Berita Nasional Terpercaya

Workshop Kandang Kebo: Selamatkan Jejak Peradaban dengan Tulisan

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Pengelolaan dan pelestarian situs, jejak dan peninggalan sejarah harus menjadi kesadaran bersama. Dan, institusi terkait perlu melibatkan beragam komunitas yang mempunyai kepedulian, empati pada jejak peradaban bangsa.

Pada saat yang sama, masyarakat perlu diedukasi agar memiliki kesadaran sejarah. Sehingga turut aktif membantu menjaga jejak sejarah yang ada.

Demikian benang merah sarasehan ?Sejarah dan Kebudayaan? dalam rangka penutupan workshop penulisan dan blusukan sejarah kerjasama Komunitas Kandang Kebo dengan Direktorat Sejarah Kemendikbud RI, Minggu (1/12/2019), sekaligus penutupan workshop ditandai dengan penyerahan apresiasi lomba penulisan artikel sejarah.

Sekaligus juga penutupan rangkaian acara event kesejarahan kerjasama antara Direktorat Sejarah Kemendikbud dengan Komunitas Kandang Kebo yang sudah berlangsung sejak 25 Agustus 2019 lalu.

Dalam pengantarnya, pimpinan Komunitas Kandang Kebo, Dr Maria Tri Widayati, mengapresiasi peserta yang datang dari berbagai kota di Jawa. ?Apa yang kita kerjakan merupakan sumbangsih bagi budaya dan peradaban bangsa,? kata Maria Tri Widayati.

Meskipun hal ini baru langkah awal dan kecil cakupannya, tetapi bagi Maria masih terbuka peluang untuk kerja budaya berikutnya.

Kepala Bidang Dokumentasi, Sarana dan Prasarana Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Wasita, SS, MAP, juga mengapresiasi kerja budaya yang digerakkan Komunitas Kandang Kebo. Dan pihaknya membuka diri untuk kerjasama dalam rangka melestarikan dan mengembangkan beragam objek pemajuan kebudayaan yang ada di Sleman.

?Kebudayaan yang dimiliki Sleman sangat beragam dan berasal dari berbagai periode sejarah,? kata Wasita, yang menambahkan dengan blusukan dan mendokumentasikan akan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.

Dalam acara yang dimoderatori Dr Minta Harsana (UNY) juga ditampilkan sepuluh pemenang penulisan artikel sejarah.

Dalam kesempatan itu, Wahjudi Djaja, SS, M.Pd dari STIEPAR API Yogyakarta selaku pendamping workshop penulisan sejarah, menyampaikan pentingnya menggerakkan budaya literasi kesejarahan.

Sejarah bisa ditulis oleh siapapun. Tanpa harus kuliah di jurusan sejarah. ?Dengan semakin banyak tulisan sejarah, semakin banyak tersedia bahan bacaan dan referensi tentang masa lalu bangsa,? ungkap Wahjudi Djaja.

Inti pendidikan karakter dan revolusi mental, menurut Wahjudi Djaja, adalah kecintaan pada akar tradisi budaya. ?Kita tak ingin bangsa ini menjadi amnesia hanya karena kita enggan membuka dan menulis masa lalu,? ungkapnya.

Pada bagian lain, Wahjudi memotivasi peserta workshop agar berani menggerakkan penelusuran dan pendokumentasian jejak sejarah di wilayah masing-masing.

?Jangan berhenti dan merasa puas dengan dibukukannya blusukan Anda. Ini memang merupakan cenderamata peradaban, tetapi harus menginspirasi kita semua untuk melacak dan mencatat peradaban bangsa yang begitu agung di masa lalu,? katanya lagi. (fan)

Leave A Reply

Your email address will not be published.