Berita Nasional Terpercaya

Begini Respons UNU Terkait Pencatutan Nama Universitas oleh Pelaku Pelecehan Seksual

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Setelah mencermati perkembangan informasi dari berbagai pihak baik dari daring maupun langsung, terkait dengan pengakuan seseorang (BA) yang sering mengatasnamakan diri sebagai dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, seperti pada video yang sudah banyak tersebar di media sosial, pihak universitas pun menyampaikan klarifikasi. Pihak kampus merasa dirugikan dengan aksi BA yang sudah mengaku melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah wanita dengan dalih penelitian ilmiah.

“UNU Yogyakarta adalah kampus yang selalu mengedepankan nilai-nilai Nahdlatul Ulama yang berlandaskan ajaran Islam ahlussunaah waljamaah dan menjunjung tinggi akhlaqul karimah, maka segala jenis penyimpangan baik secara hukum maupun syariat serta merugikan banyak orang, tidak dapat ditolerir sedikitpun,” tegas Ketua LPPPM UNU Muhammad Mustafid mewakili rektor, Selasa (4/8/2020) di kampus UNU.

Ia menambahkan, UNU Yogyakarta sangat peduli pada perlindungan terhadap perempuan. Wujud dari peduli ini menurutnya adalah dengan adanya Pusat Studi Gender (PSG) dan Pusat Studi Ketahanan Keluarga (PSKK) sejak 2018.

“UNU Yogyakarta sangat menyesalkan kejadian tersebut dan berempati terhadap korban-korban dari perilaku BA,” katanya.

Karena itu, UNU Yogyakarta kini membuka pusat aduan (crisis center) dan memberikan fasilitas pendampingan bagi para korban oleh PSG UNU Yogyakarta bekerjasama dengan PW Fatayat NU DIY dan Lembaga layanan korban kekerasan. Pengaduan dapat dikirimkan melalui email: [email protected].

Ia menegaskan, yang bersangkutan bukanlah dosen UNU Yogyakarta seperti banyak diberitakan oleh beberapa media. Namun ia mengakui, yang bersangkutan pernah membantu pada tahun 2017 hingga awal 2018 sebagai dosen tamu.

“Untuk materi kepenulisan dan literasi sesuai dengan bidang keahlian yang bersangkutan. Sejak tahun 2018 tidak kami pakai lagi,” ungkap dia.

Ia menegaskan, UNU Yogyakarta merasa dirugikan dan menyesalkan beberapa pemberitaan oleh beberapa media-online yang mencantumkan UNU Yogyakarta pada pemberitaannya terkait masalah BA tanpa adanya konfirmasi ke pihak UNU Yogyakarta.

“UNU Yogyakarta mendorong penuh proses hukum demi kebenaran serta untuk mewujudkan kampus anti kekerasan,” katanya.

Ia menambahkan, BA memiliki kemampuan menulis yang baik, dan ingin bergabung sebagai dosen. Namun karena gelar masternya bukan dari akuntansi, dan profesinya adalah peneliti, maka hal itu enggan dilakukan.

Sementara itu Khotimatul Husna selaku Ketua PW Fatayat NU DIY menjelaskan, pihaknya sudah mendapat aduan Mei 2018 terkait adanya pelecehan oleh BA. Pihaknya langsung membentuk tim investigasi/advokasi menggunakan data chatting dan rekaman suara untuk mengajak bertemu.

“Karena kamu menganggap BA di bawah naungan ini, kami melaporkan ke UNU. Langsung dinonaktifkan sebagai dosen,” katanya.

Pendampingan menurutnya terus dilakukan pada para korban, dan sekarang sudah pulih. Namun kini mereka justru ketakutan ini akan menjadi kasus di pengadilan, dan mereka akan dilibatkan.

“Kalau jumlahnya saya harus cek data berapa orang, karena dari laporan jelas lebih dari tiga orang,” ungkapnya. (den)

Leave A Reply

Your email address will not be published.