Berita Nasional Terpercaya

Arsitektur Ekonomi Pasca Pandemi Bergantung pada Kecepatan Penyerapan Dana PEN

0

Bernas.id – Beberapa negara sudah mengumumkan resesi dan Indonesia dipastikan akan mengalami hal yang sama jika penyerapan dana PEN tidak segera belum sesuai target yang direncanakan. Hal ini tersampaikan pada webinar Konferensi Tengah Tahun Seri 3 yang diselenggarakan oleh INDEF, yang mendatangkan narasumber dari Kementerian BUMN, KADIN, dan INDEF. 

Webinar dimulai dengan pemaparan bapak Kartika Wirjoatmodjo sebagai Wakil Menteri BUMN, mewakili Erick Thohir yang berhalangan hadir. Kartika menjelaskan bahwa fokus BUMN pada percepatan pemulihan ekonomi adalah dengan menjaga daya beli masyarakat dan survivability (daya bertahan) dari UMKM, penanganan kesehatan dan penemuan vaksin, serta penyiapan penyerapan tenaga kerja dengan proyek padat karya. 

Tidak hanya itu, Kartika memaparkan program-program dari BUMN seperti PLN yang akan memberikan listrik gratis kepada 24 juta pelanggan 450VA, dan diskon listrik kepada 7.7 pelanggan 900VA. Telkom Indonesia juga akan memberikan subsidi pulsa dan kuota untuk akses penanganan pandemi dengan total nilai 1.7T.

Ketua Umum KADIN Rosan Roeslani menyambut baik program-program dari BUMN tersebut, namun masih dirasa belum progresif untuk bisa menghindari Indonesia dari resesi. Rosan memulai dengan menunjukkan angka perbandingan orang yang dites Covid-19 per satu juta orang di Indonesia hanya berkisar di angka 3.458, berbeda dengan di negara tetangga Singapura yang melakukan tes sampai 129.503. Yang berarti, potensi naiknya angka positif Covid-19 di Indonesia masih akan meningkat yang pasti akan menghambat kegiatan perekonomian. 

Sementara, dari data ADB menunjukkan hampir separuh UMKM di Indonesia sudah menutup seketika dan 30% mengalami penurunan pasar domestik. Hanya 13% saja UMKM yang menyatakan usahanya lebih baik dari sebelum pandemi, menjadikan 87% harus dijadikan prioritas bantuan. Rosan menegaskan bahwa serapan PEN yang lambat akan berpengaruh pada upaya pemerintah mendorong perekonomian di tengah tekanan. 

Hal ini dikuatkan oleh pemaparan Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad yang menegaskan Indonesia jelas akan mengalami resesi jika penyerapan PEN, terutama di sektor bantuan sosial yang baru mencapai 38% tidak segera ditingkatkan. Mengingat pemberian bantuan kepada UMKM tidak akan ada hasilnya jika angka permintaan pasar tidak bisa naik jika masyarakat tidak mampu membeli dan tidak dibantu dengan bantuan sosial. 

Di akhir Juli 2020, anggaran program pemulihan ekonomi masih dibawah 20% dam penyerapan anggaran hingga triwulan III 2020 masih mengalami kendala administrasi, regulasi, sasaran, dan hambatan teknis.  Hal ini tentu harus segera mendapatkan solusi dan penanganan serius dari pemerintah dan jajarannya untuk menghindari kondisi ekonomi Indonesia yang lebih terpuruk dan susah untuk bangkit kembali. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.