Berita Nasional Terpercaya

Alumni UGM Setia Pancasila, Menolak Politisasi Agama di Kampus

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Forum Madani menolak politisasi agama di kampus. Untuk itu, Alumni UGM Setia Pancasila mengeluarkan pernyataan sikap menyikapi perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini seperti kuliah umum yang mengundang Ustad Abdul Somad di Masjid Kampus UGM.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

Dalam paparannya, berdasarkan riset Setara lnstitute bulan Mei 2019 mengatakan, Alumni UGM Setia Pancasila menyebut bahwa bterdapat 10 perguruan tinggi negeri (PTN) di lndonesia yang terpapar paham lslam radikal (Islam Fundamentalisme). Adapun ke-10 PTN tersebut yakni Ul, ITB, UGM, UNY, UIN Jakarta dan Bandung, IPB, UNBRAW, UNIRAM, dan UNAIR.

Alumni FIB UGM Angkatan 87, Yuni Satia Rahayu menyebut dalam riset Setara lnstitute, ada kelompok keagamaan yang bersifat ekslusif melahirkan wacana yang kebenarannya diyakini sendiri. “Dominan wacananya secara umum berpegang teguh pada Islam yang terzdolimi, Islam harus waspada. Mereka hanya meyakini yang mereka pelajari dan cenderung waspada kepada yang berpikir berbeda,” ujarnya saat konferensi pers di UC UGM, Jumat 11 Oktober 2019.

Mengenai rencana kuliah umum Ustad Abdul Somad yang diminta dibatalkan oleh pihak Rektorat UGM, Yuni mengatakan tindakan tersebut sebagai sikap kewaspadaan UGM atas berkembangnya anasir-anasir paham radikalisme di kampus UGM. “Selain itu, UGM juga ingin menjaga jati diri sebagai kampus rakyat yang setia menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dalam bingkai NKRI serta dasar negara Pancasila,” katanya.

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

Alumni UGM Setia Pancasila ini juga mengomentari panggung politik lndonesia beberapa tahun ini yang banyak diwarnai oleh konflik agama yang tampaknya memang sengaja dipolitisir untuk kepentingan tertentu. “Sebut saja sejak Aksi Bela Agama 411, Aksi Bela Ulama 212 hingga berhembus gerakan untuk menegakkan sistem Khilafah di Indonesia. Sejak itu konflik horizontal terjadi terus-menerus,” bebernya.

Yuni meyakini konflik sosial semacam itu dikhawatirkan menyebabkan disintegrasi bangsa. “Pada faktanya telah banyak terjadi perpecahan hubungan sosial antarwarga bahkan antarkeluarga. Hal ini bukanlah perkara kecil yang dapat diabaikan begitu saja dan menuntun keseriusan untuk segera disikapi dengan tegas. Bukan oleh kalangan akademisi saja tapi juga oleh seluruh rakyat lndonesia,” urainya.

Sedangkan, Agung Wibawanto, alumni Fisipol UGM 89 mengatakan pernyataan sikap alumni ini dipicu keprihatinan yang terjadi beberapa akhir tahun ini. Ia mengatakan bagaimana mungkin sebuah negara besar yang diakui dunia, tapi memiliki banyak persoalan, misal gerakan Aksi Bela Agama, Penganiayaan Ninoy Karundeng, dan Penusukan Menkopolhukam.

Agung juga mengatakan adanya kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pergantian ideologi Pancasila menjadi suatu yang lain, bahkan berkembang sampai ke tingkat-tingkat kampus. “Kita sampai pada satu kesimpulan, kita menangkap gejala pengembangan paham radikalisme. Banyak terjadi misalnya video-video yang viral, bahkan di diskusi terbuka atau di kelas-kelas sekolah yang meneriakkan khilafah,”ucapnya.

Sekali lagi, Agung menyebut pernyataan sikap ini agar masyarakat tahu bahwa alumni UGM punya suara, berhak menyatakan sesuatu. “Kepada UAS bukan kepada person, tapi tidak setuju kepada narasi yang dia sampaikan seperti khilafah dan menjelekkan agama lain,” ujarnya.

Baca juga: Daftar Universitas Kuliah Jurusan Bisnis Manajemen di Indonesia

“Ini yang menjadi keprihatinan kita sehingga jangan sampai di mesjid kampus membahas itu. Anehnya, mahasiswa tidak menjadikan itu suatu masalah utama, kenapa?” tuturnya.

Untuk itu, Alumni Universitas Gadjah Mada Setia Pancasila menyatakan sikap, yaitu: 

1. Mendukung secara moril kepada Rektorat UGM atas sikap dan kebijakannya yang selama ini menjaga keutuhan NKRI serta setia kepada Pancasila; 

2. Menolak segala bentuk politisasi agama yang bertujuan bagi pengembangan faham radikalisme

3. Mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk senantiasa menjaga kesatuan dan persatuan dalam blngkal NKRI dan dasar negara Pancasila.

4. Menolak sikap dan praktik anarkis termasuk pemaksaan kehendak dalam penyelesaian masalah bangsa. (jat)

Baca juga: 13 Universitas Jurusan Akuntansi Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

Leave A Reply

Your email address will not be published.