem setiap tahunnya melalui Pemda DIY memberikan anugrah seni dan budaya kepada seniman dan budayawan melalui Dinas Kebudayaan. “Jadi ada kesadaraan pendidikan sebagai proses pembudayaan dan pendidikan karakter. Ini yang menjadi titik tolak pemberian gelar doktor honoris causa,” ujarnya.
“Beliau tidak hanya melakukan pendidikan, tapi melakukan praktek dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya lagi ada pertunjukan ketoprak mtaram, beliau turun langsung menonton, bahkan minta ada sandiwara mataram. Beliau pun minta diberdayakan dan dikembangkan juga kebudayaannya,” tandasnya.
Daftar Gelar Doctor Honoris Causa yang diterima Sri Sultan Hamengku Buwono X
Tanggal 29 September 2015, menerima Doctor of Honoris Causa dalam bidang hukum dari University of Tasmania Australia, Hobart, dengan pidato pengukuhan berjudul ?Manunggaling Kawula Gusti: Pilar Utama Demokrasi Budaya, Keadilan Sosial, dan Toleransi Masyarakat Yogyakarta?
5 Oktober 2013 menerima Doctor of Honoris Causa dalam University Tun Hussein Onn, Johor Malaysia, dengan pidato Manajemen Bencana dengan pidato pengukuhan berjudul ?Menjalin Mitra-Saling Berbagi, Bangkit Bersama-Genggam Harapan?.
10 April 2013 menerima Doctor of Honoris Causa dalam bidang Kebudayaan dari University of Meliksyah, Kayseri, Turkey dengan pidato pengukuhan berjudul ?Turki-
Indonesia: Beriringan Membangun Peradaban Dunia?.
27 Desember 2013 menerima Doctor of Honoris Causa dalam bidang Seni dan Pertunjukan dari Institute Seni Indonesia, Yogyakarta, Indonesia. dengan pidato pengukuhan berjudul ?Ajaran Sang Amurwabumi: Sumber Acuan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa?.
19 Desember 2011 menerima Doctor of Honoris Causa dalam bidang Humanity dari Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia dengan pidato pengukuhan berjudul ?Menggugah Hati, Mengetuk Nurani, Membangun Peradaban Berbasis Nilai-nilai Kemanusiaan?.
11 September 2009 menerima Doctor of Honoris Causa dalam bidang politik dari Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, South Korea dengan pidato pengukuhan berjudul ?Era Baru Hubungan Korea-Indonesia?. (jat)