Berita Nasional Terpercaya

Pers Diminta Pegang Teguh Prinsip Jurnalistik, Tak Jadi Media Abal-abal

0

YOGYA, BERNAS.ID – Dalam menjalankan tugas dan perannya, pers harus senantiasa berpegang teguh pada prinsip-prinsip kode etik jurnalistik. Dengan demikian kerja pers menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya mendorong kehidupan berdemokrasi yang lebih baik dan membawa kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Anggota Dewan Pers Ahmad Djauhar dalam Workshop Peliputan Pasca Pemilihan Legislatif dan Presiden 2019 yang digelar Dewan Pers, Kamis (3/10/2019) di Yogyakarta.

Untuk bisa berpegang teguh pada prinsip jurnalistik, uji kompetensi menurutnya penting ditempuh wartawan. Sebab saat ini banyak wartawan abal-abal yang tidak kompeten yang cenderung menimbulkan ekses negatif.”Dan ini sangat meresahkan, jumlahnya luar biasa banyaknya,” ujarnya.

Dirinya memaparkan, berdasar data akhir 2018, terdapat 47.000 media di Indonesia, baik cetak maupun elektronik, termasuk online. Sekitar 43.500 di antaranya adalah media online.”Banyak media yang abal-abal yang menyaru-nyaru, misalnya Koran Pemberantas Korupsi, pakai seragam tulisannya KPK, ujung-ujungnya minta uang,” ujarnya.

Ia mengaku, hingga saat ini baru 3470 media saja yang sudah diverifikasi oleh pihaknya. Ini belum ada sepuluh persen dari total media massa yang eksis.”Anggota kami cuma sembilan orang. Itu yang susah,” ujarnya.

Sementara jumlah media cetak di Indonesia menurutnya pada medio 2018 sekitar 744 judul, merosot dari 1.218 judul pada tahun 2015, 811 judul pada 2016, dan 793 judul di 2017.

Dan saat ini menurutnya ada dua organisasi media online yang sudah diakui di Dewan Pers yakni Asosiasi Media Siber Indonesia atau AMSI dan Serikat Media Siber Indonesia.

Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan yang menjadi pembicara lain dalam acara ini menjelaskan, di DIY, media massa di dalam beberapa pemberitaan masih keliru menyebut informasi teknis. Misalnya keliru menyebut jabatan anggota KPU, atau keliru menulis tanggal tahapan pemilu.

“Masih ada berita yang hoaks, kalau judulnya diklik isi beritanya beda dengan judulnya,” ujarnya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.