Berita Nasional Terpercaya

Warga Jogja Tanami Kawasan Proyek Mangkrak dengan Jagung

0

YOGYA, BERNAS.ID – Sudah satu bulan lebih proyek perbaikan Saluran Air Hujan di Jalan Babaran, Kota Jogja mangkrak, terhitung sejak tersandungnya proyek itu setelah dilakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Karena tak kunjung mendapat kejelasan, warga memanfaatkan lokasi itu dengan menanam jagung.

Salah seorang warga yang berinisiatif menanami lokasi proyek dengan jagung, Barmadi (62), menjelaskan penanaman itu bukanlah bentuk protes, melainkan supaya mengurangi debu yang bertebaran.

“Supaya tidak berdebu. Tidak ada maksud apa-apa,” ujarnya kepada Bernas.id, Senin (7/10/2019).

Rumah Barmadi berada di sisi utara Jalan Babaran, tepat di sebelah lubang-lubang proyek. Di rumah itu ia berjualan bensin eceran dan kelontong, sehingga perlu rajin menyirami areal depan rumahnya. Ia telah menanam jagung sekitar dua pekan. Sampai saat ini, Barmadi belum mendapat kepastian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja terkait bagaimana kelanjutan proyek.

“Ya ditanami jagung saja. Itu ada bayam juga tapi tidak saya tanami, tumbuh sendiri. Biasanya saya siram pagi sesudah subuh,” ujarnya.

Barmadi mengeluh, karena dengan mangkraknya proyek, kendaraan jadi sudah lewat. Omset para pedagang di kawasan tersebut yang merupakan warga setempat menurutnya menurun drastis.

“Perekonomian menurun karena, orang lewat susah. Jualan apapun sate, soto, lotek, dan sebagainya di sini jadi tidak laku,” ungkapnya.

Barmadi mengakui, semenjak ada peoyek, toko kelontong miliknya menjadi nyaris tidak laku. Ia hanya menggantungkan pendapatan dari berjualan bensin eceran. Itupun menurun omzetnya akibat adanya proyek tersebut.

“Dulunya sehari bisa laku 50 liter. Sekarang cuma 15 liter sehari. Sepi tapi ya bertahan,” tuturnya.

Ia berharap Pemkot Yogyakarta bisa segera menyelesaikan masalah ini. Supaya perekonomian warga bisa terus berjalan.

“Kalau kelamaan kasihan orang sini yang kebanyakan berjualan,” tandasnya.

Ketua RT 38 Babaran, Joko Prakoso, mengakui, Pemkot Jogja sampai saat ini belum memberi kepastian kepada warga terkait proyek mangkrak tersebut. Ia mengeluhkan kondisi jalan yang menjadi sempit, tidak bisa dilewati mobil, dan penuh debu.

Di samping itu ia juga khawatir karena sebentar lagi musim hujan, lubang-lubang proyek akan rawan digenangi air. Sebab biasanya jika musim hujan sering muncul genangan air di Jalan Babaran.

“Kalau air menggenang dan lubang masih ada maka akan sangat membahayakan karena tidak terlihat oleh pengendara,” ujarnya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.