Berita Nasional Terpercaya

Yogya Digegerkan Tepuk Pramuka Bernuansa SARA

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Pembina Pramuka asal Gunungkidul, Yogyakarta yang menjadi Pembina Kursus Mahir Lanjutan (KML) Kwarcab Kota Yogyakarta bikin heboh. Dia mengajarkan tepuk Islam dengan ye-yel bernuansa SARA, ?Islam Yes, Kafir Kafir no? ke para siswa saat praktik KML di SDN Timuran Yogyakarta.

Peristiwa itu, Jumat (10/1) sekitar pukul 10.00 sampai 11.00 WIB. Tepuk bertendensi sectarian tersebut terungkap setelah salah satu orangtua murid mengajukan protes. K tidak terima setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri ada pembina Pramuka mengajarkan tepuk seperti itu.

?Hari Jumat kemarin saya jemput anak ke sekolah. Karena anak belum keluar kelas, saya menunggu sambil lihat praktik pembinaan dari Kwarcab. Yang dibina siswa kelas atas,? kata K.

Diceritakan K, awalnya semua siswa diminta bernyanyi secara normal. Lalu tiba-tiba salah satu pembina putri masuk dan mengajak anak-anak ?tepuk Islam?.

?Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel ?Islam Islam Yes, Kafir Kafir No?,? ungkap K.

Menyaksikan itu, K langsung protes ke salah satu pembina senior di SDN Timuran. Ia tak terima dan menganggap apa yang diajarkan peserta KML itu telah mencemari kebhinekaan Pramuka. Seketika itu juga pembina senior tersebut meminta maaf ke K.

Kata K, dalam hal ini sekolah sama sekali tidak tahu menahu peristwa ini. Karena Pembina praktik KML dari Kwarcab.

?Sekolah hanya ketempatan saja untuk praktik. SDN Timuran termasuk yang operan dengan keberagaman,? tuturnya.

Kepala SDN Timuran Kota Yogyakarta Esti Kartini mengakui bahwa pihaknya menerima praktik KML yang diadakan Kwarcab Kota Yogyakarta, Jumat (10/1). Ia memastikan pengajar tepuk rasis itu bukanlah stafnya.

?Itu yang mengajarkan tepuk rasis bukan pembina kami. Kami hanya ketempatan, itu kegiatan dari Kwarcab Kota. Nanti kami akan klarifikasi Kwarcab,? tegas Esti di kantornya di Jalan Prawitaman, No. 1, Kota Yogyakarta.

Sementara itu, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengakui bahwa ada salah satu peserta KML yang sempat mengajarkan tepuk tak semestinya kepada siswa SDN Timuran.   Adapun yang mengajarkannya adalah pembina Pramuka dari Gunungkidul.

?Pembina Pramuka asal Gunungkidul itu langsung ditegur oleh salah satu pimpinan Kwarcab Kota Yogyakarta yang ada di lokasi. Pimpinan Kwarcab juga telah meminta maaf secara terbuka ke peserta KML dan meminta agar salam rasis ini dianggap tidak pernah terjadi,? ujar Heroe.

Ketua Kwarcab Pramuka Gunungkidil Bahron Rasyid juga angkat bicara. Dia menyatakan akan menindaklanjuti kasus ini.

?Saya belum tahu detailnya, nanti saya cek dulu. Akan saya cari identitas pembina Pramuka yang mengajarkan tepuk tangan rasis tersebut, dan kronologinya bagaimana,? pungkas Bahron.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menilai apa yang diajarkan oleh peserta KML dari Gunungkidul tersebut tidak pas dan tidak patut diajarkan kepada siswa SDN Timuran Kota Yogyakarta. (sbh)

Leave A Reply

Your email address will not be published.