Berita Nasional Terpercaya

Personal Branding Penting untuk Lamar Beasiswa

0

Bernas.id – Langganan juara kelas di sekolah, nilainya gemilang dengan berbagai angka 8 dan 9. Sertifikat kejuaraan bertumpuk dan sering menang di berbagai kompetisi akademik dan non akademik. Referensi yang diberikan menggambarkan sosok yang luar biasa dan tak ada cela. Sepertinya sudah jaminan untuk dapat diterima saat melamar beasiswa. Namun, yang terjadi jauh dari angan-angan. 

Ternyata penyebabnya adalah personal branding yang tidak dijaga sejak awal. Di era digital saat ini, banyak perekrut beasiswa maupun karyawan perusahaan tidak hanya melihat pelamar dari apa yang dikirimkan dalam aplikasi saja. Mereka akan melihat jejak digital dari para pelamar melalui berbagai akun media sosial mereka dan menilai dari konten yang diunggah sekaligus cara mereka berinteraksi dengan para pengikutnya. 

Para generasi Z dan Milenial yang terlahir di abad 21 menggunakan media sosial sebagai hal yang lumrah untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan teman dan sanak saudara. Hanya saja, belum pernah ada yang mengarahkan mereka untuk mengatur konten apa saja yang bisa meningkatkan citra personal brandingnya. Seringkali mereka beranggapan karena media sosial adalah milik pribadi, maka mereka bebas untuk mengunggah konten-konten apa saja yang mereka suka. Tanpa memperhatikan jika ada yang tersinggung atau tidak berkenan atas kontennya. 

Personal branding sudah bisa mulai dibangun sejak seseorang menginjak usia 14 atau 15 tahun, di saat ia masih menjadi murid sekolah menengah pertama. PricewaterouseCooper (PwC) mendefinisikan personal branding di 2 hal. Pertama, sebagai apa personal pribadi dikenal, dan yang kedua, bagaimana pengalaman orang berinteraksi dengan pribadi. Media sosial seharusnya dipenuhi dengan apa yang selama ini sudah bisa dilakukan dan bagaimana melakukannya. 

Sementara, apa yang biasanya dilakukan saat usia 14-15 tahun? Memang masa tersebut merupakan masa remaja yang berani menantang dan berperilaku keluar jalur tanpa memikirkan efeknya di masa depan. Seperti mengunggah postingan yang mengejek, ngeprank atau candaan-candaan yang bisa menyinggung perasaan orang. Sudah saatnya lihat kembali konten-konten apa yang terunggah dan memastikan bahwa media sosial yang dibuat memang menjalin hubungan yang baik dengan para pengikut yang ada. 

Melamar beasiswa memang harus menonjol dari banyak pelamar yang ribuan jumlahnya. Jika ingin serius melamar beasiswa, cek terlebih dahulu bagaimana jenis konten yang sudah ada di media sosial. Apakah selama ini konten positif dan membangun atau lebih banyak mengejek dan menjatuhkan orang. Tutorial Beasiswa dari Universitas Mahakarya Asia memberikan langkah-langkah strategis mempersiapkan beasiswa bukan hanya mengesankan di atas kertas, tetapi juga memberi kesan baik di media sosial.   

Leave A Reply

Your email address will not be published.